Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 6 September 2021: Salus Animarum Suprema Lex
Aku bertanya kepada kamu: manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, meyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?
Masing-masing kita perlu saling menjaga demi keselamatan diri sendiri dan sesama.
Ada pembatasan pada hampir keseluruhan sisi kehidupan kita termasuk dalam kebiasaan ritus keagamaan masing-masing.
Kita perlu taat. Tuhan pun tahu. Salus animarum suprema lex.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 2 September 2021: Tuhan Tak Pernah Gagal
Memang ada aneka argumentasi murahan yang berseliweran di jagad maya bahwa pandemi ini adalah permainan konspirasi segelintir oknum tak bertanggung jawab demi menguasai dan mengendalikan hajat hidup orang lain.
Ada kecurigaan bahwa atas alasan corona, nyawa manusia menjadi komoditi demi sejumlah uang.
Ada intensi dan motivasi murahan dari orang-orang tertentu untuk membiarkan pandemi ini berkanjang hanya demi agenda politik tertentu.
Semua argumentasi itu sulit untuk dibuktikan, sementara kematian akibat corona sangat nyata di hadapan kita.
Mau tidak mau, suka tidak suka, kita terpaksa harus memasuki era new normal (new life) dengan perlakuan yang baru atas hidup dan relasi kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 1 September 2021: Perhatian dan Kunjungan
Jangan merasa sungkan apalagi terpaksa. Untuk kita yang masih yakin akan penyelenggaraan Ilahi, arahkanlah intensi dan motivasi kita untuk mencintai segala ciptaan yang telah hidup atas kehendak Tuhan.
Mari kita bertanggung jawab atas nyawa kita dan nyawa sesama dengan intensi dan motivasi yang baik. Salus animarum suprema lex.
Kiranya Tuhan senantiasa melindungi kita. Amin. Salve.*
Teks Lengkap Bacaan 6 September 2021:

Bacaan I diambil dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:24-2:3)
Aku telah menjadi pelayan jemaat, untuk menyampaikan rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad
Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi kalian, dan melengkapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.