Opini Pos Kupang

Mengenal Kolik pada Bayi yang Sulit Ditenangkan

MENANGIS merupakan aktivitas yang wajar ditemukan pada seorang bayi. Pada dasarnya tangisan merupakan sebuah bentuk komunikasi

Editor: Kanis Jehola
Dok Pos-Kupang.Com
Logo Pos Kupang 

Oleh: dr. Suryadi Limardi

POS-KUPANG.COM-MENANGIS merupakan aktivitas yang sangat wajar ditemukan pada seorang bayi. Pada dasarnya tangisan merupakan sebuah bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada pengasuhnya untuk memberi tanda akan sesuatu yang ia butuhkan ataupun ketidaknyamanan yang dirasakan.

Dalam perkembangannya, intensitas menangis pada bayi yang baru lahir akan meningkat hingga mencapai puncaknya pada usia enam hingga delapan minggu dengan durasitangisan sekitar duajam per hari. Kemudian,saat bayi berusia tiga hingga empat bulan durasi tangisanakan berkurang secara bertahap seiring bertambahnya usia.

Umumnya tangisan pada bayi memberikan sinyal yang beragam, seperti rasa lapar, haus, ketidaknyamanan, ataupun nyeri. Lazimnya tangisan pun akan berhenti jika ketidaknyamanan atau kebutuhan tersebut telah teratasi.

Sayangnya, pada sekitar 5-25 persen bayi dapat ditemukan tangisan yang terjadi secara berlebihan tanpa sebab yang jelas sertasangat sulit ditenangkan walaupun telah dilakukan berbagai cara. Pengasuhpun perlu mencurigai adanya kolik sebagai salah satu penyebab tangisan bayi denganciri tersebut.

Kolik merupakan kelainan pada bayi berusia kurang dari empat bulan yang ditandai oleh tangisan ataupun rewel yang berkepanjangan atau berulang tanpa sebab yang jelas dan tak dapat dicegah ataupun ditangani oleh pengasuhnya.

Saat ini penyebab kolik masih belum diketahui secara jelas dan tidak ditemukan perbedaan kejadian antara bayi laki-laki ataupun perempuan serta mereka yang diberikan air susu ibu (ASI) ataupun susu formula.

Tangisan ataupun rewel pada kolik biasanya dapat berlangsung selama lebih dari tiga jam per hari serta lebih dari tiga hari per minggu. Tangisan saat bayi mengalami kolik pun berbeda dengan tangisan biasanya dimana tangisan tersebut lebih nyaring, intens, dan melengking serta dapat terdengar seperti sebuah teriakan.

Biasanya kolik terjadi pada malam hari dansecara khas akan dimulai dan berhenti secara spontan setelah durasi tertentu. Tangisan atau rewel pun tak dapat dihentikan walaupun bayi telah diberikan susu, diganti popoknya, ataupun ditenangkan.

Pada dasarnya kolik merupakan kelainan yang ringan dan biasanya akan membaik dengan sendirinya saat bayi mencapai usia tiga hingga empat bulan. Sayangnya terdapat beberapa faktor yang membuat kolik membutuhkan perhatian khusus dalam penanganannya.

Pertama, terdapat berbagai kondisi berbahaya seperti sumbatan usus, hernia yang mengalami penjepitan, hingga infeksi selaput otak yang gejalanya dapat menyerupai kolik. Selain itu, kondisi medis lainnya seperti alergi susu sapi, refluks asam lambung, hingga intoleransi laktosa juga dapat timbul bersamaan dengan gejala kolik.

Oleh karena itu, untuk menentukan kondisi kolik dokter perlu memeriksa keadaan bayi secara menyeluruh untuk menyingkirkan kemungkinan adanya berbagai kondisi yang membahayakan pada bayi.

Kedua, kolik seringkali menyebabkan stres dan kecemasan padapengasuhnya. Pengasuh pun seringkali menyalahkan diri serta merasa tidak mampu dalam merawat bayinya karena tak dapat ditenangkan. Bayi yang mengalami kolik jugaberpotensi mengalami kekerasan akibat stres yang ditimbulkan pada pengasuhnya.

Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal tersebut sebaiknya pengasuhsegera memeriksakan bayi yang dicurigai mengalami kolik ke fasilitas kesehatan.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved