Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 6 Agustus 2021, Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya: Wajah

Beberapa waktu lalu beredar sebuah kolase foto yang memperlihatkan wajah Raja Firaun, bernama Tutankhamun hasil rekonstruksi para peneliti.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Tetapi karena selama itu identitas-Nya tetap tidak ditangkap oleh mereka yang mengikuti-Nya, maka Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagaimana adanya. Bahwa Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Ia berubah wajah, agar keilahian-Nya nampak dan ditangkap oleh kita manusia.

Dengan perubahan itu, Yesus ingin menunjukkan identitas-Nya yang sebenarnya bahwa Ia adalah Anak Allah, anak Allah dalam arti kata asli, bukan dalam arti kiasan.

Sebagai Anak Allah, Ia dikasihi Allah secara istimewa dan Ia harus didengarkan. “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”. Inilah inti iman yang hendak disampaikan melalui perubahan wajah Yesus.

Paling pokok bagi kita adalah bahwa Yesus itu Putera Allah dan Ia harus didengarkan. Kita harus percaya kepada Yesus dan kita harus mendengarkan Yesus.

Hanya ’mendengarkan’, rupanya merupakan persoalan tersendiri bagi kita.

Pertama, karena kita terbiasa lebih banyak berbicara daripada mendengarkan. Atau, setidak-tidaknya yang kita saksikan kenyataan ini, lebih banyak orang yang tampil berbicara daripada mendengarkan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik, Senin 27 Januari 2020 : Focus Berbuat Baik

Kita nonton di televisi, muncul begitu banyak komentator olahraga yang begitu pandai memberi ulasan dan menilai salah strategi pelatih kawakan.

Kedua, karena de facto kita sering dikibuli. Apa yang kita dengar ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya. Yang kita saksikan justru terjadinya  rumpang nilai, yaitu ketidakserasian antara kata dan perbuatan pada diri orang yang kita dengarkan.

Ketiga, karena kita terbiasa dan lebih senang hidup dalam kebisingan, kesibukan, hiruk-pikuk daripada dalam keheningan.

Maka, apakah kita sungguh mau mendengarkan Tuhan dan melakukan apa yang Dia minta kita lakukan? Bagaimana caranya kita mendengarkan Tuhan?

Kitab Kejadian memperlihatkan kepada kita bahwa karena Abraham mendengarkan Tuhan, maka Tuhan bersabda begini, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri … karena engkau mendengarkan sabda-Ku, Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut”.

Dengan ini terungkap sangat jelas bahwa ada jaminan bahwa kita akan mendapat berkat berlimpah-limpah bila kita mendengarkan Tuhan.

Mengenai bagaimana bisa ‘mendengarkan’, kalimat awal Injil hari ini tercatat begini, “... Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama-sama dengan mereka, Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja”.

Penginjil Markus menegaskan bahwa Yesus bersama ketiga pengikut-Nya itu sendirian saja di sebuah gunung yang tinggi.

Jadi, kesendirian yang didukung lokasi yang khusus memungkinkan terjadinya perubahan wajah Yesus. Dalam kesendirian di tempat yang khusus dan sepi-lah, terdengar kata-kata ajakan untuk mendengarkan Yesus. Apa artinya ini bagi kita?

Bisa jadi orang menyangka bahwa karena Tuhan menampakkan kemuliaan-Nya, maka pasti tempat dan suasananya adalah kemewahan, dalam wajah yang  penuh glamour.

Padahal kisah Injil menunjukkan dengan jelas bahwa kita bisa mendengarkan Tuhan dalam kesendirian bersama Tuhan.*

Renungan harian lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved