Berita Ngada

Dapat Beasiswa PIP Aspirasi dari AHP, Orangtua Wali Siswa di Ngada Merasa Sangat Terbantu

terkoneksi dengan Dapodik Kemdikbud sebagai instrumen komunikasi dan informasi tentang sekolah dalam sistem informasi Kemdikbud

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Kepala SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa, Hendrianto Emanuel Ndiwa saat menyerahkan beasiswa PIP kepada perwakilan orangtua siswa di ruang laboratorium SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa, Kamis 9 September 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM, BAJAWA-Orangtua wali siswa di Kabupaten Ngada merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) yang merupakan bantuan aspirasi dari anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira (AHP).

Salah satu orangtua wali siswa yang meras sangat terbantu dengan adanya beasiswa PIP tersebut yakni Hendrica Melania Lame Djawa.

Ia mengaku sangat terbantu dengan program Presiden Joko Widodo tersebut.

Ditemui di ruang laboratorium SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa, Kamis 9 September 2021 setelah selesai mengikut kegiatan sosialisasi beasiswa PIP dari tenaga ahli anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira, Hendrica mengatakan bahwa basiswa PIP tersebut merupakan solusi bagi masalah pembiayaan pendidikan anak walinya.

"Kebetulan ini ponakan saya dimana, Kaka saya baru meninggal, jadi cukup berat biaya pendidikan anak-anaknya. Anaknya dua, anak pertama baru masuk kuliah, dan anak kedua masih SMA," ungkapnya.

Meski sebelumnya Hendrica merasa berat, namun kini sudah dapat diringankan dengan adanya beasiswa PIP yang merupakan hasil perjuangan aspirasi dari Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut. 

Baca juga: Satuan Binmas Polres Ngada Beri Penyuluhan Tentang Narkoba dan Kenakalan Remaja

Atas bantuan tersebut, Ia mengucapkan terima kasih kepada Kementrian Pendidikan yang sudah memfasilitasi pemenuhan biaya pendidikan anak melalui aspirasi Anggota DPR RI Komisi X itu.

"Mereka betul-betul dengan hati serta niat baik melihat kebutuhan masyarakat terutama pendidikan anak-anak dengan menjembatani ketersediaan dana dari pemerintah dengan kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Menurut Hendrica, bantuan beasiswa PIP tersebut sangat membantu untuk keberlanjutan pendidikan anak-anak, apalagi diberikan kepada siswa yang secara ekonomi lemah.

Sementara itu, Kepala SMAS Regina Bajawa, Hendrianto Emanuel Ndiwa  memberikan apresiasi dan terima kasih kepada anggota DPR Andreas Hugo Pareira yang sudah berpihak kepada dunia pendidikan dengan cara memberikan keringanan pembiayaan pendidikan melalui bantuan beasiswa aspirasi.

Menurutnya, perjuangan yang dilakukan oleh anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu adalah perjuangan yang tulus karena telah meringankan orangtua dari aspek pembiayaan pendidikan.

Baca juga: Peduli Korban Banjir Malapedho di Ngada, Keluarga Flobamora Mimika Papua Kirimkan Bantuan

"Sehingga saya mewakili guru, orangtua siswa, komite, yayasan menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pak Andreas Hugo Pareira yang sudah berpihak kepada dunia pendidikan dengan memperjuangkan beasiswa PIP untuk meringankan pembiayaan pendidikan anak-anak di sekolah ini," ungkapnya.

Hendrianto juga menyampaikan terima kasih kepada tenaga ahli anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira yang sudah menjelaskan secara teknis terkait beasiswa PIP tersebut kepada orangtua dan pihak sekolah.

Hendrianto bersyukur, berkat komunikasi yang intens antara pihak sekolah dengan tenaga ahli, sehingga dari usulan 77 siswa di sekolah itu, semuanya diakomodir untuk mendapatkan bantuan beasiswa aspirasi tersebut.

Hendrianto berharap kepada orangtua dan para siswa di SMA Regina Pacis Bajawa supaya dapat menggunakan bantuan beasiswa itu secara bijak untuk kepentingan pembiayaan pendidikan.

"Dan jangan lupa, kita selalu mendoakan orang yang sudah memberikan bantuan kepada mereka," ungkapnya.

Sementara itu, Anggota DPR RI, Andreas Hugo Pareira menjelaskan bahwa bantuan beasiswa PIP aspirasi melalui anggota DPR RI atau Komisi X adalah program dari Pemerintahan Jokowi untuk dapat membantu siswa/i SD, SMP, SMA dan SMK di seluruh Indonesia.

Baca juga: Siswi 14 Tahun di Ngada Disetubuhi Pria 52 Tahun Hingga Hamil 5 Bulan

Menurutnya, ada dua kategori PIP, yang pertama adalah PIP Reguler, yang diusulkan oleh Sekolah melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sekolah masing-masing.

Dimana sekolah wajib mengisi Dapodik secara online untuk terkoneksi dengan Dapodik Kemdikbud sebagai instrumen komunikasi dan informasi tentang sekolah dalam sistem informasi Kemdikbud.

Dalam pengisian Dapodik ini termasuk nama-nama seluruh siswa/i di sekolah tersebut. Dari Dapodik tersebut yang menyangkut siswa/i bisa dilihat ada siswa yang layak, tidak layak atau yang layak tapi kurang lengkap atau kurang tepat datanya.

"Siswa/i yang layak PIP adalah mereka yang orangtua/wali secara ekonomi membutuhkan dukungan Beasiswa PIP," terangnya.

Andreas menambahkan, yang kedua adalah PIP aspirasi, yang diusulkan oleh masyarakat kepada anggota DPR RI atau Komisi X DPR RI.

Pemberian PIP aspirasi tersebut berdasarkan usulan dari masyarakat yang kemudian di-cross check kepada Dapodik sekolah dari siswa yang diusulkan untuk melihat kelayakan PIP dari siswa yang diusulkan sehingga PIP aspirasi ini sifatnya aspiratif dan berasal dari usulan masyarakat.

Baca juga: BPBD NTT Serahkan Bantuan Bagi Korban Banjir Bandang Ngada

"PIP aspirasi ini juga untuk menambah jumlah yang telah diusulkan oleh sekolah melalui PIP reguler. Sehingga, siswa yang telah memperoleh PIP Reguler pasti tidak memperoleh PIP Aspirasi. Alias, seorang siswa tidak bisa peroleh dua kali, reguler dan aspirasi," jelasnya.

Andreas mengatakan, tujuan pemberian beaiswa PIP ini untuk mendukung anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi agar bisa melanjutkan sskolah, dan tidak putus sekolah. Oleh karena itu, dirinya berharap agar beasiswa PIP benar-benar dimanfaatkan untuk pendidikan anak sekolah.

"Bukan untuk guru, juga bukan untuk orangtua. Orangtua bersama guru melalui komite sekolah dapat merembukan pemanfaatannya untuk pendidikan anak-anak. Kita juga berharap agar dengan bantuan PIP kelanjuta belajar anak-anak lebih terjamin, sehingga tidak terjadi putus sekolah, karena hal-hal yang sepeleh," ungkapnya.

Andreas juga mengingatkan kepada oprator IT di sekolah masing-masing supaya serius memperhatikan pengisian Dapodik agar lebih teliti, tidak salah sekecil apapun menyangkut data, dan juga secara berkala memutakhirkan Dapodik sehingga Dapodik selalu update. Karena pengalaman, banyak juga usulan PIP ditolak karena kesalahan data siswa/i atau salah sasaran karena datanya tidak terupdate. 

"Kasus seperti, ada anak yang memperoleh beasiswa PIP tetapi siswa yang bersangkutan sudah tidak sekolah atau pindah sekolah, sering terjadi. Kemudian ada kasus kesalahan pengetikan nama siswa, nama orangtua dan lain-lain masih sering terjadi sehingga ketika akan diusulkan, nama tersebut ditolak oleh sistem," pungkasnya. (*)

Berita Ngada Terkini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved