Berita Lembata
Pembayaran Terhambat, Penyedia Batu Bata Rumah Korban Bencana Datangi PT Adhy Karya di Lembata
mathias Yohanes Daton Rau alias Elton dan Yakobus Tena Huak alias Alwi, dua orang penyedia batu bata merah untuk pembangunan rumah bagi penyintas benc
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Mathias Yohanes Daton Rau alias Elton dan Yakobus Tena Huak alias Alwi, dua orang penyedia batu bata merah untuk pembangunan rumah bagi penyintas bencana Ile Ape, mendatangi Kantor Manajemen PT Adhy Karya di kawasan relokasi Waesesa, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Jumat, 1 Oktober 2021 siang.
Keduanya hendak menanyakan kejelasan pelunasan pembayaran pengadaan batu bata merah yang digunakan untuk mendirikan jenis bangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) tersebut.
Yoling M, Manajer Konstruksi PT Adhi Karya yang bertemu keduanya menyebutkan bahwa PT Adhy Karya sudah menunjuk Kristoforus Pati sebagai pihak perorangan yang bertanggung jawab terhadap pengadaan batu bata merah untuk pembangunan rumah bagi penyintas bencana di lahan relokasi Waesesa. Oleh karena itu, pembayaran material lokal itu pun jadi urusan atau tanggung jawab Kristoforus Pati.
Elton dan Alwi sudah menandatangani surat perjanjian kerja sama di atas meterai dengan Kristoforus Pati perihal pendistribusian batu bata pekerjaan rumah bantuan bencana banjir bandang di Waesesa.
Baca juga: Ini Daftar Tujuh Venue PON XX Papua akan Diresmikan Presiden Jokowi, Semua Berstandar Internasional
Dalam perjanjian kerja sama itu juga disebutkan kalau proses pembayaran dilakukan selambat-lambatnya dua minggu setelah distribusi selesai.
Kepada Pos Kupang, Elton mengaku sudah mendistribusikan 60 ribu batu bata merah dengan total uang yang harus dilunasi sebesar Rp 45 juta. Namun, dirinya baru menerima pembayaran dari Kristoforus sebesar Rp 10 juta. Sedangkan, Alwi sudah mendistribusikan 104 ribu batu bata. Dia baru menerima Rp 18 juta dari total uang yang harus dia terima sebesar Rp 75.600.000.
Pasalnya, keduanya juga mendapatkan batu bata tersebut dari masyarakat petani yang biasa membuat batu bata di wilayah Ile Ape. Sebab itu, karena kebutuhan ekonomi, mereka juga didesak untuk membayar biaya pengadaan batu yang mereka peroleh dari para pembakar batu bata.
"Kalau tidak bayar begini, nanti kasihan juga dengan masyarakat petani yang memang hidup dan membiayai anak sekolah dari bakar batu," ujarnya mengeluhkan.
Baca juga: Pesona Keindahan Venue Dayung PON XX Papua di Teluk Youtefa, Terindah di Indonesia
Pembayaran Setiap Minggu
Pada saat bertemu Elton dan Alwi, Yoling M, Manajer Konstruksi PT Adhy Karya menyebutkan kalau pembayaran biaya batu bata merah ditransfer langsung dari bank kepada Kristoforus Pati setiap minggu, paling cepat hari Selasa dan paling lambat hari Jumat. Setelah uang ditransfer baru kemudian tugas Kristoforus untuk membayar material lokal yang sudah didistribusikan itu. Makanya urusan para penyedia batu bata langsung dengan Kristoforus Pati.
Kristoforus Pati, mengakui dirinya memang sudah mendapat kepercayaan dari PT Adhy Karya sebagai subkon pengadaan material batu bata. Di bawah dia ada belasan penyedia yang mendistribusikan batu bata merah untuk pembangunan rumah di Waesesa. Dua di antara mereka adalah Elton dan Alwi.
Namun, tambahnya, sistem pembayaran pengadaan barang ini berbeda dengan proyek-proyek seperti biasa.
"Minggu lalu tidak ada pembayaran sama sekali. Baru-baru ini, pada hari Selasa (kemarin) ada pembayaran Rp 25 juta. Sementara Alwi dan Elton ini pada pembayaran pertama dan kedua mereka sudah dapat bagian. Sehingga saya memang harus bayar orang yang belum dibayar," ujar Kristoforus yang dihubungi terpisah via telepon.
Disampaikannya, sebagai subkon, tagihan material lokalnya kepada PT Adhy Karya juga sudah kurang lebih Rp 1,3 miliar. Sementara sampai dengan hari Selasa kemarin total baru dibayarkan sekitar Rp 175 juta.