Wawancara Eksklusif

Tugas Berat Dirut Garuda Irfan Satiaputra Atasi Utang Rp 70 Triliun (Selesai)

BADAN Usaha Milik Negara ( BUMN) sektor penerbangan Garuda Indonesia mulai mengoptimalkan lini bisnis pengiriman barang atau kargo.

Editor: Kanis Jehola
Tribun/Danny Permana
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra 

Saving kita kalau dihitung total bisa mendekati 11 juta dolar AS lagi. Pada dasarnya cost pegawai, bisa sedikit turun 1.500 ga perlu dibayar, sisanya kita potong 50 persen. Kita belum eksekusi pensiun dini untuk pesangon. Kita bukan satu satunya BUMN yang kaya gini, tapi tidak ada konflik yang menjadi berita nasional. Saya terima kasih didukung karyawan pada pandemi sekarang. Ini situasi yang tidak enak. Tidak terhindarkan juga untuk perusahaan.

Opsi menyelesaikan masalah Garuda suntikan modal dari pemerintah, mengajukan kepailitan, mendirikan pesawat baru, dan menutup perusahaan. Menurut Anda, mana paling reasonable?

Paling enak pilihan nomor satu tentu saja. Tapi saya suka berkomunikasi dengan CEO Singapore Airlines. Saya bilang kalau saya jadi Anda enak juga ya. Sebelum pandemi dimulai, berhenti penerbangan tiba-tiba pemerintah Anda memberikan 11,5 miliar dolar Singapore. Andaikan saya begitu, mungkin hidup saya tidak seriweuh begini.

Apakah situasi Garuda mengganggu waktu tidur dan nafsu makan?

Nafsu makan nggak berkurang lah. Saya tipe orang yang susah tidur tapi bagusnya susah bangun. Makanya kalau subuh mesti alarm kenceng-kenceng. (tribun network/reynas abdila)

Berita Garuda Indonesia Lainnya

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved