Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 25 Juli 2021, Hari Minggu Biasa XVII: Mukjizat Belaskasihan

Ada adegan yang sama dalam dua kisah mukjizat penggandaan roti. Dua adegan itu menarasikan aspek kelemahan dan keterbatasan manusia.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Buka mata dan saksikan banyak orang yang lapar: makanan, ketiadaan kasih, kehilangan perhatian, ketidakadilan, kebohongan (hoaks) dan sebagainya. Dunia kita menjadi arena kelaparan massal hasil rekayasa segelintir kaum kaya yang disulap menjadi manusia yang rakus, serakah dan egois.

Menurut Mahatma Gandhi, orang yang memiliki lebih daripada yang ia butuhkan adalah seorang pencuri. Kita bisa menghadirkan mukjizat dari Tuhan melalui persembahan diri dan apa yang kita miliki bagi orang lain.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Juli 2021: Lalang pun Tumbuh

Salama masa pandemi Covid-19 ini, kasih Tuhan itu mengalir tulus dari sekian banyak orang yang berjiwa altruistis. Ketika orang memberi dan berbagi dengan tulus apa yang dimiliki kepada orang kecil dan menderita yang sangat membutuhkan, semakin melimpah pula rahmat yang diterima sebagai ganjaran dari Tuhan.

Hidup yang memberi adalah hidup yang bermakna Kristus. Ia rela mengosongkan diri-Nya. Dia memberi total semua yang Ia miliki untuk menyelamatkan manusia.

Pengosongan diri menghadirkan rasa sakit karena secara alamiah manusia berhasrat “memiliki.” Sebuah ujian ketahanan iman yang luar biasa. Semakin kita mencintai sesama dengan ikhlas, semakin besar pula kesabaran yang kita pupuk sebagai risikonya.

Mencintai sesama adalah sebuah salib. Tapi salib Kristus adalah gerbang memasuki area keselamatan Allah. Jadi, mengapa kita takut berbuat kasih? Inilah mukjizat yang bisa kita hadirkan di tengah wabah pandemi Covid-19 ini.*

Renungan harian lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved