Pentagon Setuju Filipina Beli 12 Pesawat Tempur & Rudal Super Canggih, Hadapi Laut China Selatan?

Baru-baru ini, pemerintah Amerika Serikat menyetujui rencana Filipina untuk membeli sejumlah alutsista dari Negara adidaya tersebut.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Pesawat tempur F-16C 

Saat ini, Filipina telah meningkatkan kemampuan dan peralatan militernya selama beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Akankah Latihan Militer AS di Laut China Selatan Mengirimkan Sinyal yang Diinginkan ke China?

Hanya saja, kesiapan militer Filipina itu masih dianggap tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia.

Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan dengan China mengenai perbatasan maritim di Laut China Selatan telah membuat negara itu lebih mendesak untuk meningkatkan kemampuan militernya sendiri.

Atas situasi itulah Filipina kemudian memutuskan untuk mengambil langkah lebih berani, yakni membeli alutsista untuk memperkuat system pertahanan negara tersebut.

AS Bongkar Persiapan China Kuasai LCS

Beberapa tahun lalu, semenjak Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) diemban John Kerry, aktivitas China dalam menggelar operasi reklamasi besar-besaran di Laut China Selatan sudah jadi sorotan.

Saat itu Menlu AS tersebut langsung menemui Menlu China, Wang Yi di Beijing pada Sabtu 16 Mei 2015.

Baca juga: China Dituding Bangun Tembok Raksasa di Dasar Laut China Selatan, Fakta Terkuak dari Foto Satelit

Sebagaimana dilaporkan koresponden BBC, John Sudworth, Menlu AS John Kerry menyatakan bahwa AS risau dengan tingkat kecepatan dan luas tanah yang telah direklamasi China di Laut China Selatan.

Berbicara dengan Menlu China Wang Yi di sampingnya, John Kerry mengaku, dia secara terang-terangan mendesak China untuk mengambil tindakan demi mengurangi ketegangan.

Departemen Pertahanan AS merilis sebuah laporan yang menyebutkan, China telah mereklamasi lahan seluas 200 hektare di Kepulauan Spratly.

Sebelumnya, Departemen Pertahanan AS juga merilis sebuah laporan yang menyebutkan China telah mereklamasi lahan seluas 200 hektare di Kepulauan Spratly pada tahun 2014.

Sejak itu, China menggencarkan proyek reklamasi yang mencakup 610 hektare di kawasan tersebut.

Laporan itu menyatakan 'tujuan utama proyek perluasan masih belum jelas'.

Baca juga: Akankah Latihan Militer AS di Laut China Selatan Mengirimkan Sinyal yang Diinginkan ke China?

Reklamasi yang dilakukan China di dasar laut china selatan, gambar satelit.
Reklamasi yang dilakukan China di dasar laut china selatan, gambar satelit. (Tribunnews.com)

Namun, tidak menutup kemungkinan China berupaya mengubah fakta di lapangan dengan menambah infrastruktur pertahanan di Laut China Selatan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved