Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 17 Oktober 2021, Minggu Biasa XIX: Pelayan Kecil
Menemukan seseorang yang ramah bersahabat, melayani dengan sungguh dan berjiwa penolong bukanlah satu hal yang mudah.
Tuhan memberikan teladan melayani dengan membasuh kaki murid-murid-Nya.
Dia selalu mengingatkan kita agar memiliki hati dan sikap melayani.
Teladan Yesus mengingatkan kita agar memiliki hati yang siap melayani dengan tulus dan sunguh-sungguh sehingga orang yang kita layani dapat merasakan kebaikan Tuhan.
Pelayanan yang tampak kecil dan sederhana di mata manusia tetapi ketika dilakukan dengan hati yang tulus, akan menjadi hal yang sangat membahagiakan Tuhan dan sesama.
Tuhan bilang sederhana saja: yang terbesar adalah hati yang selalu melayani dengan sungguh-sungguh dengan kerendahan hati seorang hamba.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Oktober 2021: Setia Bersaksi
Seorang pelayan Tuhan adalah hamba.
Dalam bahasa Yunani, kata Doulos yang berarti budak adalah orang yang mengabdikan diri dan menyerahkan hak hidup pada Allah karena Dia telah membelinya (1Ptr 1:18-19).
Pada zaman Perjanjian Baru, seorang budak yang telah dibeli tuannya tidak lagi memiliki hak atas dirinya.
Kehidupan si budak menjadi milik sepenuhnya sang tuan.
Tujuan hidupnya hanya satu: melakukan kehendak tuannya, kecuali ia mampu menebus dirinya sendiri untuk menjadi orang merdeka.
Selama menjadi budak, satu-satunya kebahagiaan adalah melayani tuan dengan tulus. Budak tidak berbangga atas pelayanannya karena memang itulah kewajibannya.
Tuhan member pesan sederhana: setiap murid-Nya dipanggial untuk rela melayani dan menghamba, bukan mencari pengakuan dan penghargaan manusia.
Melayani bukan berarti memenuhi jadwal pribadi dengan beragam pelayanan tapi kerelaan merendahkan hati dan menempatkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan Allah dan kebutuhan sesama.
Selalu akan hadir godaan dalam diri untuk memegahkan diri saat melakukan pelayanan.
Tuhan ingatkan bahwa kita diundang untuk melayani-Nya dan sesama dengan hati seorang hamba, bukan mencari popularitas pribadi dan membesarkan nama kita sendiri.