Berita Flores Timur
Didorong Masyarakat Terjun ke Dunia Politik, Begini Tanggapan Maksimus Masan Kian
apalagi kita yang oleh masyarakat menaru harapan. Saya siap untuk terjun ke dunia politik namun tidak saat ini.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA-- Siapa yang tidak mengenal sosok guru berprestasi, Maksimus Masan Kian? Guru asal Adonara yang juga mantan Ketua Agupena Flores Timur (Flotim) ini selain dikenal aktif memperjuangkan hak-hak guru, ia juga dikenal aktif mengkonsolidasikan para guru dalam aksi-aksi sosial.
Kemampuannya itu membuat guru SMP Lewolema ini kini dipercayakan sebagai Ketua PGRI Flores Timur.
Dengan modal sosial yang kuat saat ini, guru muda berprestasi ini pun didorong masyarakat terjun ke dunia politik baik di eksekutif maupun legislatif.
Hal ini diungkapkan warga Desa Tuwagoetobi saat acara tutup tahun 2021 dengan tema "Spirit Natal Karya Baru Lewoblolo pada 29 Desember 2021 di Aula Puri Ratu Dusun Lewoblolon.
Baca juga: Polres Flores Timur Kirim Proyektil yang Sasar Rumah Warga ke Laboratorium Forensik Bali
Menanggapi dorongan warga, Maksimus mengaku siap jika dipercayakan masyarakat. Meski demikian, niat itu tidak diwujudkan untuk saat ini, sebab ia masih berprofesi sebagai guru ASN.
"Jika masyarakat berkehendak, mengapa tidak. Mereka yang tidak didorong oleh masyarakat saja berani mendorong dirinya sendiri, apalagi kita yang oleh masyarakat menaru harapan. Saya siap untuk terjun ke dunia politik namun tidak saat ini. Ada waktu lain yang lebih tepat tentunya. Berpolitik mesti matang. Tidak bisa tanpa hitungan mesti ada target yang jelas," ujarnya.
Ia mengatakan, menjadi pemimpin dikemudian hari, proses belajarnya harus sudah dimulai sejak kecil. Kebiasaan positif sejak kecil seperti, menghormati orang yang lebih tua dan mengikuti perintahnya, sadar atau tidak sadar kita sedang belajar tentang kepemimpinan.
Kepemimpinan, kata dia, memang banyak sekali defenisi dan pendapat para ahli yang dapat ditemukan di dalam buku, tetapi hal itu tidak menjadi jaminan kesuksesan.
"Dulu waktu masa kecil di dusun ini, saya dikenal sebagai anak yang paling rajin ambil bola, ambil net dan berdiri di pinggir lapangan menjaga bola saat orang dewasa bermain bola volly. Dari jenjang SD, SMP, SMA saya selalu ditunjuk jadi ketua kelas dan melayani teman teman lainnya. Saat di perguruan tinggipun demikian, saya terlibat dibanyak organisasi baik intra kampus maupun ekstra kampus. Masa kecil itu telah mengajarkan saya menjadi seorang pemimpin," tutur Maksi.
Ia berpesan kepada anak muda untuk belajar menggunakan media sosial secara bijak dan positif.
"Adik-adik tentu mempunyai android dan bahkan android terbaik dan termahal. Gunakan itu untuk hal positif dan menghasilkan. Bisa aktif di youtube dengan video video kreatif pada saatnya google bisa bayar. Gunakan media sosial untuk promosi karya. Belajarlah dari akun jual bunga Larantuka, Putri Pak Tani, Donara, Rumah Pot Adonara, Pius Lamapaha, Kopi Leworok, Oktavianus Beda dan lain-lain," katanya.
Untuk diketahui, dalam kegiatan yang diinisiasi Orang Muda Dusun Lewoblolo, Desa Tuwagoetobi yang tergabung dalam Karang Taruna Karya Baru Lewoblolon ini menghadirkan tiga putera terbaik Dusun Lewoblolon diantaranya Maksimus Masan Kian selaku Ketua PGRI Flores Timur, Emanuel Kia Belan yang menjabat Kapolsek Adonara dan Wilhelmus Bahy, Kepala Sekolah SD Inpres Riangrindu.
Emanuel Kia Belan, Kapolsek Adonara, mengaku bangga bisa mengayomi masyarakat Adonara selama ini. Ia menjelaskan banyak konflik yang muncul di Adonara terjadi karena perebutan tanah, perkelahian akibat minuman keras, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan pengaruh media sosial.
Persoalan persoalan itu bisa diatasi dengan komunukasi yang baik, juga kehadirannya langsung di lapangan untuk menyelesaikan persoalan.