Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Januari 2022: Tuduhan
Jika seseorang menyebut Anda idiot dan dengan segera Anda membiarkannya berlalu, maka ejekan tersebut tidak akan mengusik Anda.
Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Januari 2022: Tuduhan (Markus 3:20-21)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Seseorang menyebut Anda idiot. Maka Anda mulai berpikir, "Bagaimana mereka bisa menyebutku idiot? Mereka tak berhak menyebutku idiot! Betapa kasarnya menyebutku idiot! Akan kubalas mereka karena telah menyebutku idiot!"
Dan tiba-tiba saja Anda sadar bahwa Anda telah membiarkan mereka begitu saja menyebut Anda sebagai idiot sebanyak empat kali lagi!
Setiap kali Anda ingat apa yang telah mereka katakan, berarti Anda mengizinkan mereka menyebut Anda idiot. Di sinilah letak masalahnya.
Jika seseorang menyebut Anda idiot dan dengan segera Anda membiarkannya berlalu, maka ejekan tersebut tidak akan mengusik Anda. Di sinilah letak solusinya.
Mengapa membiarkan orang lain mengendalikan kebahagiaan dalam diri Anda?
Tulisan di atas saya kutip dari apa yang dikisahkan oleh Ajahn Brahm dalam bukunya "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya".
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Januari 2022: Melampaui Keanehan
Kisah menarik dan bermakna itu muncul dalam benak, ketika saya membaca catatan singkat penginjil Markus tentang Yesus berikut ini.
"Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi."
Penginjil Markus mencatat, "... mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi." Catatan ini patut direnungkan sejenak.
Kita memang tidak pernah akan tahu, mengapa tuduhan atau pernyataan negatif itu dilontarkan oleh kaum keluarga kepada Yesus. Apa maksud sesungguhnya? Sebab Markus tidak menjelaskannya lebih lanjut.
Barangkali ada di antara kita hanya bisa menduga-duga. Katakanlah, boleh jadi tuduhan itu hanya akal-akalan saja dari kaum keluarga agar aman dan terhindar dari bahaya kebencian orang-orang yang tidak suka.
Mungkin saja keluarga mau "mengamankan" Yesus. Dalam arti "membungkamkan"-Nya untuk sementara waktu, agar mereka tidak terkena akibat "ulah" Yesus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 20 Januari 2022: Saatnya Ikut Tuhan
Bisa jadi juga ada anggota keluarga yang beranggapan bahwa Yesus sudah lepas kontrol, tak lagi bisa menguasai diri-Nya.
Soalnya, Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang. Padahal Ia tidak berpendidikan khusus. Lagi pula Ia mengajar sedemikian rupa sebagai orang yang berkuasa. Hal itu tentu mengundang konflik terbuka dengan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Yang jelas, Markus mencatat bahwa kaum keluarga Yesus begitu berani menyatakan "Yesus tidak waras lagi". Dan pernyataan itu, apa pun motifnya, bernuansa negatif, bukan pernyataan kasih!
Namun menariknya, Markus tidak mencatat bagaimana reaksi Yesus atas pernyataan dari kaum keluarga-Nya.
Kita pun hanya bisa menduga-duga. Tapi sangat boleh jadi memang tak ada reaksi dan tanggapan apa pun dari Yesus.
Kembali kisah dari Ajahn Brahm yang dikutip di atas setidaknya cukup memberi bantuan bagi kita untuk mengambil pesan dari catatan penginjil Markus tentang tuduhan atau pernyataan keluarga terhadap Yesus, "Ia tidak waras lagi".
Pernyataan terakhir dari Ajahn Brahm beri inspirasi bermakna.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 18 Januari 2022: Senjata Hukum
Mengapa kita membiarkan diri untuk mengusik Tuhan yang sedang mewartakan kebaikan-Nya dengan tuduhan atau pernyataan yang tak pantas?
Mengapa kita membiarkan diri untuk mengusik kebahagiaan orang lain? Mengapa kita membiarkan orang lain mengendalikan kebahagiaan dalam diri kita?*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 22 Januari 2022:

Bacaan Pertama: 2 Samuel 1:1-4.11-12.19.23-27
"Para pahlawan gugur di medan perang."
Setelah Saul mati, dan ketika Daud kembali sesudah memukul kalah orang Amalek dan tinggal dua hari di Ziklag, maka datanglah pada hari ketiga seorang dari tentara, dari pihak Saul, dengan pakaian terkoyak-koyak dan tanah di atas kepala.
Ketika ia sampai kepada Daud, sujudlah ia ke tanah dan menyembah.
Bertanyalah Daud kepadanya, "Dari manakah engkau?" Jawabnya kepadanya, "Aku lolos dari tentara Israel."
Bertanyalah pula Daud kepadanya,: "Apakah yang terjadi? Coba ceriterakan kepadaku." Jawabnya: "Rakyat telah melarikan diri dari pertempuran; bukan saja banyak dari rakyat yang gugur dan mati, tetapi Saul dan Yonatan, anaknya, juga sudah mati."
Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat Tuhan dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.
Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan!
Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa.
Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.
Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran!
Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.
Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan.
Betapa gugur para pahlawan dan musnah senjata-senjata perang!
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-3.6-7.8-9
Refrein: Buatlah wajah-Mu bersinar, ya Tuhan, maka kami akan selamat.
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, dengarkan kami, Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan! Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar di depan Efraim, Benyamin dan Manasye! Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Tuhan, Allah semesta alam, berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa? Mereka Kauberi makan ratapan dan Kauberi minum air mata berlimpah; Engkau menjadikan kami pangkal sengketa para tetangga, dan para musuh mengolok-olok kami.
3. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan lagu yang paling indah! Allah merajai segala bangsa, di atas takhta-Nya yang kudus Ia bersemayam.
Bait Pengantar Injil: Kisah Para Rasul 16:14b
Refrein: Alleluya, alleluya
Bukalah hati kami, ya Allah, agar dapat memperhatikan sabda Putra-Mu.
Bacaan Injil: Markus 3:20-21
"Orang-orang mengatakan Yesus tidak waras lagi."
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya masuk ke sebuah rumah.
Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat.
Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka, "Ia tidak waras lagi."
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.