Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 30 Juli 2021: Nazaret Menolak
Ada ungkapan terkenal dari Buddha, "Aku tak pernah bertengkar dengan dunia. Dunia-lah yang bertengkar dengan-Ku".
Renungan Harian Katolik Jumat 30 Juli 2021: Nazaret Menolak (Matius 13:54-58)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Ada ungkapan terkenal dari Buddha, "Aku tak pernah bertengkar dengan dunia. Dunia-lah yang bertengkar dengan-Ku".
Itu ungkapan yang kiranya memberi landasan kuat mengenai pertentangan, penolakan, konflik dan solusinya. Bahwa sesungguhnya dunia-lah yang selalu bertengkar dengan Buddha, namun Buddha tak pernah bertengkar balik dengan dunia.
Yesus mengalami penolakan di Nazaret.
Penginjil menulis dengan sangat jelas, bahwa "mereka kecewa dan menolak Dia" (Mat 13:57a).
Padahal Nazaret itu kampung asal-Nya. Kedua orang tua-Nya, Yusuf dan Maria, tinggal di situ. Termasuk juga keluarga-Nya dari pihak Yusuf dan keluarga-Nya dari pihak Maria.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 29 Juli 2021: Pukat
Selain itu, tentulah sebagai tukang kayu handal, Yusuf sangat dikenal jasa dan hasil karyanya. Maria pasti mempunyai relasi baik dengan kaum ibu di lingkungan. Terbiasa aktif dalam kegiatan arisan, masak-memasak di perhelatan perkawinan dan hajatan lainnya.
Terbayang nian, betapa miris hati Yesus ketika direndahkan dan mendapat penolakan oleh orang-orang sekampung-Nya.
Ia barusan selesai mengajar orang-orang di rumah ibadat dan mereka sebenarnya takjub sampai terucap kata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat itu?" (Mat 13:54).
Tapi kata-kata berikutnya sungguh pedas, menusuk hati. "Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" (Mat 13:55-56).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Juli 2021: Lalang pun Tumbuh
Penginjil menulis reaksi-tanggapan Yesus sangat singkat-padat. "Seorang nabi di hormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya" (Mat 13:57).
Yesus tak membela diri bahwa Nazaret adalah kampung-Nya juga. Ia tidak memamerkan kehebatan diri-Nya. Ia hanya seakan berkata kepada mereka, "Kalian yang menolak Aku. Aku tak pernah menolak kalian."
Ini mengingatkan saya cerita seorang teman misionaris di pedalaman Amerika Latin. Kondisi wilayahnya sangat berat. Makanan yang belum terbiasa di perut, udara yang tak bersahabat, budaya yang begitu asing.
Belum lagi, ini yang paling berat, perampok bersenjata dan pedagang kokain dan obat terlarang. Pejabat dan aparat keamanan setempat. Tuan-tuan tanah beserta orang-orang bayaran. Mereka ini sangat tidak bersahabat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 28 Juli 2021: Harta Terpendam