Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 20 Januari 2022: Saatnya Ikut Tuhan

Dari cerita penginjil Markus bahwa saat Yesus keluar dari rumah ibadat dan menyingkir ke danau, ternyata ada "banyak orang yang mengikuti-Nya".

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Pagi Toyota Avanza, sore Suzuki Ertiga, besok Kijang Innova terbaru. Di mana-mana tersedia warteg, kedai kopi. Di depan gereja ada penjual kue. Tak ketinggalan pedagang ketoprak. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik 18 Januari 2022: Merawat Hati dan Nilai Hidup

Minggu pagi saat bangun dari tidur di WA grup masuk pesan ucapan dari teman, "Selamat Hari Minggu". Buka facebook, ada puluhan bahkan ratusan status dengan foto kata-kata atau ungkapan yang diambil dari Kitab Suci.

Masa pandemi ini, ada begitu banyak misa online. Saya tak perlu datang ke gereja. Lho saya bisa ikut siaran langsung dari Bandung, Jakarta, Makassar, bahkan luar negeri koq. Jadwal pun bisa saya sesuaikan dengan waktunya saya.

Saya lalu bertanya diri, apakah saya pun terdorong untuk beranjak pergi, ikut berbondong-bondong mendatangi dan bertemu dengan Tuhan di tempat di mana Dia berada?

Apakah saya tergugah dan tergerak hati menggotong sesama yang sakit dan menderita agar bisa dijamah oleh Tuhan? *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 20 Januari 2022:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: 1 Samuel 18:6-9;19:1-7

"Saul berikhtiar membunuh Daud."

Sesudah Daud mengalahkan Goliat, orang Filistin itu, pasukan-pasukan Israel pulang.

Maka di segala kota Israel, keluarlah wanita-wanita menyongsong Raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”

Maka bangkitlah amarah Saul dengan amat sangat! Perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya, “Kepada Daud mereka perhitungkan berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkan beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun akan jatuh kepadanya.”

Sejak hari itu Saul selalu menaruh dendam kepada Daud. Maka Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawai-pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh.

Tetapi Yonatan, anak Saul itu, sangat suka kepada Daud, sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud, “Ayahku Saul berikhtiar membunuhmu. Oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana. Aku akan keluar dan mendampingi ayahku di padang tempatmu itu. Aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu dan aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu.”

Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya, “Janganlah Raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu. Bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Daud telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan karena dia, Tuhan telah memberikan kemenangan besar kepada seluruh Israel.

Tatkala melihatnya, engkau bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?”

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved