Berita Nasional
Jokowi Sampaikan Kabar Gembira Jelang Berakhirnya PPKM Covid-19, Warga: "Jangan Diperpanjang Pak"
Jelang berakhirnya PPKM level 2-4, kasus Covid-19 menunjukkan penurunan. Warga pun meminta Presiden Jokowi agar tidak memperpanjang PPKM.
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Jokowi juga menyoroti tingginya kasus kematian yang terjadi di Indonesia. Pihaknya mengatakan, tingginya kasus kematian di Indonesia disebabkan beberapa hal. Di antaranya karena keterlambatan membawa pasien Covid-19 ke rumah sakit dan adanya komorbid (penyakit bawaan).
“Penyebab (kematian) menurut saya kemungkinan yang isoman tidak segera masuk ke isoter, sehingga di bawah ke rumah sakit sudah terlambat,” jelas Jokowi. “Saturasi sudah turun dibawa ke rumah sakit itu terlambat, juga komorbidnya,” lanjut Jokowi.
Karena itu pihaknya berpesan agar melakukan tiga hal yang dapat membantu meredakan situasi pandemi, yaitu:
- Memindahkan pasien positif Covid-19 dari isoman ke isoter
- Mempercepat proses vaksinasi
- Obat-obatan yang dibutuhkan segera disalurkan dan jangan sampai terlambat.
Evaluasi lonjakan kasus
Jokowi memaparkan, Indonesia mengalami banyak penambahan kasus mulai awal bulan Februari 2021, yang kemudian terus menurun hingga Mei. Namun, kemunculan varian Delta di Kudus dan Bangkalan beberapa waktu lalu, membuat kasus kembali naik secara drastis mencapai sekitar 56 ribu infeksi baru per harinya.
“Begitu muncul di Kudus, di Bangkalan saat itu, di luar dugaan kita karena dari deteksi yang kita lihat itu Jakarta, Indramayu, dan di Medan. Munculnya tempat lain, karena barang ini (virus) nggak kelihatan, langsung melompat ke 56 ribu (kasus baru harian),” jelas Jokowi.
Peningkatan ini pun memunculkan masukan dari berbagai sisi yang memperingatkan bahwa jika kasus tidak bisa dihentikan, maka diperkirakan pada bulan Agustus akan mencapai 80.000 kasus baru, dan September mencapai 160.000 kasus baru per harinya.
“Kalau tidak bisa menghentikan bisa di atas India,” kata dia.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com