Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 14 Agustus 2021: Anak-anak
Sekarang ini nyaris di seluruh gereja ada kebiasaan "berkat anak". Anak-anak yang belum menerima komuni pertama, akan berbaris rapi ke depan altar.
Renungan Harian Katolik Sabtu 14 Agustus 2021: Anak-anak (Matius 19:13-15)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Sebuah penelitian dilakukan secara rahasia terhadap sebuah sekolah di Inggris. Sekolah itu memiliki dua kelas untuk setiap angkatan. Pembagian kelasnya berdasarkan prestasi belajar. Anak-anak yang berperingkat atas ditempatkan di kelas A, sedangkan yang lain di kelas B.
Hasilnya membuat merinding. Anak-anak kelas A menunjukkan prestasi yang luar biasa dahsyat daripada anak-anak kelas B.
Tetapi hasil itu sungguh tak mengagetkan. Pada kenyataannya, hasilnya memang akan seperti itu. Anak-anak kelas A pasti akan menjadi anak-anak kelas A alias nomor satu, anak-anak unggul.
Hal yang justru bikin kaget adalah ini. Anak-anak kelas B ternyata memiliki hasil yang juga tak kalah hebatnya. Bahkan nyaris setara dengan anak-anak kelas A. Tetapi ini yang terjadi, mereka tetap menjadi anak-anak kelas B.
Kesimpulan ditarik dari survei itu. Seperti apa mereka diajar sepanjang tahun ajaran, seperti apa mereka diperlakukan, seperti apa mereka dipercaya, demikianlah jadinya mereka.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 13 Agustus 2021: Tegar Hati
Sekarang ini nyaris di seluruh gereja ada kebiasaan "berkat anak". Setelah komuni, anak-anak yang belum menerima komuni pertama, akan berbaris rapi ke depan altar. Bocah-bocah setingkat Taman Kanak-Kanak Play Group diantar kakak atau bapanya. Begitu juga yang masih bayi, digendong oleh ibunya. Semua maju ke depan, menghadap imam, untuk mendapat berkat, berupa tanda salib di dahi.
Tidak tahu sejak kapan praktek berkat atas anak-anak ini mulai dijalankan. Konon orang-orang Yahudi juga punya kebiasaan seperti ini. Para orang tua membawa anak-anak kepada seorang yang lanjut usia atau seorang ahli Taurat, agar diberi berkat. Hal ini dilakukan pada malam menjelang Hari Perdamaian (bdk. Im 23:26-32), yang sekarang disebut Yom Kippur.
Rupanya Yesus dianggap sederajat dengan ahli-ahli Taurat. Biar masih berusia muda, lebih kurang 30 tahun, Yesus didatangi sejumlah orang yang memohon berkat-Nya bagi anak-anak mereka. "Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka" (Mat 19:13).
Kata "meletakkan tangan" memang berhubungan erat dengan berkat, dengan tindakan yang menyelamatkan (bdk. Luk 5:13; Kej 48:14).
Kayaknya saya pun harus berusaha sekuat tenaga agar anak-anak datang atau bisa dibawa kepada Yesus. Sebisanya saya harus bertindak "in persona Christi" yang membuat anak-anak merasa nyaman.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 11 Agustus 2021: Menegor Sesama
Dulu saat sempat bertugas tambahan di paroki, saya merasa senang bermain dengan anak-anak. Di Botung, sebuah stasi di pulau Adonara, tempat saya asistensi pastoral tiap akhir pekan, ada waktu khusus buat anak-anak.
Sabtu siang saat saya tiba, anak-anak telah menunggu di depan gereja. Mereka akan bersorak riang saat saya muncul dengan sepeda motor. Apalagi ketika kubagikan permen dan cemilan. Mereka larut dalam kegembiraan permainan, menyanyi dan katekese singkat.
Di Pasaman, saat pagi jam 08.30, saya harus duduk di depan pastoran karena itulah waktu anak-anak TK dan SD beristirahat dan mereka akan menyemut mencariku. Tak ada yang dilakukan selain mencium tangan dan mengharapkan berkat.