Cerita Anak Muda yang Coba Berkompromi dengan Belis

Belis dan Bayang Kekhawatiran Anak Muda, Cerita Anak Muda yang Coba Berkompromi dengan Belis.

dokumentasi pribadi Bernard Lazar
Proses antar belis (dokumentasi pribadi Bernard Lazar) 

Menurut budayawan Viktor Nekur, ketidakpahaman  generasi muda mengenai belis menjadi bagian dari koreksi adat terhadap generasi tua menyangkut belis perkawinan. Harapannya belis tidak dijadikan beban karena hadirnya keluarga besar untuk memenuhi harkat adat dalam perkawinan.

“Proses mendidik anak muda secara adat tidak pernah masuk sehingga ada anggapan bahwa belis masih menyulitkan  secara ekonomi, saya ingin bilang bahwa di belis itu dia tidak pernah menakar berapa nilainya. Semakin tinngi sebutannya berarti keluarga perempuan semakin menghargai kemampuan keluarga laki-laki. Didalam perkawinan adat, tidak mengenal pembayaran tunai. Masih banyak orang juga yang menilai bahwa KDRT terjadi karena belis. Belis itu bukan faktornya. KDRT terjadi ketika kedua mempelai tidak menghargai perkawinan adat”, ujar Viktor.

“Saya sendiri sepakat bahwa pembelajaran  tentang belis harus dimasukan kedalam mata pelajaran Muatan Lokal (mulok) di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas (SMA),” ujar Viktor.

Setelah melewati ragam perbincangan itu, saya turut percaya dan yakin bahwa anak muda di Nusa Tenggara Timur harus turut menjadi pewaris dari budaya belis. Belis yang ditujukan untuk menjunjung harkat dan martabat serta menunjukkan jati dirinya, tidak hanya perempuan tapi juga laki-laki.

Saya dan teman-teman muda lainnya harus terus terlibat dalam diskusi-diskusi tentang belis. Agar kelak, kami generasi penerus tidak menurutkan paham-paham salah tentang belis.

Bahwa sejak awal, belis ada untuk melindungi dan menunjukkan rasa cinta pada pasangan. Bukan untuk memberatkan apalagi melukai yang kemudian menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran di generasi muda.

***

Liputan/produksi ini menjadi bagian dari program pelatihan dan hibah Story Grant: Anak Muda Suarakan Keberagaman yang dilaksanakan oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK). Terlaksana atas dukungan rakyat Amerika Serikat melalui USAID. Isinya adalah tanggung jawab SEJUK dan tidak mencerminkan pandangan Internews, USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

penulis: Marlinda Oferus, Mahasiswa Universitas Nusanipa Maumere (Anggota Lembaga Pers Mahasiswa Nipa Media Universitas Nusa Nipa Maumere)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved