Berita Lembata
MAN di Desa Kalikur Lembata dan Warisan Budaya Gotong Royong yang Mengakar
Secara bergantian semuanya saling bertukar tugas. Khusus untuk siswa, telah dibuatkan jadwal dimana setiap setengah jam
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
lihat foto
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pembangunan Mushollah Raudhatul Ilmi MAN Lembata desa Kalikur baru dimulai pada tahap pengecoran di lantai dasar.
Pada Sabtu 4 September 2021 pukul 06.00 pagi, seluruh warga MAN Lembata yang terdiri dari kepala madrasah, guru, karyawan, dan siswa bersama-sama seluruh warga yang berada di Dusun 4 Peu Wutu Desa Kalikur turut serta dalam proses pengecoran masjid.
Sedangkan pekerja bangunan yang terlibat berjumlah 15 orang. Kegiatan juga dihadiri oleh para wali siswa dan Ketua komite beserta istri pegawai dan guru MAN Lembata, turut hadir juga guru – guru MTs Negeri 1 Lembata dan MIN 2 Kalikur, Kabupaten Lembata.
Sehari sebelumnya semua siswa telah diinformasikan untuk menggunakan pakaian bebas rapi dan membawa 5 buah kalesong atau ketupat.
Begitu juga dengan guru dan karyawan diminta membawa kaos dan celana sesuai dengan hasil rapat yang telah disepakati. Bahan-bahan untuk pengecoran, seperti semen, pasir, split, dan air semuanya sudah siap di hari jumat 3 September 2021.
Baca juga: Longsor Akibat Hujan di Kecamatan Nagawutung, Akses Jalan Desa Warawatung Lembata Terputus
Sedangkan untuk alat ada kekurangan pada ember kecil, sehingga beberapa guru dengan sukarela membawa ember dari rumah untuk memenuhi kekurangan. Pada hari kamis 2 September 2021 juga dilakukan pelelangan semen kepada Guru dan pegawai MAN Lembata sehingga terkumpul 500 sak semen dari jumlah kebutuhan 250 sak semen.
“Alhamdulillah, jika niat kita untuk syiar islam dan membangun rumah Allah, in sya Allah semua pasti melakukan dengan suka rela bahkan rebutan untuk mengambil peluang amal jariyah tersebut,” kata Pak Abdulah Malik,S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MAN Lembata dalam acara pelelangan semen untuk pembangunan Mushollah raudhatul Ilmi.
Kegiatan dimulai dengan mengaduk semen menggunakan dua buah molen semen. Kemudian semen diangkut menggunakan ember secara bergantian ke tempat cor.
Selanjutnya semen diangkat ke atas secara ranting menggunakan ember. Semua warga madrasah terlibat dalam setiap proses. Secara bergantian semuanya saling bertukar tugas. Khusus untuk siswa, telah dibuatkan jadwal dimana setiap setengah jam diganti dengan siswa lain.
Bukan hanya siswa putra yang ikut, bahkan siswa putri pun bersemangat ikut dalam kegiatan. Mulai dari ranting ember semen sampai membawa keatas mereka lakukan.
Baca juga: Drainase Dalam Kota Lewoleba Lembata Penuh Sampah dan Tersumbat
“Siswa-siswa sangat bersemangat dalam kegiatan, bahkan ada siswa putri yang tidak mau diminta untuk beristirahat, luar biasa,” ungkap Valentinus Volly, guru Bahasa Inggris sekaligus ketua panitia Pembangunan Mushollah.
“Ternyata asyik ya gotong-royong bersama seperti ini, guru dan siswa tampak ceria dan membaur bersama.,” ungkap Ibu Sitti Rahim, Wakaur Sarpras sekaligus memandu siswa putri dan ibu – ibu dalam mempersiapkan makanan untuk santap bersama. Semuanya mengambil peran dalam kegiatan tersebut.
Pengecoran selesai sekitar pukul 12.00 siang, lebih cepat dari perkiraan yang awalnya direncanakan sampai sore.
Selama kegiatan, tidak ada wajah muram ataupun kesal, walaupun melelahkan namun semua yang terlibat tampak ceria, kompak, dan bersemangat, karena pekerjaan dilakukan dengan sukarela, bersama-sama secara gotong-royong demi kelancaran pembangunan Mushollah Raudhatul Ilmi MAN Lembata.
