China Menuduh Australia Lakukan Sabotase Vaksin di Kawasan Pasifik, Apa Masalahnya?

Pertengkaran antara China dan Australia mengenai vaksin Covid-19 menyoroti ketegangan geopolitik di kawasan Pasifik.

Editor: Agustinus Sape
kolase POS-KUPANG.COM/intagram
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Presiden China Xi Jinping. 

China Menuduh Australia Lakukan Sabotase Vaksin di Kawasan Pasifik, Apa Masalahnya?

Pertengkaran antara China dan Australia mengenai vaksin Covid-19 menyoroti ketegangan geopolitik di kawasan Pasifik.

POS-KUPANG.COM, SYDNEY - Pertama adalah daging sapi. Kemudian lobster. Sekarang ini adalah vaksin Covid-19.

Serangkaian bentrokan ekonomi dan diplomatik antara China dan Australia telah meluas ke penjangkauan vaksin regional, dengan negara Pasifik Papua Nugini menjadi titik nyala terbaru.

Kedua saingan tersebut telah menawarkan bantuan pandemi ke Papua Nugini, tetapi China baru-baru ini menuduh Australia melakukan “sabotase vaksin” di sana karena mencoba merendahkan dan memblokir penggunaan vaksin Sinopharm China.

Ini adalah tuduhan yang menunjuk pada geopolitik yang semakin tegang di kawasan Pasifik yang luas, di mana China dan Australia berebut pengaruh.

“Ini konsisten dengan pola yang telah muncul selama beberapa tahun terakhir,” kata Graeme Smith, seorang rekan di Departemen Urusan Pasifik Australian National University (ANU.

“Menggambarkan Australia sebagai tidak berada di sisi Pasifik sekarang menjadi bagian dari pedoman China.”

Persaingan memiliki konsekuensi besar bagi ketegangan antara AS dan China. Australia dan AS adalah sekutu setia yang menghabiskan puluhan tahun membangun hubungan diplomatik dan militer di seluruh Pasifik.

Baca juga: China Kembali Dilanda Wabah Virus Baru Terburuk Setelah Wuhan

Namun dalam 20 tahun terakhir, China telah berubah dari hampir tidak memiliki kehadiran di kawasan itu menjadi donor bantuan terbesar ketiga di sana, saatbersamaan memiliki investasi dan perdagangan yang signifikan di banyak negara.

“Kehadiran China telah berkembang pesat, yang sepenuhnya sejalan dengan apa yang terjadi di tempat lain di dunia,” kata Smith.

'Manipulasi dan intimidasi politik'

Dengan populasi hampir 9 juta, Papua Nugini adalah salah satu negara paling beragam secara budaya di planet ini, dengan ribuan komunitas berbeda yang tinggal di bentang alamnya yang kasar dan terpencil.

Seperti banyak negara berkembang, ia meminta bantuan komunitas internasional untuk peluncuran vaksin Covid-19, yang semakin mendesak dengan lonjakan kasus mulai Maret.

China "menjatuhkan bom" bulan lalu ketika surat kabar berbahasa Inggris Partai Komunis China Global Times menuduh Australia melakukan “sabotase vaksin.” Australia "mengancam pejabat senior untuk tidak menyambut vaksin China," klaimnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved