Salam Pos Kupang

Interkoneksi Listrik Harus Berdampak Positif

Pada Jumat 30 Juli 2021 Manajemen PT PLN UIW NTT telah berhasil melakukan interkoneksi

Editor: Kanis Jehola
Dok Pos-Kupang.Com
Logo Pos Kupang 

POS-KUPANG.COM - PEMBANGUNAN sektor kelistrikan di Provinsi NTT telah menunjukkan langkah maju. Pada Jumat 30 Juli 2021 Manajemen PT PLN UIW NTT telah berhasil melakukan interkoneksi atau menyambung sistem jaringan listrik di Flores bagian Barat dan Flores bagian Timur dengan transmisi 75 Kilovolt.

Sistem interkoneksi ini diharapkan bisa menjawabi kebutuhan listrik, khususnya di Flores bagian Barat dan Flores bagian Timur, baik untuk masyarakat maupun bagi para pengusaha yang ingin menambah daya listrik.

Jujur diakui, daya listrik di wilayah Flores bagian Barat dan Flores bagian Timur selama ini dinilai kurang. Sebelum interkoneksi, daya untuk wilayah Flores bagian Barat sebesar 37,46 MW, beban puncak 37,22 MW, cadangan daya hanya 0,24 MW. Ini sangat tipis. Sementara di Flores bagian Timur, total daya 59 MW, beban puncak 33 MW, cadangan daya saat beban puncak 25 MW.

Dari data tersebut jelas terlihat ada ketimpangan sangat besar pada daya, beban puncak dan cadangan di kedua wilayah tersebut. Tapi dengan interkoneksi tersebut ketimpangan daya, beban puncak dan daya cadangan tersebut sudah bisa diatasi. Kini total daya untuk sistem jaringan listrik di Flores seluruhnya mencapai 96, 5 megawatt (MW), kondisi beban puncak (malam hari) 71 MW, dan cadangan daya saat beban puncak sebesar 25 MW.

Baca juga: PLN Operasikan Tol Listrik Flores 864 Kms, Bupati Agas : Bangun Jaringan Listrik ke Elar

Selain keandalan daya akibat interkoneksi jaringan listrik di kedua wilayah tersebut, adanya pembangkit di Ulumbu dan di Ropa Ende membuat biaya operasional akan lebih efisien dan murah. Biaya operasi sistem kelistrikan di Flores bisa dihemat.

Jika menggunakan bahan bakar solar, kisaran biayanya 2.500 per kWh. Namun dengan menggunakan PLTU biaya operasi dibawa 2500. Dengan sistem gabungan, biaya ini otomatis akan turun berkisar Rp 60 per kWh. Dengan perkiraan biaya turun Rp 59 per kWh PLN bisa menghemat biaya operasi sekitar Rp 22 miliar per tahun.

Bagi kita masyarakat NTT, interkoneksi jaringan listrik tersebut tentu bukan hanya sekadar agar Indonesia terang sebagaimana diimpikan Presiden Jokowi segera terwujud di NTT. Juga bukan sekadar bahwa PLN di NTT bisa melakukan efisiensi atau penghematan biaya operasi listrik.

Bagi kita masyarakat NTT, interkoneksi ini harus dilihat sebagai peluang yang mesti ditangkap sehingga bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan atau peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat.

Baca juga: Normalisasi Jaringan Listrik di Kabupaten TTU telah Mencapai 100%

Apabila selama ini masyarakat maupun pengusaha di NTT tidak bisa berusaha karena dukungan daya listrik yang masih kurang, maka interkoneksi jaringan listrik ini haruslah menjadi pintu pembuka untuk memulai usaha baru.

Saat ini masyarakat maupun pengusaha di wilayah Flores sudah bisa menambah daya listrik untuk kepentingan usahanya. Sudah tidak ada lagi alasan tidak bisa menambah daya listrik karena daya listrik yang tersedia di PLN masih kurang.

Kecuali itu, manajemen PLN juga harus terus berusaha menuntaskan pemasangan jaringan listrik sampai di seluruh pelosok desa dan kampung di Flores. Sebab dari berita media selama ini banyak rumah tangga di Pulau Flores yang belum dipasang jaringan listrik. *

Baca Salam Pos Kupang Lainnya

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved