Berita Lembata
Pegiat Lingkungan di Lembata Pakai Hybrid Engineering Cegah Abrasi Pesisir Lewoleba
talud itu mampu membendung material pasir dan tanaman supaya tidak tergerus jauh dari daratan yang ada selama ini.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Talud alami atau biasa disebut benteng hidup itu dibuat dengan metode Hybrid Engineering bertepatan dengan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional.
Forum PRB kemudian menjadikan Talud Hybrid Engineering di SGB Bungsu itu sebagai demplot talud alami pencegah abrasi yang bisa diterapkan di semua wilayah pesisir Lembata yang terancam abrasi pantai.
Baca juga: Ketua Demokrat Lembata : Wajar Teguran Wabup Langoday Kepada Pace Punang
Relawan Forum PRB Lembata Kornelia Penate memaparkan, hasil assessment menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Pantai SGB Bungsu sangat terancam, dengan dampak yang sudah mulai dirasakan, yakni hilangnya aset masyarakat seperti lahan pertanian produktif beserta tanaman yang ada di atasnya. Tanaman itu seperti deretan pohon kelapa dan jambu mete.
Dampak lainnya, kata Kornelia, adalah rumah-rumah Penduduk yang ada di sekitar wilayah tersebut juga terancam.
Satu rumah tinggal permanen sudah dibongkar karena air laut sudah mencapai tempat tersebut.
"Ada satu rumah lagi yang pasti akan dibongkar juga jika tidak segera diatasi. Sumur/sumber air milik warga ikut terancam," katanya.
Akses jalan dan pantai indah SGB Bungsu juga pasti tidak akan dinikmati anak cucu lagi jika abrasi tidak segera dibendung.
Baca juga: Gawat, Video Bugil Guru Hebohkan Publik Lembata, Polisi Langsung Amankan Pelaku
"Model ini butuh waktu lama, butuh kesabaran besar, maka hari ini kita launching atau merintis Hybrid Engineering supaya kita ajak komunitas bikin cara kerja yang sama dengan motivasi mencintai bumi. Jadi kita semua bekerja untuk satu capaian luar biasa," pungkasnya.(*)