Berita Nasional
Presiden Jokowi Tegur Keras BUMN, Ini Reaksi Ahok saat Jokowi Semprot Pertamina dan PLN
Kedua BUMN itu, PT PLN dan Pertamina ditegur oleh Presiden Joko Widodo karena masih lambat dalam bertransformasi dan terJebak dalam comfort zone.
"Di lapangan kenyataannya berbeda sama sekali."
"Mulai dari terjadinya kelangkaan obat penting untuk penderita Covid waktu itu, hingga adanya indikasi bisnis PCR dan vaksin berbayar 15 juta dosis baru-baru ini,” tambahnya.
Pitono mengatakan, para menteri harus melipatgandakan perhatian dan tenaga mereka demi suksesnya program-program Jokowi.
Bila tidak mampu, dia menyarankan agar para menteri tersebut lebih baik segera mundur dari kabinet.
“Yang lebih parah lagi, saya lihat mulai ada menteri yang sepertinya sedang giat memoles diri agar layak jadi calon presiden atau calon wakil presiden tahun 2024 nanti."
"Kalau benar demikian, saya berani bilang bahwa menteri yang sudah berpikir jadi capres/cawapres tidak tahu malu dan tidak ber-AKHLAK,” tegas Pitono.
Pitono mengingatkan, tugas menjadi menteri di dalam kabinet Jokowi tidaklah mudah.
Sebab, menurut Pitono, Jokowi bukanlah tipe pemimpin yang hanya duduk di belakang meja menunggu laporan.
Namun demikian, bukan mustahil masih ada sederet masalah serta beberapa langkah sembrono para menteri yang sepertinya luput dari perhatian Jokowi.
Pitono mencontohkan terjadinya kebakaran salah satu tangki kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (13/11/2021) lalu.
Sementara, kejadian kebakaran di kawasan yang sama pada Bulan Juni di tahun ini juga belum tuntas diusut.
"Salah satu pihak yang bertanggung jawab atas musibah itu adalah Kementerian BUMN,” imbuh Pitono.
Pitono meminta agar Presiden Jokowi tidak ragu mengganti menteri yang bermasalah.
“Akan lebih baik bila Jokowi memberhentikan menteri yang tidak fokus lagi dalam bekerja, ketimbang nanti ada menteri yang mengundurkan diri karena mau jadi capres misalnya."
"Itu akan membuat malu Jokowi dan merugikan rakyat banyak,” paparnya.
Politisi PDIP: BUMN Terjebak Utang, Jadi Aneh Ada Menteri Tebar Video dan Foto di Layar ATM
Politisi PDIP Said Abdullah menilai menteri Kabinet Indonesia Maju yang mengurusi ekonomi, memiliki tanggung jawab besar di masa pandemi Covid-19.
Dia menilai menteri-menteri ekonomi seharusnya tak ada waktu mengurusi pencapresan, dan aneh jika ada menteri urusan ekonomi yang menebar wajah di layar ATM bank-bank pemerintah.
Mulanya, Said mengatakan soal banyaknya dampak di bidang ekonomi akibat pandemi.
"Pada Maret 2020 di awal pandemi, rakyat kita yang miskin berjumlah 11,16 juta jiwa."
"Setahun setelah pandemi, yakni Maret 2021, rakyat kita yang miskin naik menjadi 12,17 juta jiwa," kata Said kepada wartawan, Rabu (10/11/2021).
Ketua Badan Anggaran DPR itu juga bicara bagaimana jumlah rakyat menganggur juga meningkat akibat pandemi.
Di mana, pada Februari 2020 sebanyak 6,93 juta jiwa, dan ada peningkatan sebesar 1,82 juta jiwa pada Februari 2021.
"Pandemi juga memberi tekanan terhadap kinerja BUMN kita."
"BUMN kita terjebak pada utang, seperti Garuda Indonesia, Hutama Karya, Waskita Karya, Bumi Putera, PLN, dan lain-lain."
"Ini semua persoalan serius yang harus ditangani dengan penuh perhatian," tuturnya.
Dia membayangkan dengan gambaran itu, para menteri bidang ekonomi tak punya waktu mengurusi hal lainnya
"Apalagi mengurusi dirinya sendiri untuk bursa calon presiden 2024."
"Ingat sumpah jabatannya, sejak awal dilantik, diminta berkomitmen membantu Presiden Joko Widodo, tugasnya menyukseskan program program Presiden," paparnya.
Dia bahkan menyinggung soal tak ada visi misi menteri, yang ada hanya visi misi Presiden Jokowi.
"Jadi aneh bila ada menteri menebar video dan fotonya di layar ATM bank-bank pemerintah."
"Jadi kalau konsisten dengan tagline berakhlak, lebih baik istiqamah sebagai menteri, bekerja dan bekerja meninggalkan legacy yang bisa diteladani."
"Pemimpin itu satu kata dan perbuatan, please fokuslah jadi menteri dan jangan tergoda pada mimpi-mimpi selain menteri," pintanya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul VIDEO : Ahok Tertegun saat Presiden Jokowi Tegur Keras Pertamina