Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 4 Agustus 2021: Tidak Menyerah

Perempuan muda itu pun akhirnya meninggal dunia setelah melahirkan seorang anak laki-laki yang mungil dan sehat.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Walaupun Yesus berusaha menegakkan tradisi agama Yahudi, perempuan itu melewati tiga tahap “penghinaan” yang berpuncak pada pengakuan imannya oleh Yesus dan penyembuhan anak perempuannya yang kerasukan setan dan sangat menderita. Kasih seorang ibu mengalahkan segala-galanya: rasa malu, harga diri, diskriminasi dan sebagainya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 2 Agustus 2021: Tetap Bersyukur

Perempuan dari Tirus-Sidon itu terbaca sangat sederhana dan berjuang dengan imannya teguh untuk meyakinkan Yesus agar mengalirkan rahmat kesembuhan bagi anak perempuannya.

Hari ini Gereja memperingati pesta Santo Yohanes Maria Vianey. Dia adalah pastor paroki sederhana dari Desa Ars, wilayah sangat terpencil di Perancis. Dia berasal dari keluarga sederhana dan mengalami banyak hambatan, tantangan dan kesulitan dalam proses pendidikan dan pembinaan untuk menjadi imam.

Dia tercatat sebagai imam yang memiliki kelemahan dalam bidang akademik. Banyak orang, termasuk pimpinan yang meragukan kualitasnya untuk menjadi imam. Bahkan setelah ditahbiskan pun, orang masih meragukan apakah dia mampu memberikan nasihat kepada umat di ruang pengakuan.

Namun semua ini tidak mengurungkan niatnya untuk menjadi imam dan hamba Tuhan yang paling berdedikasi dan berkomitmen di kemudian hari.

St Yohanes Maria Vianney menjadi pastor paroki biasa dan sederhana dari desa kecil dan tidak penting yaitu Ars, namun hidup dan kontribusinya akan segera memiliki dampak yang jauh lebih besar pada begitu banyak orang.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 30 Juli 2021: “Nazareth”

Ia mendedikasikan diri bagi umatnya yang sederhana, memperhatikan kebutuhan, terutama kebutuhan rohani orang-orang di bawah asuhannya. Ia menghabiskan banyak waktu untuk berkhotbah, mengunjungi umat dan menghabiskan berjam-jam di kamar pengakuan, di mana lebih banyak orang dari waktu ke waktu akan datang mengunjunginya dan mengaku dosa-dosa mereka kepadanya.

St Yohanes Maria Vianney tetap rendah hati meskipun popularitasnya semakin meningkat, karena ribuan dan lebih berbondong-bondong setiap hari untuk menemuinya dan mengakui dosa-dosa mereka kepadanya, dan untuk meminta nasihat darinya.

Dia menjalani hidupnya dalam pengabdian yang rendah hati kepada Tuhan, menghabiskan waktu untuk mengurus kebutuhan umat Allah dan membawa mereka semakin dekat kepada-Nya. Dia adalah panutan bagi kita semua dan terutama semua imam.

Maria Vianey bekerja dengan tulus hati, bekerja keras, sikap pantang menyerah pada situasi, sikap mau mencoba dan mencoba sembari mengandalkan Tuhan sebagai penggerak utama dalam hidup dan karyanya sebagai imam Tuhan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 2 Agustus 2021: Kamu Harus Memberi

Pengabdiannya yang besar kepada umat di paroki dan hidup rohaninya yang mendalam membuat Santo Yohanes Vianney diangkat menjadi Pelindung Pastor Paroki.

Iman kepada Tuhan akan memerlukan banyak tantangan sebagai jalan pemurnian. Tuhan penuh belas kasih.

Tuhan hanya menuntut kita seperti Perempuan Kanaan: tidak menyerah pada tantangan ketika berupaya mencari rahmat Tuhan dan Santo Vianney: rendah hati agar Tuhan mengubah kita menjadi “Dia” yang konkret dan kontekstual. *

Renungan harian lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved