KKB Papua
KKB Papua Makin Beringas, Dua Pekerja Jembatan Ditembak Mati Lalu Dibakar Bersama Mobil, MENGERIKAN!
Peristiwa mengerikan kembali terjadi di Papua. Dua orang pekerja dalam proyek pembangunan jembatan di Sungai Brazza, ditembak mati oleh KKB Papua.
Kemudian, di Nduga ada KKB pimpinan Egianus Kogoya yang pernah melakukan aksi pembunuhan terhadap 17 pekerja PT Istaka Karya.
Baca juga: Sedang Hadapi KKB Papua, Polda Papua Kini Harus Mengurus Kasus Teror terhadap Wartawan
Faisal menilai, kelompok Egianus selain melakukan aksi kekerasan bersenjata juga sering melakukan propaganda di media sosial.
Hal tersebut bisa dilakukan karena mereka memiliki aktor intelektual yang tidak pernah ikut dalam melakukan aksi kriminal.
"Lalu satu lagi kelompok yang aktif sekali adalah kelompok Egianus Kogoya. Di situ ada Penme Kogoya. Kelompok ini punya aktor intelektual, itu Rambo Lokbere, dia yang menghubungkan dengan dunia luar, tapi dia tidak ikut bertempur, kalau Egianus dan Penme yang selalu melakukan aksi bersenjata," tutur Faisal yang saat ini juga menjabat sebagai Direskrimum Polda Papua.
Militansi kelompok Egianus diakuinya sulit dikejar karena mereka benar-benar menguasai kondisi geografis Nduga.
Selain itu, Egianus Kogoya tidak pernah keluar dari Kabupaten Nduga.
"Kelompok ini secara strategi cukup masif, persenjataannya cukup kuat dan militansinya tinggi," kata dia.
Terakhir adalah, KKB di Mimika yang berada di Tembagapura atau di wilayah operasional PT Freeport Indonesia.
Terakhir kali, kelompok yang dipimpin Johony Botak tersebut, aktif melakukan aksi kriminal bersenjata pada 2020.

Baca juga: MENEGANGKAN! Sambil Melepas Tembakan, KKB Papua Rampok Uang Warga Lalu Bakar Tiga Rumah di Yahukimo
"Terakhir, itu ada kelompok Tembagapura yang sebetulnya sekarang ini sudah tidak terlalu aktif, bahkan biasanya setiap 17 Agustus mereka selalu melakukan aksi, tetapi sudah dua tahun ini tidak ada aksi," sebut dia.
Kevakuman kelompok tersebut dikarenakan aktor intelektual yang juga sebagai pengatur strategi berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan.
"Ini karena aktor intelektualnya, Hengki Wanmang kena pada Agustus 2020, setelah itu otomatis pergerakan mereka hampir stagnan," kata dia.
Selain lima kelompok besar yang masih aktif, ada juga beberapa kelompok yang dahulu sangat aktif dan menjadi sasaran utama aparat keamanan, yang kini sudah tidak aktif.
Setidaknya ada dua kelompok yang kini sudah tidak memiliki kekuatan, yaitu Kelompok Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, pimpinan Goliath Tabuni, dan kelompok Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, di bawah komando Purom Okinam Wenda.
Faisal menyatakan, Goliath Tabuni sejak 2018 telah berhasil dipukul mundur dari Tinggi Nambut dan kini terditeksi berada di Distrik Gome, Kabupaten Puncak.