Breaking News

Berita Pendidikan

Berinteraksi dengan Anak, Kesempatan untuk Belajar

Nere Setiawan Lede (35 tahun) atau yang  biasa dipanggil Pak Nere, adalah Pelaksana Tugas (Plt)  Kepala SD Inpres Tarus I, Kecamatan Kupang Tengah, Ka

Editor: Ferry Ndoen
Istimewa
BERSAMA ANAK DIDIK -  Nere Setiawan Lede, Plt SD Inpres Tarus  1 bersama  anak didik. Mereka membangun interaksi secara positif.    

Daripada menyerah begitu saja, ia terus mendekatkan diri dengan peserta didiknya dengan penuh kehangatan dan bimbingan. Setelah menerapkan disiplin positif di sekolahnya, beliau dengan fasilitator lainnya melatih Pendekatan Disiplin Positif untuk Guru dengan contoh nyata yang sudah beliau terapkan di sekolah kepada sekitar 650 guru di Kabupaten Kupang. 

“Tidak semua guru cepat menerima. Kami terus mengingatkan dan mencontohkan penerapannya kepada guru di sekolah masing-masing,” Pak Nere menceritakan pengalamannya melatih guru lain.

 Menurutnya, disiplin positif dapat menjadi terobosan besar yang dapat menghapus kekerasan anak dan mempercepat perkembangan literasi bagi anak.

Selain pendekatan disiplin positif, ia juga mengajak para guru untuk menciptakan ruang kelas kaya aksara dan menerapkan metode percepatan literasi. Pak Nere menyiapkan bahan dan peralatan untuk media pembelajaran menggunakan Dana BOS. Kelas kelas di SD Inpres Tarus 1 yang tadinya sepi kini menjadi penuh warna akan karya guru bersama murid.

Anak-anak yang tadinya tak merasa betah di kelas, kini mereka enggan meninggalkan ruang kelas. Tak tanggung-tanggung, beliau juga menyulap ruang perpustakaan menjadi sangat nyaman dengan karpet, pendingin ruangan dan buku-buku yang menarik agar anak-anak betah berada di perpustakaan dan akhirnya minat baca pun meningkat.

Tiga tahun sudah terlewati sejak Pak Nere pertama mendengar tentang Disiplin Positif dan Percepatan Literasi. Dahulu ia seringkali mendapat keluhan dan aduan dari orangtua tentang kekerasan yang dilakukan guru kepada anak.

Namun, ia dengan bangga menyampaikan bahwa sudah tidak ada lagi orang tua yang datang kepadanya mengadu adanya kekerasan yang dilakukan guru kepada anak mereka. Usahanya membuahkan hasil.

Tak berhenti begitu saja, ia terus mengembangkan sekolahnya dengan berbagai pajangan yang tidak hanya ada di dalam kelas tapi juga di luar kelas.

Ia pun menaruh harapan besar bahwa guru dan orangtua mendapat pemahaman yang utuh atas hak  tumbuh kembang anak, termasuk hak perlindungan dan partisipasi dalam setiap hal yang terkait dengan kehidupannya.

“Saya berharap, guru dan orang tua memiliki sebuah cara pandang baru terhadap anak yang akan membantu mereka berkomunikasi dan menemukan solusi konstruktif atas setiap konflik bersama anak setiap harinya," Pak Nere menambahkan. (*/pol)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved