Webinar Pariwisata Modern NTT

Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT, Ratu Wula Tallu: Masyarakat Harus Mendapat Dampak 

Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT, Ratu Wula Tallu : Masyarakat Harus Mendapat Dampak 

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Para pemateri Webinar ini bertajuk: Membangun Pariwisata Modern di NTT 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU -- Masyarakat lokal sebagai tuan rumah di "belahan surga yang dititipkan di bumi" sebagaimana julukan yang diberikan Johnny Gerard Plate untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), harus mendapat dampak dari pembangunan pariwisata yang sedang dikebut pemerintah

Saat ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menetapkan dan serius mengembangkan Labuan Bajo di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur sebagai satu dari lima destinasi wisata super prioritas di Indonesia selain Borobudur, Danau Toba, Likupang dan Mandalika. 

Sejalan dengan itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dibawah kepemimpinan duet Viktor Laiskodat - Josef Adrianus Nae Soi telah menetapkan sektor pariwisata sebagai prime mover sekaligus lokomotif pembangunan di Nusa Tenggara Timur.

Karenanya, bersama dengan pembangunan sektor pariwisata di seluruh NTT, duet asal senayan (mantan anggota DPR RI) itu  pun mencanangkan dan serius menata Taman Nasional Komodo - Labuan Bajo sebagai pusat wisata premium di Nusa Tenggara Timur dan Indonesia.

Ratu Ngadu Bonu Wula, ST., anggota Komisi IX DPR RI dari daerah pemilihan NTT II dalam webinar Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT yang diselenggarakan Pos Kupang - Tribun Network pada Kamis, 16 Desember 2021 sore memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat terkait dukungan maksimal terhadap pariwisata di Nusa Tenggara Timur. 

Apresiasi yang sama juga dialamatkan kepada pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur atas pembangunan sektor pariwisata. 

Menurut anggota DPR RI perempuan pertama asal Pulau Sumba itu, jika sektor pariwisata maju maka akan menjadi lokomotif pembangunan di NTT. Ia juga mengaku sepakat dengan opsi pariwisata inklusif yang ditawarkan Gubernur Viktor laiskodat yang melibatkan masyarakat. 

Selama masa Pandemi yang berlangsung, sebut Ratu Wula, sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak. Namun dengan situasi yang mulai berangsur membaik, masyarakat kini lebih optimistis terhadap pariwisata. 

Politisi yang merupakan istri dari Bupati Sumba Barat Daya Markus Dairo Talu itu menyebut masih banyak hal yang harus dibenahi agar pariwisata NTT memberi dampak bagi masyarakat dan daerah.  "Ada banyak yang harus mendapat perhatian," ujar Ratu Wula. 

Politisi Partai Nasdem itu mengatakan, hal pertama yang harus diperhatikan serius adalah infrastruktur dan retribusi. Infrastruktur harus dipersiapkan secara maksimal karena pariwisata berkembang dari waktu ke waktu. Demikian pula retribusi harus ditetapkan secara serius sehingga dapat menambah pendapatan daerah. 

"Di pelabuhan Labuan Bajo tidak ada pendataan kapal keluar masuk. Warga justru harus mendapat dampak, hal itu dimulai dari tertribusi yang dibebankan daerah," Ratu Wula memberi contoh. 

Ia juga menyebut, transportasi harus dibenahi dan ditata dengan baik sehingga ada konektivitas antar daerah di dalam Provinsi NTT. Dengan konektivitas transportasi itu maka akan diperoleh efek domino dari paket paket pariwisata yang dapat memajukan daerah lainnya. 

"Konektivitas transportasi itu harus reguler baik udara dan laut, misalnya labuan bajo bisa konek dengan Sumba dan Timor. Harus ada efek domino dari Labuan Bajo ke wilayah lain," terang Ratu Wula. 

Karena itu, ia berharap peran serta ASITA NTT harus lebih dimaksimalkan termasuk dalam pengembangan pasar digital. 

Berikut, lanjut Ratu Wula, ketersediaan sumber daya manusia juga menjadi hal penting. Karena itu harus dikembangkan secara baik termasuk untuk upaya upaya menghargai local wisdom. Peningkatan sumber daya manusia kata dia, dapat dilakukan dengan pelatihan dan kurus. 

Menurutnya, pembangunan pariwisata harus melibatkan masyarakat agar masyarakat tidak menjadi penonton dalam kegiatan pariwisata, tetapi mereka juga menjadi bagian dan pelaku pariwisata itu. 

Hal lain yang harus menjadi perhatian, kata dia, termasuk potensi  konflik agraria. Hal itu dikatakan dia, karena banyak praktik jual beli tanah yang akhirnya melahirkan konflik. Ia mencontohkan, rata rata tanah di pesisir Pulau sumba telah beralih kepemilikan kepada para pengusaha meski saat ini tampak masih belum dibangun. "Tanah tanah itu sudah dipasang papan nama," terang dia. 

Berikut, ketersediaan air bersih pada daerah wisata serta akses internet. Ia mengatakan, dengan kemajuan teknologi maka akses internet sangat dibutuhkan dan memberikan kemudahan  dalam promosi dan transaksi. 

Selanjutnya, ia menyebut pembangunan UMKM yang tetap menjaga kearifan  lokal. Hal itu merujuk pada hasil tenunan yang disebutnya  sebagai "Maha karya perempuan NTT". 

"Tenun menjadi mahakarya perempuan NTT, saya ingin mempertahankan tenun dengan handmade. Tenun NTT harus menggunakan handmade, harus kita pertahankan, intinya pengembangan UMKM harus tetap menjaga kearifan lokal," tegas dia. 

Sementara terkait persoalan sampah yang menjadi salah satu unsur yang menghambat pembangunan pariwisata, Ratu Wula menggarisbawahi agar ada kerjasama terintegrasi semua pihak untuk pengelolaan sampah. 

Edukasi menurut dia, harus berkali kali dan terus menerus dilakukan terutama bagi para pelaku dan pengelola pariwisata. Peningkatan Sarana prasarana pengelolaan sampah di lokasi juga harus diperhatikan secara seksama sehingga perlu disiapkan dengan baik.

Pemerintah daerah, baik di level provinsi maupun kabupaten Kota dapat mengeluarkan regulasi untuk menjadi payung hukum agar dapat ditindaklanjuti. 

Ia mengaku, potensi pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat banyak dan komplit. Namun, hal itu dapat dikelola dengan baik. 

"Sumba menjadi salah satu dari 22 destinasi wisata yang harus dikunjungi 2022. Ada banyak tempat dan potensi pariwisata yang belum diangkat dan diekspos. Karena itu ia mengajak media untuk bersama sama ikut bisa membangun sektor pariwisata. 

Selain Ratu Wula, dalam webinar yang dipandu News Director Tribun network, Febby Mahendra Putra, tampil menjadi pembicaraan Menkominfo Johnny Gerard Plate, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno. 

Sementara itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat diwakili Wakil Gubernur Josef Adrianus Nae Soi. Tampil untuk berbicara Andreas Hugo Pareira, Anggota DPR RI, Shania Fatima Kepala BPOLF, serta Saleh Husin Managing Director PT. Sinarmas. 

Webinar yang diikuti pemerintah daerah dan perwakilan Dinas Pariwisata seluruh kabupaten di NTT, mitra pariwisata serta perwakilan media Group tribun network berlangsung sekira 3 jam sejak pukul 15.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita. (*) 

Baca Berita Webinar Pariwisata Modern NTT Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved