Berita Manggarai Timur

BPS Manggarai Timur Gelar Pelatihan Bagi Calon Sitasi 2021, Ini Tujuanya!

BPS Manggarai Timur Gelar Pelatihan Bagi Calon Petugas Survei Pertanian Terintegrasi, Ini Tujuanya!

Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Kegiatan pelatihan SITASI 2021 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, BORONG - Badan Pusat Statistik ( BPS) Kabupaten Manggarai Timur menggelar pelatihan bagi calon  (SITASI) Tahun 2021.

Kegiatan itu berlangsung di Aula Hotel Kharisma Borong, Jumat 10 September 2021.

Kegiatan dengan menerapkan Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 secara ketat itu dibuka langsung oleh Kepala BPS Kabupaten Manggarai Timur, Angela Regina Maria Wea, S.ST.,M.Si.

Adapun peserta yang hadir dalam kegiatan itu sebanyak 26 orang, dengan rincian 19 orang petugas dan 7 orang pengawas.

Baca juga: Bupati Canangkan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi di BPS Manggarai Timur

Dalam sambutanya, Angela Regina Maria Wea, mengatakan, Sensus Pertanian yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali dan yang terakhir dilaksanakan adalah tahun 2013 (ST2013) dan Sensus Pertanian akan dilaksanakan kembali pada tahun 2023.

Di samping Sensus Pertanian yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, pada tahun 2018 juga dilaksanakan Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) untuk menjembatani 2 periode sensus 10 tahunan sehingga perubahan informasi di sektor pertanian yang bersifat dinamis dapat dipotret.

Selain kedua sumber utama data pertanian tersebut, juga melaksanakan berbagai survei di sektor pertanian untuk menjawab kebutuhan data dari berbagai stakeholder. SITASI merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia sebagai implementasi atas rekomendasi Badan Pangan Dunia (FAO) agar negara-negara di dunia melaksanakan Agricultural Integrated Survey (AGRIS) atau Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) sehingga ada keterbandingan kondisi pertanian global di seluruh dunia.

Hal ini tentunya tidak lepas dari program FAO dalam menjamin ketersediaan pangan dunia. Bagi Indonesia, tentunya pelaksanaan AGRIS atau SITASI ini bukan hanya menyediakan data pertanian untuk keterbandingan antar negara tetapi lebih daripada itu agar Indonesia dapat menjadi salah satu lumbung pangan dunia dan dapat memenuhi kebutuhan pangan dunia (Feed the World).

Baca juga: Kepala BPS Manggarai Timur Minta Dukungan ASN Sukseskan Sensus Penduduk Online 2020

SITASI adalah suatu terobosan untuk memenuhi kebutuhan data pertanian yang serba cepat, lengkap, hemat, terpadu serta dapat memenuhi tuntutan global. Banyak survei di bidang pertanian yang telah dilakukan oleh BPS, namun terkadang masih berdiri sendiri untuk memenuhi tujuan masing-masing.

Karena itu, kata Angela, dibutuhkan suatu survei yang dapat mengintegrasikan data-data pertanian serta mampu memenuhi kebutuhan data strategis pertanian baik di level nasional maupun internasional.

Kemajuan teknologi yang semakin cepat serta meningkatnya kebutuhan keragaman data pertanian semakin melebarkan kesenjangan antara data pertanian yang dihasilkan dan yang dibutuhkan. Kesenjangan tersebut termasuk penyediaan data yang akurat dan cepat untuk dapat mengukur semua indikator.

"Pelaksanaan SITASI diharapkan akan mampu menjawab tantangan tersebut,"ungkap Angela.

Angela juga mengatakan, salah satu program dunia sampai dengan 2030 adalah SDGs pertanian berbasis petani dan gender. Dengan berpedoman pada AGRIS FAO, SITASI yang dirancang ini nantinya dirancang akan mampu memenuhi Minimum Set Core Data (MSCD) di bidang pertanian dan mampu menyediakan data dasar untuk mengukur secara langsung indikator utama SDGs pertanian Indonesia yaitu Indikator 2.3.1, indikator 2.3.2, indikator 2.4.1, dan indikator 5.a.1.

Survei Pertanian Terintegrasi merupakan kegiatan survei terpadu yang direncanakan untuk dilaksanakan secara berkelanjutan dan akan menjadi dasar terciptanya Sistem Informasi Data Pertanian yang efisien. Pendataan yang dilakukan setiap tahunnya akan menggunakan kuesioner KOR, serta secara periodik melalui Modul Ekonomi, Modul Tenaga Kerja, Modul Metode Produksi dan Lingkungan, serta Modul Mesin, Peralatan, dan Aset yang dirancang untuk mempercepat perbaikan kualitas data pertanian pada dimensi teknis, ekonomi, lingkungan, dan sosial.

Dengan demikian, kata Angela, melalui Agricultural Integrated Survey ini kesenjangan data pertanian dapat teratasi dengan biaya yang lebih murah namun tetap memenuhi tingkat kualitas data yang dibutuhkan oleh pengguna data.

"Saya perlu menggarisbawahi bahwa salah satu tujuan yang cukup penting yang ingin dicapai dalam pelaksanaan AGRIS/SITASI ini adalah tersedianya data yang dapat digunakan untuk mengukur capaian program dunia di setiap negara yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) termasuk indikator SDGs di sektor pertanian,"ungkapnya.

Selama ini Indonesia belum dapat menyediakan capaian indikator TPB/SDGs karena keterbatasan data yang dimiliki. Karena itu dengan dilaksanakannya AGRIS/SITASI ini, maka hal tersebut akan dapat diatasi.

Salah satu tujuan dalam program SDGs adalah Tujuan Nomor 2 yaitu No Hunger atau Tanpa Kelaparan. Tujuan ini sangat penting karena akan sangat menentukan capaian program-program pemerintah dalam menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat.

"Kesimpulannya adalah bahwa hasil dari kegiatan AGRIS/SITASI ini diharapkan akan menjadi sebuah sumber data baru yang dapat menjawab tantangan data pertanian dari berbagai aspek.
Mengingat pentingnya AGRIS/SITASI ini, maka saya berharap tahapan pelatihan Petugas SITASI 2021 ini menjadi tonggak untuk jalan menuju suksesnya pelaksanaan SITASI 2021,"harapnya.

"Karenanya saya berharap agar semua peserta dalam pelatihan ini dapat mengikuti semua rangkaian kegiatan secara bersungguh-sungguh agar data yang diperoleh bisa berkualitas. Diskusikan dengan baik semua materi dengan pamateri sebagai Instruktur dan jangan ragu-ragu untuk menyampaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan sehubungan dengan pelaksanaan SITASI 2021 ini,"pintanya.

Mengingat singkatnya waktu pelatihan, Angela juga berharap agar diskusi dapat berjalan efektif, hindari berdiskusi terlalu bertele-tele untuk hal-hal yang jarang terjadi di lapangan. (*)

Baca Berita Manggarai Timur Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved