Salam Pos Kupang
Cegah Vaksin Kadaluarsa
PEMERINTAH secara serius berupaya mengakhiri pandemi Covid-19 dengan mematuhi anjuran Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
POS-KUPANG.COM- PEMERINTAH secara serius berupaya mengakhiri pandemi Covid-19 dengan mematuhi anjuran Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesehatan atau WHO (World Health Organisation) untuk mempercepat terbentuknya kekebalan komunitas atau herd community. Kekebalan komunitas ini dapat terbentuk bila sebagian besar masyarakat atau komunitas telah menerima vaksin.
Proses vaksinasi Covid-19 ini diyakini akan membentuk kekebalan dalam tubuh terhadap virus Corona yang menyerang tubuh seseorang. Ketika kekebalan tubuh terbentuk secara massal di satu komunitas diharapkan terbentuk pula kekebalan secara komunitas yang akan memutuskan rantai penyebaran Covid-19.
Pemerintah telah menetapkan sasaran vaksinasi Covid-19 untuk mencapai kekebalan komunitas di Indonesia sebanyak 208.265.720 orang. Untuk mencapai target ini, pemerintah telah mendatangkan puluhan juta vaksin berbagai jenis dan mendorong percepatan vaksinasi.
Pemerintah akan terus berupaya menambah pasokan vaksin hingga mencapai 430 juta dosis. Tribunnews.com (20/8/2021) mengungkapkan Presiden RI, Joko Widodo menegaskan pemerintah menargetkan 200 juta warga sudah diberi vaksin hingga akrhir tahun 2021.
Baca juga: Kebun Dapur Hidup, Kreativitas Warga Kampung Kuwujawa Ende di Tengah Pandemi Covid-19
"Jumlah vaksin sebanyak itu kita upayakan untuk melakukan vaksinasi bagi lebih dari 200 juta rakyat sampai akhir tahun ini, dua dosis untuk setiap orang."
Hingga saat ini ada empat provinsi yang pencapaian vaksinasi sudah di atas 50 persen, yakni DKI Jakarta, Bali, DIY dan Kepulauan Riau. Sedangkan sisanya di bawah 50 persen, termasuk di NTT yang baru mencapai 22,82 persen.
Dikutip dari https://vaksin.kemkes.go.id/, sasaran vaksinasi di Indonesia sebanyak 208.265.720, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi, hingga posisi 14 September 2021 untuk dosis pertama sebanyak 74.257.515 dosis atau 35,66 persen dan total vaksinasi dosis 2 sebanyak 42.65.331 persen.
Pemerintah terus mengalakkan layanan vaksin diberbagai tempat layanan dan juga melibatkan berbagai komponen masyarakat bahkan partai politik untuk mempercepat cakupan vaksin. Layanan vaksin juga dilakukan dengan menggandeng pihak swasta seperti Gereja, dunia pendidikan bahkan para politisi. Beberapa partai politik dan politisi pun terlihat gencar ikut menyelenggarakan layanan vaksin.
Baca juga: Kendala dan Solusi Pembelajaran di Tengah Pandemi Covid-19
Terlepas motif kemanusiaan, kepedulian seosial atau upaya mendukung pemerintah maupun motif politik electoral sekalipun dari penyelenggaran vaksin yang gencar ini, tentu harapan utamanya adalah agar cakupan vaksin yang ditargetkan segera tercapai dan kekebalan komunitas terbentuk. Harapan untuk pandemi ini segera berakhir adaah harapan semua orang agar kehidupan normal kembali terjadi.
Selain pembentukan kekebalan komunitas yang sangat dirindukan, kita tentu berharap agar percepatan proses vaksinasi tersebut dilakukan terutama karena sampai saat ini belum ada vaksin massal yang dapat diproduksi dalam negeri.
Negara harus mengeluarkan dana sangat besar untuk pengadaan vaksin dari sejumlah negara yang tentu memproduksi vaksin tersebut dengan batas waktu kedaluarsa dan juga harus disimpan dalam suhu khusus. Tidak heran kalau proses pendistribusiannya dikawal ketat agar vaksin tersebut tetap dipastikan aman dan layak untuk diberikan atau disuntikan.
Kekhawatiran yang timbul saat ini adalah potensi kadaluarsa dari vaksin yang diadakan bila tidak segera didistribusikan. Ada informasi bahwa pada sejumlah daerah ada stok vaksin yang terancam kedaluarsa sementara di sejumlah daerah lain warga sangat antusias mencari layanan vaksin ditengah keterbatasan stok vaksin.
Pemerintah perlu mengantisipasi potensi kerugian ini tidak hanya kerugian anggaran tetapi juga terutama terhambatnya capaian kekebalan komunitas dan harapan segera berakhirnya pandemic Covid-19 ini.
Strategi pendistribusian vaksin dan kampanye atau sosialisasi vaksinasi harus terus digalakan agar stok vaksin yang terbatas dan telah menelan biaya yang tidak sedikit ini tidak menjadi mubazir atau rusak serta `musuh bersama' kita Covid-19 bisa kita kalahkan. *
Baca Salam Pos Kupang Lainnya