KKB Papua
Dalam 6 Bulan Terakhir, Tiga Putra Bali Gugur Ditembak KKB Papua, Kisahnya Mengharukan, Simak Ini
Hanya dalam enam bulan terakhir, terhitung April hingga September 2021, tiga putra terbaik asal Bali, gugur ditembak KKB Papua. Kisahnya mengharukan.
POS-KUPANG.COM – Sampai saat ini Papua terus bergolak. Satu persatu personel TNI Polri pun gugur di medan laga.
Mereka tewas tertembak saat sedang menjalankan tugas membela negara di tanah Papua.
Dari para korban yang meninggal dunia itu, tersebutlah pula tiga nama putra terbaik Bali yang gugur dalam pergolakan di wilayah Timur Indonesia itu.
Tiga putra Bali yang tewas tertembak itu terhitung dalam tenggat waktu enam bulan terakhir, yakni April hingga September 2021.
Sosok terakhir yang tewas ditembak kelompok kriminal bersenjata di papua atau KKB Papua, adalah Pratu Ida Bagus Putu.
Prajurit TNI AD ini gugur pada Selasa 21 September 2021 Pukul 06.53 WIT di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Pratu Ida Bagus Putu gugur karena terkena tembakan persis di bagian kepala, saat mengawal tim evakuasi suster Gabriela Meilani yang tewas di dasar jurang.
Detik-detik gugurnya Pratu Ida Bagus Putu disaksikan oleh tim gabungan yang sedang mengevakuasi jasad Gabriela Meilani.
Baca juga: Kebengisan KKB Papua di Kiwirok Ternyata Atas Perintah Lamek Taplo, Ini Pernyataan Lengkap Panglima

Ida Bagus Putu merupakan Prajurit TNI AD kelahiran Dusun Tungkul, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Meski lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, orang tua Ida Bagus Putu, yakni Ida Bagus Ketut Sutelsa, berasal dari Bali.
Orang tua Ida Bagus Putu telah lama merantau ke Pontianak, namun mereka berasal dari Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Almarhum Pratu Ida Bagus Putu tercatat sebagai prajurit TNI AD di satuan Tabakpan 3 RO 1 ton II Kipan B Yonif Mekanis 403/Wirasada Pratista di Yogyakarta yakni jajaran Korem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro.
Beberapa bulan sebelumnya, putra Bali lainnya, yakni Bharada I Komang Wira Natha, juga gugur ditembak oleh KKB Papua di Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya.
I Komang Wira Natha gugur dalam insiden berdarah di Ilaga pada , Selasa 27 April 2021 siang.
Sementara dua hari sebelumnya, tepatnya Minggu 25 April 2021, Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya juga gugur ditembak KKB Papua.
Dari informasi yang dihimpun, selain Bharada I Komang Wira Natha, ada dua anggota kepolisian lainnya yang menjadi korban dalam kontak tembak.
Berdasarkan data, dua korban lain yakni Ipda Naton Tonapa dan Bripka Moh Syaifudin yang menderita luka-luka akibat terkena tembakan.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri ketika di konfirmasi awak media dari Jayapura, Selasa 27 April 2021 sore, membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Iya benar ada kontak tembak, satu anggota kami gugur dari Brimob," katanya seperti dikutip Tribun-Papua.com.
Irjen Mathius Fakhiri juga mengatakan, dari hasil penyelidikan, pelaku penembakan merupakan KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Baca juga: Takut Diserang KKB Papua, Dua Guru Ini Minta Dievakuasi Dari Kiwirok ke Jayapura, Begini Respon TNI
Kelompok ini juga diduga dalang dari penembakan Kabinda Brigjen TNI Gusti Putu Danny, Minggu 25 April 2021.
Jenazah Bharada I Komang Wira Natha dikremasi di Desa Tegal Besar Belitang II Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, pada Kamis 28 April 2021.
Almarhum Komang Wira kelahiran Desa Tegal Besar, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.
Sementara kampung asalnya di Bali adalah Banjar Basa, Desa/Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Sebelum mendaftar rekrutmen Polri, ia sempat tinggal di Marga kurang lebih satu tahun.

Terlibat Bentrok dengan KKB Papua
Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya gugur setelah terlibat kontak tembak dengan KKB di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Minggu 25 April 2021, sekitar 15.50 WIT.
Saat meninggal duniaI Gusti Putu Danny Nugraha yang memiliki keluarga di Kabupaten Gianyar, Bali, belum setahun bertugas di Papua.
Ia lahir di Bandung, Jawa Barat. Ayahnya, Purnawirawan TNI Kolonel Gusti Putu Karya, pernah menjadi anggota Kopassus.
Keluarga Brigjen Gusti Putu Danny merupakan warga Banjar Kelod Kauh, Kelurahan Beng, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Bali.
Kabinda Papua ini terlibat dalam tembak-menembak saat dihadang KKB.
Penghadangan ini terjadi ketika iring-iringan Satgas BIN dan Satgas TNI-Polri tengah melakukan perjalanan menuju Kampung Dambet.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba KKB melakukan penghadangan dan kontak tembak keduanya tak terelakan.
Kabinda yang terlibat dalam aksi tembak-menembak pun gugur.
Panglima Kodam XVII/Cendrawasih Mayjen Ignatius Yogo Triyono mengatakan, pelaku diduga anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
"Dari laporan yang saya terima pelaku penembakan terhadap korban berasal dari kelompok Lekagak Telenggen," kata dia.
Baca juga: Ditangkap KKB Papua, Gerald Sokoy Kini Masih Hidup, Nasibnya Di Tangan Musuh, Mencemaskan? Simak Ini
Jenazah Gusti Putu Danny Karya Nugraha dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, 27 April 2021.
Prosesi pemakaman diiringi upacara militer. Prosesi pemakaman berlangsung tertutup untuk umum. (*)
Pratu Ida Bagus Putu Di Mata Sang Ayah
Pratu Ida Bagus Putu gugur ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Selasa 21 September 2021.
Di mata Ida Bagus Ketut Sutelsa, sang ayah, Ida Bagus Putu merupakan anak yang baik dan pendiam. Namun ia berani mempertaruhkan nyawanya untuk negara.
“Anak saya orangnya pendiam. Dia sekarang meninggal setelah bertaruh nyawa untuk negara,” kata Ida Bagus Ketut Sutelsa ditemui di kediamannya di Dusun Tungkul, Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Selasa 21 September 2021.
Ida Bagus Ketut Sutelsa sudah lama merantau ke Pontianak, Kalimantan Barat. Pratu Ida Bagus Putu pun lahir dan besar di sana. Aslinya ia berasal dari Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Ia meminta kepada Pemerintah agar peristiwa-peristiwa di Papua yang mengakibatkan korban jiwa diperhatikan secara serius.
"Harapan saya supaya ditanggani lebih baik di sana, jangan sampai berlarut-larut ada korban seperti ini. Saya ikhlas anak saya untuk negara seperti ini, karena memang sudah tugas dia," ucapnya sambil menahan kesedihan.
Almarhum hanya memiliki satu orang adik laki-laki yang saat ini sedang duduk di bangku kelas 9 atau kelas 3 SMP.
"Saya harap kepada Pemerintah, anak saya yang satu ini (adik almarhum) diperjuangkan juga kalau bisa, abangnya sudah bertaruh nyawa untuk negara,” katanya.
Ida Bagus Ketut Sutelsa sehari-hari bekerja menjual nasi goreng pada malam hari di Jembatan Lama, Ngabang, Kalimantan Barat.
Baca juga: Gempur KKB Papua Kapolda Fakhiri Minta Bantuan Mabes Polri, Akankah Papua Jadi Zona Hitam Indonesia?
“Karena saya susah juga penghidupan saya. Saya berjualan kadang ada rejeki kadang tidak ada, pasang surut, apalagi keadaan Covid-19 kayak gini," tambahnya.
Mengenai sosok sang anak, Ida Bagus Ketut Sutelsa menerangkan bahwa Pratu Ida Bagus Putu adalah sosok yang tidak banyak bicara dan baik di mata keluarga dan teman-teman semasa sekolahnya dulu yang merupakan alumni SMA Maniamas Ngabang.
"Anak saya itu pendiam, tidak banyak omong, baik orangnya. teman-teman sekolahnya yang datang tadi, mereka cerita anak saya baik orangnya," ungkapnya.
Dengar suara berat, ia mengaku ikhlas dengan kepergian sang buah hati untuk selamanya.
"Saya ikhlas, macam mana lagi saya. Saya bah ndak mau kayak gini, macam mana lagi. Kehendak Yang Maha Kuasa kayak gini, dah takdir anak saya mungkin kayak begini, meninggal untuk negara," lanjutnya.
Ida Bagus Ketut Sutelsa mengaku mendengar kabar kepergian anaknya dari sang istri.
"Yang kasi tahu istri saya, pertamanya Komandan 403 di Papua memberi kabar ke istri saya. Sekitar jam 5 lewat lah kami dapat kabar itu," tuturnya.
Pratu Ida Bagus Putu gugur karena alami luka tembak di bagian kepala saat bertugas di Pos Kiwirok, Pengunungan Bintang, Papua, pada Selasa 21 September 2021.
Ia dinyatakan meninggal dunia setelah mendapat tembakan dari orang tak dikenal (OTK) sekitar pukul 06.30 WIT. Diduga kuat ia ditembak anggota KKB Papua.
Di mana saat itu ia bersama lima rekannya hendak bertugas mengamankan helly yang akan membawa jenazah petugas medis yang meninggal di Kiwirok beberapa hari lalu.
Ida Bagus Ketut Sutelsa juga menyampaikan, terakhir berkomunikasi dengan almarhum yang merupakan anak pertamanya itu pada tanggal 18 September via WhatsApp (WA).
Pria yang asal Kabupaten Jembrana, Bali, yang sudah lama merantau ke Kalimantan Barat ini lantas menunjukkan isi percakapan mereka.
Isi dari percakapan WA itu Ida Bagus Ketut Sutelsa mengirim pesan chat kepada sang anak pada tanggal 16 September sekitar pukul 21.31 WIB.
Dalam chat ia meminta agar anaknya untuk berhati-hati dalam tugas dan selalu berdoa.
Kemudian chat dibalas oleh sang anak pada tanggal 18 September sekitar pukul 05.13 WIB, yang pada intinya menjawab dengan mengiyakan pesan dari sang ayah, dan akan selalu berdoa di tempat tugas.
"Jadi tanggal 16 saya chat dia, tanggal 18 baru dapat balasan, mungkin dia sedang dalam tugas jadi tidak bisa dihubungi. Kalau pulang ke rumah di sini terakhir itu pada akhir tahun 2019," terang Ida Bagus Ketut Sutelsa.
Baca juga: Benarkah KKB Papua Punya Sniper? Tembakan Tak Jarang Meleset, Prajurit Selalu Jadi Korban, Simak Ini
Dirinya juga menuturkan, kemarin dirinya memang ada juga merasakan hal yang tidak biasa.
"Kemarin saya ada merasa tidak enak tidur, mungkin itu firasat bahwa akan ada sesuatu," ceritanya.
Pratu Ida Bagus Putu merupakan Prajurit TNI AD kelahiran Pontianak asal Dusun Tungkul Desa Hilir Kantor Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, pada 21 tahun lalu.
Almarhum Pratu Ida Bagus Putu ini tercatat prajurit TNI AD di satuan Tabakpan 3 RO 1 ton II Kipan B Yonif Mekanis 403/ Wirasada Pratista di Yogyakarta yakni jajaran Korem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pratu Ida Bagus Putu Gugur Ditembak KKB Papua, Sang Ayah: Dia Bertaruh Nyawa untuk Negara