Berita Lembata

Pegiat Lingkungan di Lembata Pakai Hybrid Engineering Cegah Abrasi Pesisir Lewoleba

talud itu mampu membendung material pasir dan tanaman supaya tidak tergerus jauh dari daratan yang ada selama ini. 

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Pegiat Lingkungan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Lembata memakai Hybrid Engineering supaya mencegah abrasi di Pesisir Lewoleba Pantai SGB Bungsu Lewoleba, Rabu, 11 Agustus 2021 pagi.  

Pegiat Lingkungan di Lembata Pakai Hybrid Engineering Cegah Abrasi Pesisir Lewoleba

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA-Pantai SGB Bungsu, bagian dari wilayah pesisir Lewoleba, Kabupaten Lembata tergerus abrasi cukup parah. 

Dalam catatan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kabupaten Lembata Abrasi Pantai terjadi di Pulau Lembata terjadi sejak 1975.

Panjang abrasi atau air laut masuk ke daratan di wilayah itu kurang lebih 87,30 meter.

Namun sejak saat itu, tidak ada upaya berbagai pihak untuk menahan laju abrasi yang kian meluas tersebut.

Titik terparah abrasi pantai di Lembata, terjadi di pantai SGB Bungsu hingga lebih dari 3 km ke arah Barat. 

Baca juga: Para Politisi Ribut Tentang Kekuasaan Saat Penyintas Bencana Ile Ape Lembata Kekurangan Air Bersih

Pantai tersebut merupakan ruang bermain publik setempat, pada era 1980-an sampai saat ini. 

Lokasi di bibir pantai kota Lewoleba itu lambat laun mulai dikapling oleh pemilik lahan.

Relawan Forum PRB Achan Raring menyebutkan abrasi di Pantai SGB Bungsu cukup parah karena lokasi daratan yang selama ini ditumbuhi pohon kelapa kini sudah tergerus abrasi pantai.

"Kalau kita hitung sejak dulu, berarti sudah ada sekitar 8 baris pohon kelapa yang terdampak abrasi dan sudah tertutup laut sekarang," kata Achan Raring di sela-sela pembuatan talud alami mencegah abrasi dengan metode Hybrid Engineering, Rabu, 11 Agustus 2021 pagi. 

Achan menjelaskan, Hybrid Engineering merupakan konsep inovatif yang memadukan kerjasama dengan alam untuk mengembalikan proses hilangnya sedimen pantai, yang mana pantai mengalami erosi secara dramatis.

Baca juga: Para Politisi Ribut Tentang Kekuasaan Saat Penyintas Bencana Ile Ape Lembata Kekurangan Air Bersih

Forum PRB Lembata yang merupakan kumpulan para pegiat lingkungan dari LSM, komunitas dan unsur masyarakat lainnya membuat talud alami dari bambu, batang pohon reo, dahan kelapa kering serta material lainnya yang ada di pesisir pantai SGB Bungsu Lewoleba.

Talud alami ini akan berfungsi mencegah tergerusnya bibir pantai. Tak seperti talud yang terbuat dari semen atau beton, talud dengan metode Hybrid Engineering ini memungkinkan air laut tetap melewati talud.

Namun talud itu mampu membendung material pasir dan tanaman supaya tidak tergerus jauh dari daratan yang ada selama ini. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved