Berita Manggarai Timur

BOPLBF Dukung Pengembangan Agrowisata Kopi Mano, Manggarai Timur

BOPLBF Dorong Pengembangan Agrowisata Kopi Mano, di Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur

Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Direktur BOPLBF, Shana Fatima 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, RUTENG - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores ( BOPLBF) Dorong Pengembangan Agrowisata Kopi Mano, di Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur.

Direktur BOPLBF, Shana Fatima, kepada POS-KUPANG usai kegiatan hari kedua Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng, yang berlangsung di Rumah Retret Putri Karmel Wae Lengkas, Ruteng, Kabupaten Manggarai, Rabu 5 Januari 2022, mengatakan, pihaknya sudah mulai membangun kerja sama dengan pihak gereja keuskupan Ruteng dalam rangka pengembangan pariwisata. Salah satunya kata dia, pihaknya mendorong pengembangan agrowisata kopi Mano.

Menurut Shana, pihaknya melihat aset gereja bisa dimanfaatkan untuk pengembangan agrowisata salah satunya kopi Mano. Pihaknya akan mendorong dengan melakukan promosi agar produk kopi itu juga mempunyai nilai tambah tersendiri.

Shana juga mengaku sangat apresiasi terhadap peran gereja terutama dalam memfasilitasi dan menyiapkan masyarakat.

"Kita butuh sekali masyarakat ini punya kepercayaan diri untuk berpartisipasi secara aktif dan saya pikir yang paling dekat adalah dari masyarakat gereja agar bagaimana kantong-kantong kesadaran wisata ini dibangun sejak dini sampai mereka punya cita-cita dalam konteks tourism dan tetap terkontrol agar punya kompas moral dan ini sangat amat dibutuhkan, karena jangan sampai kita mengembangkan pariwisata tetapi tidak ada kompas moral sehingga pariwisata ini hanya untuk orang lain sedangkan kita sendiri tidak merasa nyaman dan bukanya pariwisata ini melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal yang kita punya itu,"ungkap Shana.

Dikatakan Shana, secara universal gereja pun sangat mendukung pariwisata. Sebab pariwisata adalah cara yang baik untuk membangun solidaritas lokal, nasional dan global. Moral dan pariwisata ini adalah satu kesatuan, meskipun dalam konteks yang berbeda.

Menurut Shana, Indikator pengembangan pariwisata itu berkelanjutan dan baik apabila tidak hanya dicapai dari jumlah kunjungan ataupun wisatawan yang merasa senang berkunjung ke tempat destinasi. Tetapi yang paling penting juga seberapa jauh tingkat partisipasi dan manfaat yang diperoleh masyarakat dalam pengembangan pariwisata itu.

Lanjutnya, sehingga dalam pengembangan pariwisata itu bukan hanya tentang atraksinya saja tetapi juga tentang infrastruktur dan ekosistem pendukung pariwisatanya, termasuk juga sumber yang diperoleh masyarakat seperti makanan, sovenir dan lain sebagainya.

"Sehingga dalam semua komponen ini, tidak seharusnya semua komponen masyarakat adalah pelaku pariwisata tapi dengan profesi mereka itu juga untuk mengisi pariwisata,"ungkapnya. (*)

Baca Berita Manggarai Timur Lainnya

Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved