Berita Nagekeo

Balai Pertemuan Masyarakat Desa Ladolima Timur Nagekeo Resmi Dibangun

anggaran yang digunakan dalam pembangunan balai desa tersebut bersumber dari Dana Desa dan juga kontribusi warga setempat

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do meletakan batu pertama di Ladolima Timur, Sabtu 25 September 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM, BAJAWA-Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do pada, Sabtu 25 September 2021 kembali melakukan peletakan batu pertama pembangunan balai pertemuan Masyarakat Desa Ladolima Timur, Kecamatan Keo Tengah.

Dalam kegiatan tersebut, Bupati Don didampingi Camat Keo Tengah Hildegardis Muta Kasi. Saat tiba di lokasi pembangunan, Bupati dan rombongan disambut masyarakat Desa Ladolima Timur.

Bupati Don langsung menuju tempat peletakan batu pertama.

Dihadapan masyarakat, Bupati Don melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda mulai dibangunnya balai pertemuan tersebut.

"Dengan meminta pertolongan Tuhan dan penyertaan semua leluhur terutama  mereka yang telah menyerahkan lahan ini bagi fasilitas supaya sama-sama, bersama kita membangun fasilitas ini dan bisa bermanfaat bagi kita semua," ungkapnya.

Antusias warga yang begitu tinggi sangat nampak dalam keterlibatan dan semangat kerja sama dalam pengerjaan pembangunan balai pertemuan tersebut.

Baca juga: Tambah Dua Kasus Positif Baru dan Dua Kasus Sembuh di Sumba Timur 

Kepala Desa Ladolima Timur, Yoseph Yale dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Nagekeo atas terlaksananya tahapan pembangunan tersebut.

Dijelaskannya, perencanaan pengerjaan balai pertemuan sudah dari tahun lalu 2020. Rencananya dibangun dua lantai, dimana pada lantai bawah diprioritaskan untuk kantor dan lantai dua untuk balai pertemuan masyarakat. 

"Atas berkat Tuhan dan leluhur sehingga pemerintah daerah meloloskan untuk penetapan asistensi pembangunan Desa Ladolima Timur termasuk pembangunan balai masyarakat desa ini," ungkapnya.

Lebih lanjut Kades mengatakan anggaran yang digunakan dalam pembangunan balai desa tersebut bersumber dari Dana Desa dan juga kontribusi warga setempat.

"Anggaran murni Dana Desa. Kemudian ditambah lagi dengan kontribusi masyarakat. Meskipun ditengah pandemi, masyarakat masih bersedia berkontribusi Rp. 600.000 per KK selain tenaga. Tahun ini dan tahun depan tetap kami lanjutkan. Dengan ukuran begitu kecil diatas lahan sempit dengan luas 10m panjang kebelakang, kami berjuang kami tetap bertekad dahulukan rumah besar ini, Sao pu'u kami," ungkapnya.

Baca juga: Kabar Gembira, Tak Ada Tambahan Kasus Positif Covid-19 di Sumba Timur Hari Ini

Camat Keo Tengah, Hildegardis Muta Kasi dalam sambutannya mengaku senang dengan semangat dan niat yang tulus dari masyarakat untuk melaksanakan pengerjaan balai pertemuan tersebut.

"Senang sekali hari ini saya melihat semangat. Enam ratus ribu tidak seberapa dan kami pemerintah hadir disini lihat niat dan semangat yang tinggi. Niat ini saya sangat yakin Tuhan dan leluhur sangat memberkati kita.  Ini sa'o mere kita. Dari sisi pemerintah sao pu'u bersama pemerintah kita sama sama memikirkan bagaimana kehidupan kita, generasi kita, kampung kita, wilayah kita," ungkapnya.

Lebih lanjut, camat Hilda juga menyampaikan terima kasih pada masyarakat dibawah pemerintah desa yang telah bersedia, iklaskan, dan dengan niat yang tulus.

"Kalau tanpa itu hari ini mona terjadi. Terima kasih woso (Terima kasih banyak, red-). Saya berharap semangat yang menggebu nggebu hari ini akan terus berlanjut sampai mentok dimana disitu sudah. Atur langkah lagi baik- baik. Kepala Desa jangan tabrak. Saya harap semangat ini tetap ada," ungkapnya.

Menurut Camat Hilda, kehadiran Bupati Nagekeo sebagai sebuah motivasi, dorongan yang membuat masyarakat, dan pemerintah level dibawahnya merasa berharga. Oleh karena itu, mari jaga rasa. Rasa penghargaan dari masyarakat dengan semangat bekerja dan partisipasi yang tulus.

Pada kesempatan itu, Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do mengatakan, lahan boleh sempit, namun hati tidak terbatas apalagi pikiran. Secara topografi, Ladolima Timur yang terbatas tidak berarti hati para pelayannya juga sempit. Ruang atau bangunan ini boleh sempit namun hati tidak.

"Ruang kantor kita boleh kecil tapi hasil kerja kita bisa besar karena hati kita tidak terbatas," ujarnya.

Johannnes mengungkapkan, memasuki era digital, layanan kepada masyarakat mengarah kepada paperless. Penggunaan kertas semakin berkurang yang artinya sudah tidak lagi gunakan gudang fisik tapi gudang Virtual. Ruang pertemuan masyarakat juga bisa manfaatkan ruang bersama sehingga bisa mengoptimalkan fasilitas yang ada.

Diakhir sambutannya, Bupati Don berharap agar, dengan dana yang terbatas struktur utama pekerjaan balai pertemuan tersebut tidak terganggu.

"Kepada arsitek atau kepala tukang, bapak Ambros Malo pesan saya agar perhatikan betul hal- hal dasarnya, menghitung dengan benar, membangun dulu struktur utama, kolong, balok sampai atap supaya sampai dengan  akhir musim hujan ini atap sudah jadi, baru yang lainnya," ujarnya.

Hadir dalam giat tersebut Camat Keo Tengah Hildegardis Muta Kasi, S.IP.MPA, Danposramil Keo Tengah Sertu Yohanes Sawu Iwa, Kepala Desa Ladolima Timur Yoseph Yale, Kepala Tukang Ambros Malo, Para tokoh masyarakat, Tokoh adat serta masyarakat desa. (*)

Berita Nagekeo Terkini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved