Berita Nasional
Prabowo Jangan Paksa Duet dengan Puan Maharani, Cobalah Belajar dari 'Noda' Perjanjian Batu Tulis
Belakangan ini, nama Prabowo Subianto selalu disebut-sebut sebagai figur yang pantas menggantikan Presiden Jokowi periode berikutnya. Begini faktanya.
Dia menilai Prabowo dan partainya harus belajar dari Perjanjian Batu Tulis yang lalu, sehingga tidak mesti terlalu berharap pada PDIP.
Baca juga: Demi Menangkan Pilpres 2024 Anies Baswedan Diramalkan Pakai Cara Lama Saat Gulingkan Ahok Tahun 2017

"Sebaiknya buka dukungan dengan partai lain. Kan bukan hanya PDIP di parlemen," pungkasnya.
Sementara itu, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan, calon presiden yang akan diusung nanti harus memiliki napas pembangunan yang sama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Atas dasar itulah, kata Hasto, Presiden Jokowi memberikan masukan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.
Masukan Jokowi untuk Megawati itu dalam hal memilih calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung.
Hasto Kristianto mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers peringatan HUT Ke-49 PDIP secara virtual, Senin 10 Januari 2022.
"Kita ingin ada kesinambungan dengan pemerintah Pak Jokowi," ujarnya.
"Sehingga Pak Jokowi memberikan masukan-masukan kepada Ibu Ketum (Megawati Soekarnoputri), agar arah ke depan pemerintahan ini senapas," kata Hasto.
Hasto mengatakan, Presiden yang akan meneruskan Jokowi harus senapas dalam pembangunan infrastruktur, revolusi mental, hingga kebijakan yang tengah berjalan.
Termasuk, soal rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
"Maka presiden yang akan datang harus dalam satu napas itu," ujarnya.
Baca juga: Baru Dilantik Jadi Panglima TNI, Kini Andika Perkasa Dilirik Golkar, Benarkah Maju ke Pilpres 2024?
"Tidak bisa presiden ke depan punya orientasi yang berbeda, memindahkan ibu kota di suatu tempat antah berantah, itu enggak bisa. Harus senapas," papar Hasto.
Hasto menegaskan, keputusan soal pilpres tetap ada di tangan Megawati.
Dalam proses tersebut, Megawati melakukan dialog dan merenung, dengan melihat tantangan bangsa ke depan.
"Maka kalau Bu Mega sudah mengambil keputusan itu biasanya fix, enggak berubah-ubah, enggak mudah goyang."
"Sehingga untuk urusan pilpres, kami diingatkan untuk tidak grusa-grusu terkait dengan calon. Karena semunya ada tahapannya," papar Hasto. (*)
Artikel ini telah tayang dengan judul: Pengamat Pesimistis PDIP dan Partai Gerindra Berkoalisi Dukung Prabowo-Puan