Berita Kota Kupang

Menjaga Kebersihan Lingkungan, Dosen Pemulung di Kupang  Ajak Mahasiswa Bersihkan Sampah di Pantai 

Jaga Kebersihan Lingkungan, Dosen Pemulung di Kupang  Ajak Mahasiswa Bersihkan Sampah di Pantai

Penulis: Ray Rebon | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Karolus Belmo, S.Fil M.Pd, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Kupang bersama para mahasiswa STIM sedang bersihkan sampah di Pantai Warna Oesapa. 

Ester Tiran (20), salah seorang mahasiswi semester III STIM Kupang mengaku kalau kegiatan bersih lingkungan juga merupakan bagian dari mata kuliah perilaku organisasi yang diasuh Karolus.

Ia bersyukur menjadi salah satu penerima beasiswa dan dilibatkan dalam kegiatan membersihkan sampah di sepanjang pantai Warna Oesapa.

"Kami diajarkan bagaimana mencintai lingkungan lewat hidup bersih. Kami rutin melakukan aksi kebersihan. Praktek kuliah ini sangat bermanfaat bagi kami sehingga kedepan kami juga bisa menularkan aksi kebersihan ini kepada masyarakat sekitar," ujar mahasiswi asal Amarasi Kabupaten Kupang ini.

Dalam kegiatan pembersihan sampah di pantai warna Oesapa ini, Karolus menyediakan sendiri kantong plastik untuk menampung sampah yang dipungut di sepanjang pantai warna.

Sampah-sampah kemudian diangkut ke mobil dinas kebersihan yang sudah tersedia. 

Puluhan kantong plastik sampah dipindahkan dan diangkut Karolus dan belasan mahasiswa ke mobil sampah.

Petugas kebersihan sendii sudah menunggu di mobil sampah menunggu sampah-sampah yang dipungut dari pantai warna Oesapa.

Bagi Karolus Belmo, S.Fil M.Pd pekerjaan memungut sampah bukan pekerjaan hina bagi nya.

Karolus yang juga dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Kupang menganggap 'profesi' nya ini menjadi kepuasan tersendiri bagi dirinya.

Jabatan mentereng sebagai wakil direktur I bidang akademik STIM Kupang tidak menjadikan dirinya berbangga atau minder saat menjadi pemulung.

Memungut dan menjual sampah bukan semata-mata untuk menambah penghasilan dan pendapatan tetapi lebih pada panggilan jiwa atas tanggungjawab kebersihan lingkungan.

Bagi sarjana S1 jebolan Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, NTT ini, menjadi pemulung justru karena kecintaannya pada lingkungan.

"Sampah memang peluang menghasilkan uang, tapi bukan sekedar tujuan itu yang saya kejar. Saya cinta kebersihan," ujarnya.

Sejak awal tahun 2019 lalu, memungut sampah dan menjadi pemulung sudah dilakoninya.

Setiap hari mulai pukul 05.00 wita hingga pukul 06.30 wita, ia menyusuri Jalan Adisucipto hingga kampus Undana bahkan terkadang ia mencari sampah hingga ke pantai warna Oesapa, Kota Kupang.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved