Berita Manggarai Barat

  Warga Manggarai Barat Diimbau Antisipasi Bencana Alam 

Bupati Manggarai Barat,  Edistasius Endi mengimbau, masyarakat mengantisipasi bencana alam, Sabtu 1 Januari 2022.

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/GECIO VIANA
Bupati Mabar, Edistasius Endi 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Bupati Manggarai Barat,  Edistasius Endi mengimbau, masyarakat mengantisipasi bencana alam, Sabtu 1 Januari 2022.

Hal tersebut disampaikannya menyusul intensitas hujan yang tinggi di akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2021.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar kota, jika tidak terlalu mendesak

"Kami imbau kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat, untuk tidak bepergian, kalau urusan tidak terlalu penting, waspada, intensitas hujan semakin tinggi dan angin kencang," katanya. 

Baca juga: Pemukiman Warga di Labuan Bajo Terendam Air Kali yang Meluap, Ini Komentar Bupati Mabar

Bupati yang akrab disapa Edi Endi itu menjelaskan, pemerintah daerah melalui instansi terkait selalu siap siaga, jika terjadi bencana di daerah tersebut. 

"Antisipasi alat berat stand by 1 kali 24 jam, serta teman-teman di BPBD dan PU selalu siap," tegasnya

Diberitakan sebelumnya, sejumlah titik pemukiman warga di 2 kelurahan di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat terendam air kali yang meluap, Jumat 31 Desember 2021.

Tidak hanya itu, sejumlah rumah di Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo juga terendam air kali yang meluap. 

Baca juga: Kronologi Saat Bocah 6 Tahun di Sumba Timur Terbawa Banjir saat Sebrangi Sungai Ngadu Lua

Hal tersebut dikarenakan sejumlah kali yang berada di daerah tersebut meluap akibat curah hujan yang tinggi sejak Minggu dinihari. 

"Laporan dari teman-teman lurah hampir semua kali di Sernaru (Kelurahan Wae Kelambu), Wae Kemiri (Kelurahan Labuan Bajo) meluap dan merendam rumah warga serta jalan. Belum dapat laporan berapa rumah warga terendam," kata Camat Komodo, Imran. 

Imran menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan apakah terdapat korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun dilaporkan rata-rata ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. 

Air kali yang merendam jalan dan rumah warga diperparah oleh saluran drainase yang tersumbat karena sampah. 

"Saya tinggal di sernaru selama 12 tahun, baru kali ini meluap ke jalan. Berapa bulan lalu kami pantau beberapa titik, ada drainase yang tersumbat karena sampah dan ada proyek yang tidak tuntas, seperti di Wae Nahi di proyek yang dulu tidak tuntas, ada juga di Gorontalo dan Wae Nahi tertimbun oleh material proyek. Bukan proyek KSPN," tandasnya. 

Selain itu, air juga merendam jalan di Desa Gorontalo. Air bahkan masuk di beberapa rumah warga. 

Tidak hanya itu, areal persawahan di Desa Macang Tanggar dan Golo Bilas juga ikut terendam air hujan. 

"Ada sejumlah sawah di bagian selatan terendam air hujan. Sudah 2 kali seperti di sawah tompong di Desa Golo Bilas tapi belum ditanami padi, yang terendam air di persawahan Mburak dan satu persawahan lainnya di Desa Macang Tanggar. Saya sudah laporkan ke Dinas Pertanian," katanya. 

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tidak membuang sampah dan menebang pohon di area hulu sungai. 

"Masyarakat jangan buang sampah dan menebang pohon di arah hulu. Ini yang kami khawatirkan, apalagi saat intensitas hujan tinggi," katanya. 

Pantauan POS-KUPANG.COM, air yang merendam rumah warga mulai surut pada pukul 11.30 Wita. 

Warga pun mulai membersihkan lumpur yang masuk ke dalam rumah

Seorang warga Desa Gorontalo, Lexy menjelaskan, air yang merendam jalan dan rumah warga di Simpang Pede diakibatkan intensitas hujan yang tinggi dan tidak ada drainase. 

"Sehingga air dari bagian pemukiman di atas turun ke bawah dan merendam jalan," katanya. 

Terkait kejadian tersebut, Bupati Edi Endi mengakui drainase di Kota Labuan Bajo yang tidak berfungsi optimal karena sampah yang menutup saluran. 

Namun demikian, ia juga menilai warga yang tidak patuh dengan imbauan untuk tidak membangun rumah dan bangunan lainnya di bantaran kali. 

"Ini (drainase yang tidak berfungsi optimal) juga kelalaian pemerintah, kami harus akui., kedua, kebandelan masyarakat itu sendiri,  sudah tahu bahwa tidak diperkenankan untuk membangun rumah di daerah aliran sungai (DAS) dan mereka mempersempit DAS," katanya. 

Bupati yang akrab disapa Edi Endi juga menilai, kesadaran bersama untuk membersihkan lingkungan sangat rendah. 

"Jadi tahun depan kami akan memberikan edukasi, serta membangun sarana prasarana yang kita akan minimalisir banjir, rumah di rendam dan lainnya. *)

Berita Manggarai Barat Lainnya :

Dokumentasi Camat Komodo, Imran untuk POS-KUPANG.COM.

Air kali yang merendam rumah warga di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Jumat 31 Desember 2021.
Dokumentasi Camat Komodo, Imran untuk POS-KUPANG.COM. Air kali yang merendam rumah warga di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Jumat 31 Desember 2021. (pk/gecio viana)
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved