Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 7 November 2021, Minggu Biasa XXXII: Kasih Murni, Rahmat Tak Bertepi

Di kalangan bangsa Yahudi, janda adalah perempuan yang terpisah dengan suami karena meninggal dunia. Dia harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Ia tidak hanya memikirkan diri, hidup dan kebutuhannya. Ia sadar, Tuhanlah yang memberinya hidup.

Tuhan mengalirkan kasih murni tanpa pamrih. Kasih yang menghidupkan itu mesti kita bagi kepada orang lain.

Iman dan agama mesti mengantar kita pada praktik hidup yang konkret.

Kita harus siap membantu orang lain yang sangat membutuhkan, meski harus merelakan sesuatu yang sangat kita butuhkan.

Kita tidak memberi hanya karena berkecukupan tapi juga saat kita memiliki sesuatu bagi kita sendiri.

Kebahagaiaan tak terkira menghampiri kita ketika kita memberi dari kekurangan.

Orang yang memberi dengan tulus dari kekurangan akan menerima saat ia berkekurangan (1Raj 17:16).

Kasih yang mengalir dari kemurnian hati yang kurang, terbatas, akan menuai rahmat yang tidak pernah habis, selalu melimpah. *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 7 November 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: 1 Raja-Raja 17:10-16

Janda itu membuat sepotong roti bundar kecil dan memberikannya kepada Elia

Sekali peristiwa Nabi Elia bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota itu, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api.

Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan aku sedikit air dalam kendi untuk kuminum!”

Ketika perempuan itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah juga bagiku sepotong roti!” Perempuan itu menjawab, “Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli.

Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolanya bagiku dan bagi anakku, dan setelah memakannya, maka kami akan mati.”

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved