Opini Pos Kupang

Kendala dan Solusi Pembelajaran di Tengah Pandemi Covid-19

Hantaman Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan manusia termasuk dunia pendidikan

Editor: Kanis Jehola
Dok Pos-Kupang.Com
Logo Pos Kupang 

Oleh: Adrianus Ngongo, Mahasiswa Konsentrasi Manajemen Pendidikan Program MM Unwira Kupang

POS-KUPANG.COM- . Pendidikan tatap muka dengan mengandalkan ruang kelas fisik sebagai ruang pertemuan melaksanakan pembelajaran mulai diganti dengan pembelajaran di ruang maya/virtual.

Kontak langsung antara guru dan murid tidak lagi terjadi. Kontak dilakukan secara tak langsung melalui berbagai media/platform/aplikasi seperti facebook, whatsapp, zoom, googlemeet, dan berbagai fitur belajar lainnya.

Hari-hari ini masyarakat semakin terbiasa dengan model pembejaran daring. Ketersediaan internet dan komputer atau HP android semakin mempermudah terlaksananya pembelajaran daring.

Data dari EducationData.org, pada tahun 2017, 19,7 juta mahasiswa terdaftar sebagai peserta pendidikan tinggi dimana 6,6 juta di antaranya merupakan mahasiswa pendidikan daring (Simms, 2021: 3).

Baca juga: Pandemi Covid-19 Sebabkan Jemaah Haji Lembata Batal ke Tanah Suci

Ini berarti pendidikan daring semakin mendapatkan tempat dalam aktivitas pendidikan saat ini dan pada masa yang akan datang.

Simms (2021: 4-5) mencatat bahwa pembelajaran daring memiliki beberapa keunggulan: fleksibel, hemat waktu, hemat biaya, kelas tak terbatas ruang dan waktu serta pembelajaran yang dapat dilakukan di mana saja sepanjang ada koneksi internet.

Dalam implementasinya di Indonesia, pendidikan daring yang semakin populer ternyata masih berhadapan dengan beberapa kendala. Implementasi pembelajaran daring tidak mudah dilakukan karena hambatan-hambatan yang ada.

Empat kendala

Pembelajaran daring yang kian ramai digunakan dalam pembelajaran di berbagai negara termasuk Indonesia menyisakan empat kendala. Andini Amalia dan Nurus Sa'adah dalam artikel berjudul Dampak Covid 19 terhadap Kegiatan Belajar Mengajar di Indonesia (Jurnal Psikologi Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020) mengemukakan ada empat kendala utama dalam pembelajaran daring di Indonesia.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid 19, Gubernur Laiskodat Tingkatkan Perekonomian NTT

Pertama, keterbatasan kemampuan adaptasi dan penguasaan teknologi informasi guru dan murid. Banyak guru dan murid yang kurang terliterasi secara digital. Akibatnya kondisi saat ini yang memaksa pemanfaatan teknologi untuk tetap memberikan layanan pendidikan tidak dapat dilakukan dengan baik.

Guru gagap. Anak didik tidak siap. Layanan pendidikan pun dilaksanakan semampu guru dan murid mengadaptasi teknologi informasi. Dalam kondisi terburuk, guru terpaksa melakukan tatap muka pada titik-titik kumpul di rumah salah satu anak didik.

Kedua, keterbatasan sarana prasarana digital. Soal ini masih terus menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Sarana prasarana digital terutama di daerah-daerah luar Jawa Bali masih sangat terbatas.

Keterbatasan ini mengganggu layanan pendidikan daring yang masih merupakan bentuk layanan yang paling mungkin diberlakukan saat ini. Perangkat keras dan lunak serta ketersediaan aliran listrik masih berjumlah sangat terbatas di sebagian besar wilayah Indonesia.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved