Timor Leste
Prediksi Xanana Gusmao, Timor Leste Akan Kiamat Pada 10 Tahun Mendatang, Benarkah Jadi Negara Mati?
Setelah lepas dari Indonesia tahun 1999 lalu, Timor Leste akhirnya memproklamirkan diri sebagai negara merdeka dan berdaulat pada tahun 2002.
POS-KUPANG.COM – Setelah lepas dari Indonesia tahun 1999 lalu, Timor Leste akhirnya memproklamirkan diri sebagai negara merdeka dan berdaulat pada tahun 2002.
Itu artinya saat ini negara tersebut berusia sekitar 20 tahun. Dalam rentang waktu ini, dinamika yang terjadi di negara baru tersebut tak menentu.
Wajah pembangunannya masih compang camping. Kehidupan masyarakat pun belum banyak berubah seperti yang diharapkan.
Sementara roda pemerintahan dikabarkan berjalan belum optimal lantaran terbatasnya sumber daya manusia dan pelbagai sebab lainnya.
Sedangkan pemanfaatan anggaran untuk pembangunan dan pelayanan publik disebut-sebut banyak yang disalahgunakan.
Baca juga: Timor Leste-Indonesia Memulai Perundingan Batas Laut Benarkan Xanana Gusmao Yang Akhiri Batas Darat?
Terbetik kabar, sumber penyelewenangan keuangan negara, umumnya dilakukan oleh para pejabat di negeri itu.
Alhasil, pelaksanaan pembangunan tidak berjalan mulus, sebab tak sedikit dana yang diduga diselewengkan.
Terhadap kondisi inilah, mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao memprediksikan nasib negara tersebut minimal 10 tahun ke depan.
Ramalan Xanana Gusmao itu senantiasa didasarkan pada fakta tentang pelbagai ketimpangan yang terjadi selama negara itu pisah dari Indonesia tahun 1999 silam.
Prediksi Xanana Gusmao itu tentunya membuat publik kaget. Sebab Xanana bukannya membela negaranya tapi malah sebaliknya seakan ‘mengutuk’ negerinya sendiri.
Ini semua terjadi karena ia melihat betapa konidisi perenokomian negara masih terseok-seok.
Ia sempat membandingkan ketika dirinya menakhodai negara itu setelah secara resmi lepas dari Indonesia.
Xanana Gusmao juga sempat mengungkapkan ketika tahun-tahun awal dirinya meletakkan dasar bagi kemerdekaan Timor Leste.
Baca juga: Tanpa Rasa Canggung, Xanana Gusmao Panggil Wartawati Indonesia Lalu Menciumi Tangannya
Menurut mantan Perdana Menteri Timor Leste itu, negara tersebut mestinya punya nasib yang lebih baik dari sekarang.
Ini terjadi apabila seluruh anggaran negara itu digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Tapi yang terjadi, lanjut Xanana Gusmao, korupsi merajalela dan itu dilakukan oleh oknum-oknum yang berada di pusaran kekuasaan.
Dalam kondisi seperti inilah Xanana Gusmao pun memprediksikan bahwa nasib bangsa dan negara itu akan segera berakhir.
Meski tidak membandingkannya dengan ketika masih bergabung dengan Indonesia, namun Xanana Gusmao mengatakan, bahwa negara itu terancam keberadaannya paling kurang 10 tahun ke depan, dihitung dari sekarang.
Benarkah demikian? Apakah ramalan itu akan menjadi nyata? Walahualam.
Namun yang jelas, estimasi Xanan Gusmao itu setidaknya ada kaitkan dengan kondisi tanah tumpah darahnya saat ini.
Fakta menyebutkan bahwa sampai sekarang negaranya itu masih terbelenggu oleh tiga hal mendasar, yakni kemiskinan, pengangguran dan korupsi.
Tiga hal ini berbanding terbalik dengan cita-cita suci rakyat Timor Leste kala lepas dari Indonesia, adalah mengatur diri sendiri dengan kekayaan yang melimpah di Negara itu.
Baca juga: Terletak di Utara Dili, Ternyata Timor Leste Punya Surga di Dasar Laut, Pecinta Diving Wajib Coba!
Bila kekayaan itu dikelola sebaik-baiknya oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, maka kemiskinan tak terjadi. Pengangguran pun tidak meningkat seperti sekarang.
Tapi yang ada justeru sebaliknya. Kemiskinan merajalela, pengangguran pun membengkak.
Semua ini sebagai dampak dari korupsi yang merajalela di lingkungan birokrasi negara tersebut.
Mungkin karena itu, sehingga saat ini Timor Leste dinyatakan sebagai satu salah satu negara miskin di dunia.
Saat ini Timor Leste berada di urutan 152 dari 162 negara termiskin di dunia.
Xanana Gusmao juga pesimis bila rakyat Timor Leste akan segera keluar dari zona krisis kemiskinan. Apalagi di tengah pandemic covid-19 seperti sekarag.
Gusmao mengungkapkan bahwa Timor Leste memiliki dana abadi dengan nominal ratusan triliunan rupiah.
Dana itu, lanjut Gusmao, sekarang tersimpan di Bank New York, Amerika Serikat.
Namun, dia mengatakan bahwa meski dana ratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste akan menjadi negara yang mati.
Diwartakan The Oekui Post, laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan bahwa,
jumlah dana perminyakan Timor Lester yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliyar dolar AS (Rp 273 triliun – kurs Rp 14.840).
Baca juga: Gelombang Ketiga, Pemerintah Indonesia Kembali Deportasi 164 WNA Timor Leste Melalui PLBN Motaain

Mulai 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliyar dolar AS atau Rp 20,77 triliun.
Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berfikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.
Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste.
Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Xanana Gusmao percaya bahwa negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.
Gusmao juga sangat percaya bahwa Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen, karena memiliki suara mayoritas.
“Anggaran bisa saja lolos, tetapi prosedurnya yang bermasalah,” katanya.
Ia menambahkan, dana perminyakan masih ada.
Dipimpin Taur Matan Ruak
Tetapi menurutnya, jika pemerintah Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.
Anak kecil di Timor Leste terlihat kelaparan dan kurang gizi.
Dia mengambil contoh, untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, bayar catering, juga tidak tahu bagaimana cara kelola uang.
Pemerintahan itu juga tutup mata dalam menganggarkan untuk proyek yang bersifat emergensi, seperti pandemi Covid-19.
Baca juga: Meski Bukan Siapa-Siapa, Xanana Gusmao Tak Mau Jauh dari Rakyat, Nitizen Bandingkan dengan Indonesia
“Ini artinya selama 10 tahun mereka tetap memimpin, lebih baik kita lari saja entah kemana."
"Kalau 10 tahun mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan,” katanya.
Gusmao menyebutkan, hampir dua tahun lebih pemerintahan yang dipimpin PM Taur Matan Ruak tidak memiliki anggaran negara, hingga saat ini.
Sementara itu, PM Taur Matan Ruak mengatakan Timor Leste dilanda bencana alam pada 13 Maret 2020 dan 22 Mei 2020.
Bencana itu merusak rumah warga dan fasilitas publik yang mengalami kerugian mencapai 50 juta dolar AS (Rp 742 miliyar).
“Timbul Covid-19 yang bukan hanya memberikan pengaruh terhadap layanan kesehatan, tetapi memicu dampak ekonomi dan sosial,” ujarnya.
Selain itu pada Maret 2021, Timor Leste juga terdampak dari hantaman Badai Seroja yang sangat ganas. (*)