Berita Lembata
Akhir Tahun 2021, Masalah 'Baperjakat Bayangan' Kembali Bergema di DPRD Lembata
Akhir Tahun 2021, Masalah 'Baperjakat Bayangan' di Pemkab Lembata Kembali Bergema di DPRD Lembata
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA- Anggota DPRD Lembata Petrus Bala Wukak dan Yosep Boli Muda kembali mempersoalkan proses mutasi pejabat di lingkup Pemkab Lembata yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Petrus Bala Wukak menyebutkan bahwa dirinya mendapat banyak pesan What's App dan SMS dari para ASN perihal pelaksanaan mutasi pejabat yang tidak sesuai regulasi. Misalnya, ada masalah satu jabatan yang ternyata diisi oleh dua orang pejabat pasca mutasi.
"Ada juga yang ikut ujian tidak dapat promosi tapi yang tidak ikut ujian justru dapat promosi," ungkapnya.
Meski dinamika dalam proses mutasi itu hal yang wajar, politisi Partai Golkar ini mengingatkan supaya mutasi dilakukan sesuai regulasi agar tak menimbulkan kesan ada 'Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (baperjakat) bayangan'
"Proses mutasi yang tidak clear dan bisa mencederai wajah pemerintahan," katanya dalam rapat paripurna di Kantor DPRD Lembata, Rabu, 29 Desember 2021.
Dia menambahkan, proses mutasi pejabat yang tidak tuntas ini terjadi justru di tengah komitmen Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mengutamakan regulasi dalam tiap kebijakannya, termasuk dalam hal mutasi.
"Nanti ada kesan di masyarakat ada baperjakat bayangan. Saya beri masukan harus ada asas kehati-hatian nanti dobel jabatan. Mutasi itu biasa, wajar. Jadi masalah ketika terjadi penumpukan jabatan. Ini jadi evaluasi bersama supaya jangan ciptakan keresahan," kata Bala Wukak.
"Saya dukung semua kebijakan bupati tapi ini harus diperhatikan. Nanti orang berkesimpulan, baperjakat bayangan yang berperan lagi dalam proses mutasi," tambahnya.
Kritik yang sama juga dilayangkan Yosep Boli Muda yang juga turut menyalurkan aspirasi dari para ASN yang dimutasi.
Seorang guru baru saja dipindahkan lima bulan lalu dari SDI Lebe di wilayah Kedang ke SDK Desa Pasir Putih. Lalu pada saat proses mutasi kemarin, guru tersebut dipindahkan lagi ke SDI Lebe.
Berikutnya, ada guru SDK Mingar dimutasi ke SDI Satap Pasir Putih. Masalahnya, ketika dimutasi, guru tersebut sementara mendampingi siswa kelas VI SDK Mingar menjelang ujian semester. Dampaknya, saat ini para siswa tersebut kehilangan guru yang selama ini mendampingi mereka.
Atas dua masalah ini, politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini minta pemerintah meninjau kembali proses mutasi dua guru tersebut.
"Saya tidak permasalahkan siapa siapa tapi tolong ditinjau dan ditindaklanjuti dan tidak ke tempat baru lagi," pinta Boli Muda.
Sekda Lembata Paskalis Ola Tapobali tidak menjelaskan banyak hal ketika dikonfirmasi awak media usai sidang paripurna di DPRD Lembata, Rabu kemarin. Namun dirinya memastikan semua persoalan yang terjadi pasca pelantikan akan dituntaskan.
"Pokoknya akan ditindaklanjuti dan tidak menyusahkan para ASN dan warga yang dilayani," katanya. (*)