Berita Kota Kupang
9 Dari 32 Pekerja Migran yang Dipulangkan Positif COVID-19
Sebanyak 9 dari 32 Pekerja Migran Indonesia yang Dipulangkan Positif COVID-19
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Sebanyak 9 dari 37 Pekerja Migran Indonesia yang dipulangkan dan difasilitasi oleh BP3MI dinyatakan positif oleh Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT.
Kesembilan PMI yang ditemukakan positif masing-masing berasal dari: Kabupaten TTS (4 orang), Alor (2 orang), Malaka ( 1 orang), Lembata (1 orang) dan Kupang (1 orang).
PMI tersebut saat ini ada dalam penanganan BP3MI dan akan diarahkan menjalani karantina terpusat di Kota Kupang.
Pernyataan ini dikeluarkan Laboratorium Biomokuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT pada 23 Agustus 2021 malam, setelah hasil pemeriksaan muncul.
Baca juga: Balai Anak Naibonat Fasilitasi Pekerja Migran Indonesia Bermasalah Asal NTT
“Meskipun sudah dikarantina di pintu embarkasi antar negara, besar kemungkinan mereka tertular dalam perjalanan ke Kupang dengan menggunakan kapal laut,” ujar Dr.Fima Inabuy, Kepala Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT ini.
“Testing untuk memastikan agar pekerja migran tidak membawa virus COVID-19 kepada keluarga mereka perlu dilakukan, kita tidak ingin mereka menulari, dan ini sudah terbukti penting, sebab di bulan Juni lalu, salah satu sample positif yang dikirimkan ke Eijkman dari Lab Biokemas NTT terbukti merupakan varian delta yang sangat cepat menyebar,” kata Fima Inabuy.
Fima menekankan pentingnya melakukan pengawasan. Ia juga menyebutkan seharusnya ada 37 pekerja migran yang diperiksa, tapia da 5 orang yang lansug dibawa pulang secara paksa oleh keluarga.
Hingga saat ini Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT merupakan satu-satunya laboratorium yang melakukan pengawasan terpadu yang memantau pemulangan para pekerja migran.
Baca juga: Dua Pekerja Migran Indonesia Asal NTT Meninggal di Malaysia, Diduga Ada TPPO
Kerja sama ini dilakukan dengan BP3MI, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Program pengawasan pemulangan pekerja migran merupakan program insiatif Lab Biokemas Provinsi NTT.
Selain pemulangan yang diketahui oleh BP3MI, para pekerja migran yang pulang lewat jalur yang tidak difasilitasi pemerintah atau jalur mandiri juga diimbau untuk melakukan test sebelum pulang ke rumah.
Menurut Fima Inabuy dengan angka positivity rate yang sedang menurun ini, sebaiknya NTT tetap menjaga pintu-pintu perbatasan, agar angka infeksi tidak meledak dan tidak tertangani. Antisipasi pintu masuk juga penting untuk memetakan mereka yang baru tiba agar tidak membawa varian baru virus.
Selain itu menurut pemantauan Elcid Li, salah seorang moderator Forum Academia NTT yang juga menjadi Wakil Ketua Tim Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT, kendala pengambilan swab dari pekerja migran belum dilakukan oleh pemerintah daerah selain dilakukan oleh Lab Biokemas Provinsi NTT di Kota Kupang.
“Minimnya ketersediaan laboratorium PCR di daerah seharusnya dijembatani oleh Dinas Kesehatan di daerah untuk mengirimkan sample ke Laboratorium Biokemas NTT di Kota Kupang, tapi itu pun tidak mereka lakukan,” kata Elcid.
Menurutnya kehadiran laboratorium biomolekuler kesehatan masyarakat di daerah NTT seharusnya menjadi fokus dari berbagai kabupaten.