Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 18 Juli 2021: Hati Berbelas Kasihan
Bahaya dalam masyarakat sekarang adalah egoisme dan ketidakpedulian yang merasuk.
Ia tidak bisa acuh tak acuh. PelayananNya dibutuhkan saat itu. Dengan segera Ia bertindak. TindakanNya bersumber dari hati yang tergerak oleh belas kasihan.
Manusia yang mengharapkan pelayananNya mendapatkan apa yang dirindukan. Melalui pengajaranNya, wawasan hidup injili ditanamkan. Melalui mujizatNya, cinta kasih kristiani disebarkan.
Sikap peduli Yesus bersumber dari hatiNya. Hati adalah inti diri manusia. Dari hati, mengalirlah kebaikan. Akal budi mencari kebenaran. Hati yang dipenuhi kasih mencari kebaikan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 16 Juli 2021: Salus Animarum
Hati Yesus sumber cinta kasih. Darinya mengalir perhatian dan kepedulian terhadap manusia yang menderita. Sikap tanggapNya menunjukkan bahwa hatiNya memang penuh cinta kasih.
Orang yang hatinya penuh cinta kasih akan peduli pada lingkungan sekitar. Kepedulian itu diwujudkan dalam sikap dan tindakan tanggap untuk menolong sesama.
Menjadi Manusia Kasih
Setiap murid Kristus maupun siapa saja yang berkehendak baik tentu menginginkan sebuah kehidupan bersama yang harmonis, damai, solider, sejahtera.
Untuk mencapai tujuan bersama itu, setiap anggota komunitas masyarakat berperan dalam partisipasi kolektif yang saling melengkapi dan memberdayakan.
Pada aras ini, sikap egois, ingat diri, acuh tak acuh, tidak peduli dan sejenisnya tidak diperlukan karena menghambat kebersamaan mutualis.
Sebaliknya sikap yang diperlukan adalah solider, peduli, tanggap, dan ikut ambil bagian dalam ikhtiar bersama mewujudkan kesejahteraan publik.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juli 2021: Spirit Pelayanan Tanpa Kemelekatan
Belajar dari Yesus yang peduli dan tanggap, setiap murid berupaya menjadi manusia solider. Teladan Yesus menjadi inspirasi yang terus menggema dalam proses hidup bersama.
Dengan demikian, menjadi manusia kasih adalah panggilan dan perutusan setiap murid Kristus. Di mana pun seorang murid berada dan hidup bersama orang lain, di situ ia diutus menghadirkan wawasan dan tatanan injili.
Kuncinya ada pada hati. Hati kristiani. Yaitu hati yang berpola hati Yesus. Hati Yesus menjadi model. Hati seorang murid seyogianya menyerupai hati Sang Guru.
Dengan hati yang dipenuhi cinta kasih, maka sikap peduli, solider dan tanggap dengan sendirinya terhayati sebagai habitus pribadi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 15 Juli 2021: Beban Hidup
Bagaimana caranya agar memiliki hati yang demikian? Ada dua sarana. Doa dan refleksi intensif.