Berita Pemprov NTT
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat Akan Bangun PLTS di Pulau Sumba
panel surya yang akan menyerap sinar matahari dengan menggunakan battery storage, berikut dengan kabel transmisi bawah laut
Laporan Kontributor POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan akan ada dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Sumba. Investasi itu menggandeng investor memanfaatkan sumber daya yang ada.
Hal itu disampaikan Gubernur Viktor, saat menerima kunjungan CEO Tribun Network, Dahlan Dahi bersama rombongan di ruang kerja gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Selasa 18 Januari 2022.
Gubernur Viktor menjelaskan, rencana itu akan dibangun di Kabupaten Sumba Tengah. Hal ini juga merupakan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang terbesar kedua di dunia setelah China dan direncanakan diproduksi pada awal tahun 2024.
Baca juga: BPK Ingatkan Pemprov NTT Segera Susun Laporan Keuangan
"Kalau di China itu 2,2 miliar, kita punya 2 miliar. Ini swasta punya, pemerintah tidak punya uang," kata Viktor.
Dia mengaku kalau investor yang akan melakukan investasi itu adalah dari China. Menurutnya, China mempunyai energi yang paripurna sehingga sudah tepat menghadirkan dalam rencana tersebut.
Energi ini akan disuplai juga ke Perusahan Listrik Negara (PLN) dengan skema pembelian. Dia mengharapkan agar PLN bisa bersinergi untuk menyalurkan energi ini ke konsumen karena tentu akan mempengaruhi harga penggunaan.
Baca juga: Pemprov NTT Sidak Pasar, Jelang Natal dan Tahun Baru 2021
Dia menegaskan, pihak investor juga akan bisa mendapat keuntungan ataupun balik modal hingga 10 tahun. Keuntungan serupa juga akan didapat warga setempat karena mendapat ilmu atau teknologi baru.
Dengan energi ini, nantinya Pemerintah akan mengikuti itu dengan kebijakan salah satunya adalah penggunaan kendaraan listrik di ibu kota Kabupaten/Kota yang ada di NTT.
Konsep itu berdasarkan pada modal energi yang dimiliki, bahkan konsekuensinya adalah pajak pun bisa diturunkan.
Baca juga: Sasando Diklaim Negara Srilanka, Pemprov NTT Beri Peringatan ke WIPO
Mantan Anggota DPR RI itu juga menyingung tentang potensi lain seperti nikel dan mangan yang ada di NTT.
Untuk nikel, gubernur Viktor mengaku kalau investasi itu belum bisa dilakukan kalau smelternya tidak berada di NTT.
Pada pabrik semen, kata Viktor, dibutuhkan pabrik untuk menghasilkan semen sebanyak mungkin karena pembangunan membutuhkan semen yang banyak.
Baca juga: Webinar Pos Kupang-Pemprov NTT: Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT
Bagi gubernur Viktor NTT telah memiliki banyak potensi yang mesti diberdayakan. Keindahan itu, menurut Viktor bisa memberi kesejahteraan bagi masyarakat NTT.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyepkatai investasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau Sumba. Kesepakatan itu dilakukan gubernur Viktor bersama PT. GSE dan mitra kerjanya Sungrow.
Investasi berupa panel surya yang menyerap sinar matahari dengan menggunakan battery storage, berikut dengan kabel transmisi bawa laut yang akan terhubung dengan sistem jaringan listrik Bali dan Nusa Tenggara.
Baca juga: Pemprov NTT Tetap Ikuti Aturan Pemerintah Soal PPKM Jelang Nataru
Investasi pembangunan solar PV dengan potensi energi sebesar 2 GW dan battery storage system dengan estimasi nilai investasi senilai 4 miliar USD. Disebutkan, energi yang dihasilkan juga mampu memasok listrik untuk Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya, potensi tersebut sedang dikaji dalam studi kelayakan yang dilakukan PT. GSE dan direncakan rampung tahun depan. Nantinya, dengan energi yang tersedia, bisa mendorong berbagai pembangunan bahkan investasi lainnya.
"Pengembangan infrastruktur dan pabrik penunjang panel surya dan battery storage yang tentu saja akan berdampak pada penyerapan ribuan tenaga kerja lokal sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. Penggunaan energi surya ini juga dapat menurunkan tarif listrik,” kata Viktor Jumat 8 Oktober 2021 lalu.
Baca juga: Petani Desa Raknamo Kupang Terbantu Dengan Program Tanam Jagung Panen Sapi Pemprov NTT
Dari sumber energi itu juga berpotensi menurunkan tarif listrik dan bisa meringankan beban subsidi Negara ke PLN.
Gubernur Viktor menambahkan, dengan pembangunan PLTS, diharapkan dapat mendukung pencapaian target energi baru terbarukan Indonesia sesuai dengan Paris Agreement 2015 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo.
“Dengan demikian, NTT dapat menjadi pionir dalam pengembangan green economy sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo," ungkap politisi NasDem itu.
Bambang S. selaku Direktur Utama PT GSE dan William Zhou selaku VP International Business Sungrow yang menemui gubernur Viktor menyebut pertemuan dilakukan untuk menegaskan komitmen antara kedua pihak.
"Untuk pembangunan panel surya yang akan menyerap sinar matahari dengan menggunakan battery storage, berikut dengan kabel transmisi bawah laut yang akan terhubung dengan sistem jaringan listrik Bali dan Nusa Tenggara," kata Bambang.
Dia menerangkan, investasi pembangunan solar PV dengan potensi energi sebesar 2 GW dan battery storage system itu akan digelontorkan anggaran senilai 4 miliar USD dan diklaim mampu memasok listrik untuk Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Bali Nusra).
Untuk diketahui, potensi tersebut sedang dikaji dalam studi kelayakan yang sedang dilakukan secara internal oleh PT. GSE yang rencananya akan rampung tahun depan, dengan mengacu pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya oleh stakeholder terkait.
Sebelumnya, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat juga menegaskan Provinsi NTT memiliki sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sangat melimpah.
Dibutuhkan dukungan pemerintah pusat agar sumber energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik nasional bahkan bisa diekspor hingga ke luar negeri.
“NTT punya potensi sumber energi baru terbarukan yang sangat hebat. Pulau Flores punya geotermal atau panas bumi yang melimpah bahkan telah ditetapkan sebagai pulau Geotermal di Indonesia," kata Viktor saat menerima audiensi Komisaris Utama Group Suryagen, Sonny Keraf bersama anggota Dewan Redaksi Eddie Widiono dan rombongan di ruang Kerja Gubernur, Senin 20 September 2021.
Menurut Viktor, Pulau Timor dan Sumba berdasarkan penelitian para ahli memiliki intensitas sinar matahari terbaik di Indonesia. Di Sumba dan Timor terdapat sumber energi angin. Selain itu, ada juga sumber energi dari arus laut dan air.
Menurut Gubernur Viktor, pengembangan sumber energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik merupakan suatu keharusan. Karena dunia sedang bergerak ke arah itu. Masyarakat internasional sudah mulai meninggalkan sumber energi listrik yang bersumber dari fosil. Suka atau tidak, Indonesia, dan NTT khususnya mesti terlibat di dalamnya.
“Kita sedang merancang pengembangan PLTS di Sumba dengan daya 2 Gigawat (GW). Kami terus melakukan koordinasi dengan berbagai kementerian dan pihak-pihak terkait agar proyek monumental ini bisa dijalankan. Saya juga akan berkomunikasi dengan Bapak Presiden tentang proyek ini. Kalau (proyek) ini bisa dilaksanakan, maka ini merupakan PLTS terbesar kedua di dunia setelah China yang telah mengembangkan PLTS 2 Gigawat lebih,” jelas Gubernur Viktor.
Lebih lanjut mantan ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu menjelaskan proyek ini rencananya akan menggunakan skema Bussines to Bussines (B to B). Karenanya, tidak akan menggunakan APBN, namun memberikan manfaat yang besar untuk negara.
Ia menerangkan, sudah banyak investor dari luar dan dalam negeri tertarik dengan investasi pengembangan PLTS Sumba ini. Proyek itu, menurutnya, sangat besar serta sumber energinya bisa diekspor ke luar negeri, sehingga di butuhkan keterlibatan banyak investor dan jika memungkinan dibentuk konsorsium.
"Sudah ada investor dari China, Italia dan Singapura yang merasa tertarik untuk menggarap mega proyek ini. Begitu pun dengan investor dalam negeri dan investor lokal. Karena itu kita minta dukungan Pemerintah Pusat agar proyek ini bisa berjalan,” kata Viktor.
Ia berpendapat, proyek ini akan punya dampak ekonomi yang sangat luar biasa (multiplier effect) bagi provinsi NTT. Sebab, tidak hanya berkaitan dengan masalah listrik, tapi juga industri, perdagangan, kesehatan, peternakan, pertanian, akomodasi, pendidikan dan aspek lainnya.
Viktor optimis jika telah memiliki energi murah, maka apapun bisa dibuat. Ia mengatakan telah berbicara dengan para Bupati, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Sumba agar mendukung terlaksananya mega proyek energi baru terbarukan ini.
Ia meyakini proyek itu memberi manfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Viktor berjanji selalu mengedepankan research atau penelitian dalam pengembangan PLTS ini.
"Kita harus bisa meninggalkan legacy untuk generasi berikutnya dengan kehadiran proyek ini. Lahan untuk pengembangan proyek ini sekitar 100 ribu hektar, tidak ada masalah untuk pulau Sumba,” jelas Viktor lagi.
Sementara itu, Eddie Widione selaku salah satu Dewan Direksi Suryagen menjelaskan Suryagen Group melalui anak perusahaannya telah melakukan beberapa tahapan di lapangan terkait pengembangan PLTS di Manggarai Barat sebesar 30 MW dan Sumba sebesar 2 GW.
Pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten dan mendapat respons positif.
“Kami meminta dukungan Pak Gubernur untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan PLTS ini. Terutama dalam meyakinkan Pihak PLN agar bisa memberikan ruang bagi pemanfaatan energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan listrik di Nusa Tenggara. Pihaknya juga siap mendukung mega proyek PLTS 2 Gigawat di Sumba,” kata Eddie Widione.
Di kesempatan tersebut Group Suryagen meminta dukungan dari Gubernur terkait pengembangan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Manggarai Barat dan Sumba. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/foto-bersama-gubernur-ntt-viktor-bungtilu-laiskodat-tengah.jpg)