Breaking News

Berita Manggarai

Uskup Siprianus Hormat Launching Tahun Pariwisata Holistik 2022

Keuskupan Ruteng Tahun pastoral Pariwisata Holistik 2022 dengan tema 'Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan'.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Uskup Ruteng memukul gong tanda launching Tahun Pariwisata Holistik 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, RUTENG - Perayaan Ekaristi dan resepsi dalam rangka perayaan Natal, Tahun Baru bersama dan lounching Tahun Pariwisata Holistik 2022 menjadi agenda terakhir Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng, Jumat 7 Januari 2022. 

Perayaan Ekaristi ini berlangsung di Gereja Katedral Ruteng dipimpin oleh Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat dan dihadiri para imam, biarawan-biarawati dan tokoh umat di sekitar kota Ruteng. 

Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat, Pr dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada para agen pastoral yang telah terlibat aktif dalam karya pastoral selama tahun Tata Layanan Pastoral Kasih 2021.

Uskup Siprianus juga menyampaikan terima kasih khusus atas Sidang Pastoral yang telah diselenggarakan dengan lancar dan baik. 

Baca juga: Begini Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama di Kabupaten Manggarai Barat

Uskup Sipri mengajak seluruh umat untuk bergandengan tangan, bekerja sama dalam melaksanakan program-program pastoral yang telah dirancang.

"Sebagai uskup, kami berharap sekali lagi, mari kita bergandengan tangan, kita eratkan dan kuatkan temali persaudaraan kita bersama-sama berjalan menelusuri zaman dalam kebersamaan, dalam persatuan dan dalam persaudaraan kita,"kata Uskup Siprianus.

Uskup Siprianus juga menjelaskan sejumlah Program Pastoral Pariwisata Holistik 2022 hasil Sidang Pastoral Keuskupan Ruteng Tahun pastoral Pariwisata Holistik 2022 dengan tema 'Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan'.

Uskup Siprianus menjelaskan, dalam mewujudkan pastoral Pariwisata Holistik yang Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan, maka di tahun 2022 ini pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan program edukasi/pencerahan tentang Pariwisata Holistik, program ekonomi, program budaya, program ekologi (pariwisata alam), dan program rohani. 

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat Target Vaksinasi Anak Selesai Sebelum Maret 2022

Dalam Program Edukasi Pariwisata Holistik, kata Uskup Siprianus, secara intensif pihaknya akan melaksanakan edukasi pada bidang ekonomi, sosial, budaya, ekologis, dan spiritual melalui Surat Gembala Natal dan Paskah Uskup, khotbah, rekoleksi, Katekese Umat, pengumuman/imbauan paroki, dan seminar/lokakarya/hari studi (fakultatif).

Menurut Uskup Siprianus, edukasi budaya pariwisata hendaknya dimulai dalam keluarga, sekolah, dan paroki.

Dalam Program Ekonomi, kata Uskup Siprianus, akan berusaha meningkatkan kesejahteraan dan partisipasi masyarakat lokal di bidang pariwisata melalui pelatihan dan penyerapan tenaga kerja pariwisata dari paroki. Seerti pemanfataan BLK lembaga, pendayagunaan SMK Pariwisata, serta pengembangan dan memfasilitasi kebun horti, ternak, agrowisata, kuliner, ekonomi tradisional (gula, tuak), dan koperasi jalur paroki.

Selain itu Dalam Program Budaya, kata Uskup Siprianus, pihaknya berkomitmen mengembangkan dan memfasilitasi cagar/situs budaya gereja tua (Rekas, Lengko Ajang, Pagal, dan Katedral lama), mengembangkan dan memfasilitasi narasi tentang historisitas tempat, peristiwa dan ritus di paroki, serta mengembangkan dan memfasilitasi sanggar seni paroki dan kelompok kerajinan tenun di paroki (songké, selendang, topi ré’a). 

Baca juga: Tidak Ada Kasus Positif Covid-19 di Kabupaten Manggarai Barat

"Kami juga berkomitmen untuk merawat dan mengembangakan ritus adat inkulturatif yang di tengah umat/masyarakat, seperti siklus kehidupan (céar cumpé, kélas), ritus pertanian (hang woja, penti), ritus ekologis (barong waé), ritus tematis nonregular (rumah adat, roko molas poco, congko lokap, naring Morin) dan lain-lain,"ungkapnya.

Dalam Program Ekologi (Pariwisata Alam), kata Uskup Siprianus, pihaknya ingin menampakkan alam sebagai medan perjumpaan dengan Allah dan diri  melalui pengembangan dan fasilitasi wisata danau/sungai, wisata pegunungan/lembah, wisata bahari, dan wisata alam lainnya yang ada di paroki. 

Selain itu, pihaknya akan berusaha merawat dan mengembangkan flora (wisata bunga) dan fauna khas yang ada di paroki, memfasilitasi desa wisata, dan berusaha menciptakan taman paroki yang sehat dan asri.

Dalam program Pariwisata Rohani, kata Uskup Siprianus, pihaknya akan mengembangkan dan memfasilitasi situs rohani (Gereja tua, gua Maria, gereja/kapela devosi, bukit jalan Salib), membangun situs rohani Golo Koe dan Golo Curu, mendorong pembangunan patung Kristus Raja Semesta Alam di Labuan Bajo yang menerima dan merangkul semua wisatawan sebagai konteks khas lokal religious.

Mengadakan program rohani rutin di situs rohani, mengadakan pusat informasi pariwisata religius (Religious Tourism Centre), dan memberikan pelayanan rohani terhadap wisatawan asing.

Uskup Siprianus juga mengatakan, untuk peningkatan motivasi dan komitmen umat di bidang pariwisata, pihaknya akan memberi penguatan spiritual yang merupakan jangkar kehidupan dalam derap pariwisata melalui Misa Pariwisata Holistik, rekoleksi Pariwisata Holistik, pendarasan doa Tahun Pariwisata Holistik, dan pengidungan lagu Tahun Pariwisata Holistik.

Gerakan nilai dan habitus kepariwisataan, seperti kebersihan, keindahan, kenyamanan, hospitalitas, disiplin, serta perayaan ritus kultural sangat penting untuk mewujudkan Pariwisata Holistik

Karena itu, kata Uskup Siprianus, pihaknya berkomitmen untuk menggalakkan gerakan ini melalui kegiatan lomba KBG sehat dan asri, lomba kebun horti paroki, lomba KBG terang Natal, lomba narasi situs dan historis kultur-spiritual, mendorong dan memfasilitasi lomba sekolah/kantor sehat dan asri, serta mengembangkan dan memfasilitasi gerakan lainnya yang mendukung Pariwisata Holistik.

Dalam mewujudkan program Pastoral Pariwisata Holistik, kata Uskup Siprianus, pihaknya juga berkomitmen untuk mendampingi pelaku-pelaku pariwisata agar dapat terlibat aktif kreatif mengembangkan pariwisata demi kesejahteraan umum (bonum commune) dan membawa kebahagian bagi pengunjung dan masyarakat setempat.

Selain paroki, stasi, dan KBG, semua lembaga dan komunitas Katolik yang berada  dalam wilayah Keuskupan Ruteng wajib menjalankan program dan gerakan Tahun Pariwisata Holistik 2022.

semua yayasan pendidikan, kampus dan sekolah-sekolah, biara-biara, komunitas-komunitas rohani, dan lembaga-lembaga sosial Katolik lainnya perlu memperhatikan dan memilih berbagai program, kegiatan, dan gerakan pastoral Tahun Pastoral Pariwisata Holistik yang dapat dilakukan dalam lingkungan masing-masing.

Pihaknya juga berkomitmen untuk terus menjalankan program dan gerakan rutin yang selama ini mewarnai dan memaknai implementasi Sinode III dari tahun ke tahun.

Program rutin terdiri dari: perencanaan program pastoral Tahun Pariwisata Holistik, monitoring program pastoral tahun pariwisata holistik, evaluasi program pastoral tahun Pariwisata Holistik

Penyusunan agenda tahunan program tahun Pariwisata Holistik, Misa pembukaan tahun Pariwisata Holistik, sosialisasi tahun Pariwisata Holistik dan Misa inkulturasi Minggu III.

Dikatakan Uskup Siprianus, dalam upaya mewujudkan program-program di atas, pihaknya menyadari pentingnya kerjasama dengan para pihak.

Karena itu, pihaknya ingin terus menjalin dan melanjutkan kerjasama yang kreatif dan konstruktif dengan Pemerintah, pelaku industri pariwisata, lembaga pendidikan, media, dan komunitas (pentahelix) demi mewujudkan Pariwisata Holistik yang Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan.

Sekda Manggarai Timur Ir Boni Hasudungan Siregar dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada Gereja yang telah mencanangkan 2022 sebagai Tahun Pastoral Pariwisata.

Ini,  kata Sekda Boni, sangat cocok dengan perekembangan pariwisata di wilayah NTT dan Manggarai Raya belakangan ini.  

Sekda Boni juga mengucapkan terima kasih atas konsep Tujuh Ramah yang diungkap Uskup Ruteng. Ini menjadi masukan berharga bagi pemerintah dalam melaksanakan program pengembangan pariwisata. 

Sekda Boni berharap, kerja sama yang telah dibangun antara Gereja dan Pemerintah dapat membuahkan hasil yaitu kesejahteraan masyarakat. 

"Pembangunan pariwisata mesti membawa kesejahteraan bagi masyarakat,"tutupnya. (*)
 

Berita Manggarai Terkini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved