Berita Sumba Tengah

Korban Pemukulan, Pendeta Marthen Nunu, Saya Sudah Ampuni Tindakan Oknum DPRD Sumba Tengah

Pendeta Jemaat GKS  Anamanu, Desa Wairasa, Kecamatan Umbu Ratunggay Barat, Sumba Tengah, Pendeta Marthen G.W Nunu, S.Th mengatakan, secara pribad

Penulis: Petrus Piter | Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Korban Pemukulan, Pendeta Marthen Nunu, Saya Sudah Ampuni Tindakan Oknum DPRD Sumba Tengah
Istimewa
Foto pendeta Marthen G.W Nunu, S.Th dengan posisi dahi terpasang perban akibat luka terkena pukulan oknum anggota DPRD Sumba Tengah

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,  Petrus Piter

POS-KUPANG.COM/WAIKABUBAK---Pendeta Jemaat GKS  Anamanu, Desa Wairasa, Kecamatan Umbu Ratunggay Barat, Sumba Tengah, Pendeta Marthen G.W Nunu, S.Th mengatakan, secara pribadi telah mengampuni perbuatan oknum anggota DPRD Sumba Tengah dari Partai  Nasdem yang  menganiaya dirinya, Jumat 15 Oktober 2021.

Hal mana terlihat selama tindakan penganiayan terjadi berupa pemukulan pertama mengenai dada kanan dan pemukulan ke-2 mengenai dahi hingga robek sama sekali tidak memberi reaksi perlawanan.

Sebagai manusia biasa saya merasa Tuhan telah memberi jalan terbaik menerima cobaan ini. Dan sebagai hamba Tuhan mengamini atas apa yang menimpah dirinya. Hal inilah bentuk pengampunan saya meski saya dalam kondisi teraniaya.

Namun terkait proses penegakan hukum harus tetap berjalan demi menegakan rasa  keadilan hukum di daerah ini.Bahwa bilamana dalam proses penegakan hukum sampai memutuskan masuk penjara maka hal itu harus dipandang sebagai sebuah rencana Tuhan untuk memberinya kesempatan  merubah perilaku hidup menjadi lebih baik ke depan.

Jangan memandang narapidana itu tidak baik. Penjara bukan tempat membinasakan manusia tetapi wadah untuk bertobat bagi seorang manusia untuk merubah hidup lebih baik.

Apalagi hal ini sudah menjadi keputusan lembaga yang meminta memproses terus sesuai hukum berlaku.  Soal benar atau tidak benar, mari kita berproses sesuai hukum berlaku. Baginya, kalaupun ada perdamaian bukan berarti proses hukum berhenti pula.

Demikian disampaikan Pendeta Jemaat GKS Anamanu, Desa Wairasa, Kecamatan Umbu Ratunggay Barat, Sumba Tengah, Marthen G.W Nunu, S.Th melalui telepon selulernya, Sabtu 16 Oktober 2021 pagi.

Pendeta Marthen menceritakan peristiswa naas menimpahnya, Jumat 15 Oktober 2021 pagi bermula sekitar pukul setengah enam lewat, saya baru bangun dari tidur, lalu membuka handphone ternyata ada panggilan melalui whatsApp beberapa kali tidak terjawab dari istri oknum anggota dewan bersangkutan.

Saya membaca pesan WA, salom. Saya punya feeling, pasti ada persoalan  keluarga lagi karena sudah seringkali terjadi dan kami yang menasehati dan menyelesaikannya   mengingat oknum anggota dewan dan keluarganya adalah jemaat GKS Anamanu maka ia menelepon istri anggota dewan itu  menanyakan ada perlu apa,  dan istri anggota dewan itu meminta saya bersama pendeta Salman datang ke rumahnya. Minta bantu, ada persoalan keluarga. Kebetulan dirinya dan Pendeta Salman bertugas di Jemaat GKS Anamanu.

Bersama temannya, ia lalu berangkat menuju rumah anggota dewan itu dengan tujuan untuk memberikan   pembinaan tetapi anggota dewan itu malah bersuara tinggi. Saya melihat gestur tubuhnya sepertinya mau memukul istrinya dan mendekat agar tidak lakukan itu. Saya bilang jangan begitu dan jangan teriak-teriak. Masa kamu orang pintar ko, caranya begitni.

Ia malah bilang, kamu pendeta biasanya bela-bela saya punya istri dan salahkan saya. Saya bilang tarik omonganmu dan kamu sering buat hal  yang sama pula dan bersamaan, oknum anggota dewan itu melayangkan satu kali pukulan telak mengenai dada kanannya. Saya kaget sekali, bahkan sempat merasakan sesak nafas. Namun hal itu tidak mengurungkan niatnya memberi nasehat. Namun anggota dewan itu semakin marah pula," tuturnya.

Setelah itu oknum anggota dewan itu berjalan ke arah belakang rumah, sambil berteriak-teriak mengancam istrinya. Bersama temannya, terus berupaya mengajak menurunkan nada bicaranya dan terus  memberikan nasehat agar tidak ribut-ribut lagi.

Namun, tak memperdulikannya bahkan terus mengancam istrinya. Melihat perilaku anggota dewan seperti itu maka ia meminta janganlah memukul istrimu, kalau perlu pukul saja, kami pendeta ini dan seketika oknum anggota  dewan itu memukulnya dengan kepalan tangan mengenai dahi kiri hingga luka robek.

Melihat situasi itu, sejumlah warga berdatangan menenangkan keadaan. Sebagian lainnya membawanya ke rumah sakit umum Sumba Tengah untuk mendapatkan perawatan dan visum.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved