Opini

Optimisme Kemerdekaan

17 Agustus 2021 Bangsa Indonesia memperingati Kemerdekaan ke-76. Sekjen Vox Point Indonesia Ervanus Ridwan Tou menulis opini Optimisme Kemerdekaan.

Editor: Agustinus Sape
Foto pribadi
Sekjen Vox Point Indonesia, Ervanus Ridwan Tou. 

Beberapa persoalan ini membuktikan bahwa kita masih belum merdeka. Rakyat Indonesia masih dijajah oleh bangsanya sendiri. Dijajah oleh mereka yang mempunyai jabatan penting, yang mempunyai kekuasaan istimewa untuk mengatur negara ini.

Jika praktek seperti ini masih terus terjadi, maka tidak heran jika kemerdekaan bangsa Indonesia masih dipertanyakan. Padahal, kemerdekaan adalah hak semua anak bangsa untuk diperlakukan secara adil dan merata.

Refleksi dan Optimisme

Harus diakui bahwa bangsa ini bukannya maju malah mundur. Untuk itu, perlu kesadaran kolektif. Perlu bekerja mengedepankan etika dan moral. Perlu tata kelola pemerintahan yang akuntabel, partisipatif dan transparan. Tanpa itu semua, kemerdekaan sekedar seremonial. Setelah itu, kita dijajah lagi.

Momentum peringatan HUT RI tak sekedar refleksi. Yang paling penting ada upaya untuk bangkit dari ketertinggalan. Sudah cukup 76 tahun kita refleksi. Tidak baik kalau merenung terlalu lama, tanpa aksi.

Karena penyimpangan di depan mata. Tugas kita saat ini membangun bangsa Indonesia dengan cara-cara yang beradab sesuai konstitusi. Kita masih punya waktu untuk berbenah, menyulam yang tercecer dan menjahit kembali yang terputus.

Inilah saatnya kita menyatukan harapan dan cita-cita bangsa. Karena kita adalah bangsa besar. Bangsa yang merdeka bukan hanya slogan, tapi benar-benar merdeka dan bebas dari persoalan dan ketimpangan sosial.

Kita harus optimis bahwa masih ada secercah harapan di masa yang akan datang. Kita bisa berubah, jika ada pembenahan yang dilakukan, baik oleh pemerintah maupun partisipasi aktif masyarakat.

Baca juga: Kenakan Pakaian Adat Baduy Saat Pidato di Sidang MPR/DPR, Presiden Jokowi Dapat Apresiasi Luas

Untuk itu, perlu gagasan dan gerakan bersama melawan penjajahan oleh bangsa sendiri. Sebab, bangsa ini bukan kurang orang pintar, tapi kekurangan negarawan. Kita masih bekerja sesuka hati, tidak berdasarkan etika-moral dan sesuai amanat UUD 1945. Singkatnya, kita kekurangan stok orang yang beradab.

Oleh karena itu kita harus punya semangat kebangsaan. Dalam spirit kebangsaan, wujudkan optimisme untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Semangat kemerdekaan mesti dibuktikan dengan cara berperan dan berpartisipasi dalam berbagai persoalan publik. Semangat ini harus menjadi dasar kebangkitan memperingati Hari Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. *

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved