Berita Kota Kupang
Remaja Kaisarea Kota Kupang Senang Beraktivitas Kembali
Ruang ini yang menjadi hambatan bagi anak dan remaja dalam konteks bersosialisasi diri, baik dengan sesama maupun dengan lingkungan.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Pemerintah berkomitmen untuk memperhatikan masalah anak dan remaja di Kota Kupang. Pemerintah membuka ruang bagi anak dan remaja untuk berkreativitas. Hal itu dilihat dari banyak Forum anak yang dibentuk di seluruh kelurahan (51 kelurahan). Walaupun dari jumlah itu, ada yang berjalan bagus ada juga yang tersendat-sendat.
Kita sudah membentuk forum anak di setiap kelurahan, ada 51 kelurahan. Memang ada yang berjalan bagus ada juga yang tersendat-sendat", katanya.
Selain itu, wujud komitmen pemerintah untuk anak dan remaja adalah lewat kegiatan yang dinamakan konferensi anak. Kegiatan berskala besar ini diadakan setiap tahun.
Menurut Viktoria, konferensi anak ini adalah wadah untuk anak berkreatifitas sekaligus momentum bagi anak untuk memperjuangkan kebutuhan mereka.
"Pada momen tersebut anak anak bisa menyuarakan apa yang menjadi kebutuhan dan juga harapan anak kepada pemerintah sehingga pemerintah dapat menindaklanjuti", ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga menetapakan kelurahan ramah anak. Kelurahan ramah anak ini sesungguhnya memberi ruang kepada semua pihak untuk ikut memperhatikan anak dan remaja. Permasalahan anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat.
Di Kelurahan Kuanino misalnya ada kelompok PKK. Saat arisan mereka sampaikan tentang perlindungan anak", sebut Viktoria.
Lanjut Viktoria, setiap tahun Dinas bersama Aparat penegak hukum (APH) melakukan sosialisasi tentang UU perlindungan anak, didalam termasuk hak-hak anak, tumbuh kembang anak.
Manajer Cluster Timora, Berwadin Simbolon menjelaskan, anak dan remaja harus diberi ruang seluas-luasnya untuk terlibat dalam kehidupannya.
Pelibatan anak itu dimulai dari keluarga, misalnya mereka dihargai pendapatnya, anak bisa bersuara, menyampai pikirannya dan keinginannya. Keluarga merupakan ruang untuk hidup sehingga berkembang juga sampai di lingkungan masyarakat.
Kata Berwadin, pelibatan remaja juga perlu mempertimbangkan kemampuan mereka karena tiap anak itu unik. Artinya tidak memiliki minat yang sama. Banyak perbedaan yang mereka miliki harus dipertimbangkan, termasuk beda agama. (*)