Breaking News

KKB Papua

Teka Teki Pembantaian 4 Prajurit TNI di Posramil Kisor Akhirnya Terkuak: KNPB, Jangan Cuci Tangan!

Satu persatu bukti tentang dalang penyerangan dan pembantaian 4 prajurit TNI di Posramil Kisor, sudah dikantongi aparat gabungan TNI Polri.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Rumah ini diidentifikasi sebagai lokasi yang diduga menjadi tempat pertemuan KNPB sebelum melakukan penyerangan. 

POS-KUPANG.COM – Satu persatu bukti tentang dalang penyerangan dan pembantaian 4 prajurit TNI di Posramil Kisor, sudah dikantongi aparat gabungan TNI Polri.

Salah satunya, adalah rumah yang disebut-sebut sebagai tempat pertemuan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) sebelum insiden penyerangan dilakukan.

Bahkan dari tempat inilah pemuda 20 tahun berinisial MY, diperintahkan untuk melakukan pengintaian.

Dan, dari hasil pengintaian itulah, kelompok separatis yang diduga bergabung dalam KNPB, melakukan penyerangan dan membantai 4 prajurit TNI yang sedang tertidur pulas.

Tim gabungan TNI Polri telah mengidentifikasi tempat dilangsungkannya pertemuan itu.

Lokasinya dekat dengan Posramil Kisol. Hanya terpaut sekitar 300 meter jauhnya.

Baca juga: Dalang Pembunuhan Prajurit TNI di Posramil Kisor Kini Terungkap, Oknum Pelaku Beberkan Kisah Nyata

Rumah itu berbentuk permanen, berukuran cukup besar, dindingnya dicat berwarna biru.

Pada dinding rumah bagian depan, tepatnya di sisi kiri, terdapat sebuah tulisan bertinta hitam, Referendum… Yes.

Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron, mengatakan, pihaknya telah menemukan lokasi pertemuan KNPB itu.

Ketika lokasi itu diperiksa, diketahui ada jejak seperti bekas rapat.

“Lokasi rapat sudah kami temukan, dan saat diperiksa memang ada jejak seperti rapat," ungkap Hendra saat Selasa 7 September 2021.

Bahkan di lokasi pertemuan tersebut, lanjut Hendra, ditemukan ada simbol KNPB (Komite Nasional Papua Barat).

“Jadi, KNPB jangan cuci tangan atas kejadian ini," tegas Hendra.

Hendra juga mengatakan bahwa pihaknya tidak menemukan apa-apa di dalam lokasi tersebut.

"Kami tidak menemukan senjata api (senpi). Waktu kita ke sana, tempat itu sudah dalam kondisi kosong," tuturnya.

Baca juga: Mata-Mata Beberkan Kronologi Pembantaian 4 Prajurit TNI di Posramil Kisor, Kisahnya Bikin Merinding

Pihaknya juga menduga, pasca pertemuan dan seusai melakukan penyerangan dengan membantai 4 prajurit TNI dan melukai beberapa lainnya, para pelaku kemudian memerintahkan masyarakat untuk kabur.

Buktinya, setelah insiden pembantaian itu, masyarakat kabur dan berlindung ke hutan.

Diberitakan sebelumnya, sekitar 50 orang tak dikenal menyerang Posramil Kisor di Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis 2 September 2021 dini hari.

Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen I Nyoman Cantiasa menyatakan, para pelaku adalah Kelompok Separatis Teroris (KST) yang ingin mengacaukan situasi keamanan di Papua.

Penyerangan yang dilakukan pukul 03.00 WIT itu mengakibatkan empat prajurit TNI gugur dan dua lainnya mengalami luka berat.

Empat anggota TNI yang gugur adalah Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman.

Sementara dua personel yang mengalami luka berat, yaitu Sertu Juliano dan Pratu Ikbal. 

Baca juga: Kapolda Papua Barat: Sosok Ini yang Bunuh 4 Prajurit TNI di Posramil Kisor, Kaki Tangan KKB Papua?

Masyarakat 24 Kampung Lari Ke Hutan

Sejak kejadian pembantaian prajurit TNI itu, masyarakat yang selama ini berdomisili di sekitar Posramil Kisal di Aifat Selatan, lari masuk hutan.

Warga yang saat ini memilih mengungsi di hutan, jumlahnya terus meningkat dari hari ke hari.

Hal ini diungkapkan Juru Bicara Jaringan Damai Papua (Jubir JDP), Yan Cristian Warinussy.

Warinussy mengatakan, informasi tentang pengungsian tersebut diperoleh dari contact person yang ada di Aifat Selatan, Maybrat.

"Jadi masyarakat yang mengungsi di Maybrat, hingga saat ini sudah mencapai 24 kampung," ungkap Warinussy, Selasa 7 September 2021.

Mereka terdiri dari masyrakat di 18 kampung di Distrik Aifat Selatan dan 6 kampung di Distrik Aifat Timur.

"Diperkirakan yang mengungsi saat ini ke hutan sekitar 500 hingga 700 jiwa. Lebih banyak adalah perempuan dan anak-anak," tutur Warinussy.

"Kalau kondisi seperti ini maka sebaiknya mereka harus menghentikan saja operasi."

Warinussy meminta, agar semua pihak memberikan kesempatan kepada pihak gereja (pendeta dan uskup) untuk masuk mengajak masyarakat keluar dari hutan.

"Sebab kondisi ini sudah hampir menjelang satu minggu mereka di hutan, secara otomatis stok makanan akan menipis," tuturnya.

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Berkabung, 4 Prajurit TNI Tewas Ditangan KKB Papua Usai Bangun Lapangan Voli

Inilah Posramil Kisor, Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Di Posramil inilah sekelompok orang tak dikenal melakukan penyerangan dan membantai secara sadis 4 prajurit TNI yang sedang tertidur pulas.
Inilah Posramil Kisor, Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Di Posramil inilah sekelompok orang tak dikenal melakukan penyerangan dan membantai secara sadis 4 prajurit TNI yang sedang tertidur pulas. (Tribunnews.com)

Hasut Masyarakat ke Hutan

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron mengklaim, banyaknya masyrakat yang mengungsi ke hutan lantaran adanya hasutan dari kelompok teroris yang melakukan penyerangan di Posramil Kisor.

Komite Nasional Papua Barat (KNPB) disebut aparat menjadi dalang penyerangan dan pembantaian prajurit TNI di Posramil Kisor.

"Jadi setelah dari Posramil Kisor, mereka langsung kembali ke masyarakat dan menghasut untuk lari ke hutan," tutur Pesireron.

"Informasi ini kami dapat dari pengakuan satu pelaku berinisial MY (20) yang telah di tahan," ucapnya.

Para pelaku penyerangan juga disebut mengancam masyarakat.

"Masyarakat didesak kalau tidak ikut mereka berarti akan dibunuh," beber Pesireron.

Oleh karena itu, ada masyarakat yang larinya ke Sorong dan warga yang lainnya lari masuk hutan. 

Baca juga: Ditembak Egianus Kogoya, Dua Prajurit TNI Hampir Mati, Untung Jenderal Andika Perkasa Bergerak Cepat

Christiana Ayello: Banyak Tidur di Rumput

Banyak masyarakat yang memilih mengungsi di hutan pascaserangan di Posramil Kisor, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, pada Kamis 2 September 2021 lalu.

Menanggapi hal itu, Ketua Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) Christiana Ayello meminta persoalan tersebut diselesaikan tanpa kekerasan.

"Kami harap, persoalan ini dituntaskan tidak dengan kekerasan," ujar Christiana kepada sejumlah awak media, Senin 6 September 2021.

Ia meminta aparat TNI-Polri untuk menyelesaikan masalah di Kisor agar masyarakat tak menjadi korban, terutama anak-anak dan perempuan.

"Memang ini merupakan persoalan kemanusiaan yang luar biasa, karena menyangkut kematian beberapa prajurit TNI di Posramil Kisor, namun tidak boleh libatkan masyarakat sipil menjadi korban," tutur Christiana.

"Hari ini anak dan perempuan sudah masuk ke hutan, kami lihat foto yang beredar memang tidak manusiawi. Kami tidak tega lihat mereka tidur di tikar dan rumput saja."

"Kami minta agar jangan sampai anak-anak dan perempuan terlantar karena persoalan ini," ujarnya.

Harapan Christiana, aparat dan dan semua tokoh di Maybrat bisa duduk bersama untuk membahas solusi permsalahan tersebut.

Di sisi lain, Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari, Letnan Kolonel Arm Hendra Pesireron menyebut masyarakat mengungsi ke hutan karena takut dengan kelompo teroris yang menyerang Posramil Kisor.

"Kami meminta agar masyarakat kembali ke kampung dan tidak usah khawatir," tutur Kapendam.

Baca juga: Tak Dijenguk Keluarga Saat Dirawat, Prajurit TNI Ini Kaget Ketika Ditemui Jenderal Andika Perkasa

"Kalau untuk oknum pelaku tetap dikejar karena dia telah meresahkan masyarakat," tegasnya. 

Diberitakan sebelumnya, sekitar 50 orang tak dikenal menyerang Posramil Kisor di Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis 2 September 2021 dini hari.

Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen I Nyoman Cantiasa menyatakan, para pelaku adalah Kelompok Separatis Teroris (KST) yang ingin mengacaukan situasi keamanan di Papua.

Penyerangan yang dilakukan pukul 03.00 WIT itu mengakibatkan empat prajurit TNI gugur dan dua lainnya mengalami luka berat.

Empat anggota TNI yang gugur adalah Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman.

Sementara dua personel yang mengalami luka berat, yaitu Sertu Juliano dan Pratu Ikbal.

Senat Soll, mantan prajurit TNI yang dilumpuhkan karena melawan TNI Polri. Selama ini Senat Soll masuk dalam DPO karena telah bergabung dengan KKB Papua dan melakukan perlawanan terhadap TNI Polri.
Senat Soll, mantan prajurit TNI yang dilumpuhkan karena melawan TNI Polri. Selama ini Senat Soll masuk dalam DPO karena telah bergabung dengan KKB Papua dan melakukan perlawanan terhadap TNI Polri. (Tribunnews.com)

  

Pembataian Prajurit Balas Dendam Kasus Senat Soll?

Pembantaian 4 prajurit TNI di Posramil Kisol pada Kamis 2 September 2021, beberapa jam setelah TNI melumpuhkan salah satu pimpinan KKB Papua, Senat Soll.

Senat Soll yang merupakan salah satu pemimpin KKB Papua merupakan mantan prajurit TNI.

Sejak dipecat dari institusi TNI karena terlibat jual beli senjata dan amunisi dengan KKB Papua, Senat Soll langsung bergabung dengan KKB Papua.

Di KKB Papua inilah Senat Soll kembali melakukan penyerangan dan membunuh teman-temannya di TNI.

Lantaran gerakannya amat membahayakan, maka Senat Soll menjadi salah satu target operasi TNI Polri dalam menumpas KKB Papua.

Dan, Senat Soll pun dilumpuhkan ketika ditangkap TNI Polri di markas KNPB di Yahukimo, Papua.

Markas Komite Nasional Papua Barat itu terletak di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua.

Senat Soll ditangkap pada Kamis 2 September 2021. Saat ditangkap, Senat Soll sempat melakukan perlawanan sehingga TNI Polri langsung melumpuhkannya.

"Dari hasil pengembangan ternyata lokasi penangkapan Senat Soll adalah markas KNPB," kata Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Faisal Ramadhani dikutip Tribun-Papua.com dari laman Kompas, Kamis 2 September 2021.

Mengenai keterkaitan KKB Yahukimo dengan KNPB, Faisal belum bisa menyimpulkannya.

Demikian juga soal penyerangan dan pembantaian 4 prajurit TNI di Posramil Kisor, Kabupaten Maybrat Papua Barat, yang dihubung-hubungkan dengan penangkapan Senat Soll pada hari yang sama.

Belakangan ini berhembus kabar bahwa, pembantaian 4 prajurit TNI itu ada kaitannya dengan penangkapan Senat Soll yang merupakan salah satu pimpinan di KKB Papua.

Namun perihal benar tidaknya informasi tersebut, hingga kini masih dalam pengembangan.

Tapi yang jelas, dalam kasus pembantaian tersebut, KNPB mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hal itu.  

"Ini masih dikembangkan, nanti kita lihat perkembangannya," kata dia.

Kabupaten Yahukimo, sambung Faisal, merupakan salah satu basis terbesar KNPB.

Sedangkan eksistensi KKB di wilayah tersebut baru mulai dalam beberapa bulan terakhir. Senat Soll merupakan salah satu dari tiga tokoh KKB di Yahukimo.

Tokoh lainnya adalah Tenius Gwijangge dan Temianus Magayang.

Nama Senat Soll tertulis dalam 12 laporan polisi dengan jumlah korban cukup banyak.

Saat masih aktif menjadi anggota TNI, ia pernah terlibat kasus jual beli amunisi dengan KKB di Kabupaten Mimika pada 2018.

Sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan telah menyebabkan 11 orang tewas, termasuk dua anggota TNI.

Senat Soll Masih Dirawat

Senat Soll, tokoh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua, masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Jayapura usai kakinya ditembak aparat.

Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri menegaskan, aparat kepolisan tetap mengedepankan hak memperoleh kesehatan terhadap tersangka 11 kasus pembunuhan tersebut.

"Tentu kita harus utamakan kesehatannya, keselamatan itu faktor penting supaya (isunya) tidak digoreng ke mana-mana," ujar Fakhiri di Jayapura, melansir Kompas.com, Selasa 7 September 2021.

Senat Soll sebelumnya ditangkap pada 2 September 2021 di sebuah rumah yang merupakan markas Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Distrik Dekai.

Saat ditangkap, Senat Soll berusaha menyerang dengan kapak, sehingga aparat terpaksa melumpuhkannya dengan tembakan.

"Kami melakukan pelayanan kesehatan, setelah itu kita akan proses dan melihat semua rangkaian kejahatan yang dibuat," kata dia.

Aparat juga akan berusaha mengorek keterangan dari Senat Soll, termasuk siapa saja yang terlibat dalam sejumlah aksi yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

"Siapa yang ikut serta di situ akan sama dengan Senat Soll, kita proses dan kita tangani secara profesional," kata dia.

Senat Soll merupakan mantan anggota TNI yang melarikan diri setelah terlibat dalam jual beli amunisi dengan KKB di Mimika pada 2018.

Ia melarikan diri ke Yahukimo dan melakukan sejumlah aksi kejahatan. Polda Papua mencatat ada 12 daftar kejahatan yang melibatkan Senat Soll.

Dalam aksi-aksi tersebut terdapat beberapa aksi pembunuhan yang menyebabkan 11 orang tewas.

(*)

Berita Lain Terkait KKB Papua

Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Aparat TNI-Polri Kuasai Lokasi yang Digunakan untuk Rapat KNPB sebelum Menyerang Posramil Kisor

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved