Sineas Elmo dan Aldino Harumkan Nama Lembata Dengan Karya Film Bertema Budaya Lokal
penggiat budaya Abdul Gafur Sarabiti menguraikan, karya dua sineas muda dari Lembata ini merupakan kebanggaan tersendiri
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso

Sineas Elmo dan Aldino Harumkan Nama Lembata dengan Karya Film Bertema Budaya Lokal
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA-Tahun ini, karya film dua sineas asli tanah Lembata Elmo Alessio dan Aldino Purwanto Bediona berhasil lolos dalam dua ajang seleksi film yang berbeda di tingkat nasional dan internasional.
Proposal film milik Elmo Alessio bertajuk Lewohala diterima dalam seleksi Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) tahun 2021 yang diadakan oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Kemendikbud Ristek.
Sedangkan, film Keru Baki karya Aldino Purwanto Bediona jadi salah satu film pendek yang dipilih dalam ajang Kalimantan Indigenous International Film Festival (KIIFF) 2021.
Meski terlibat dalam dua perhelatan film yang berbeda, penggiat budaya Abdul Gafur Sarabiti menguraikan, karya dua sineas muda dari Lembata ini merupakan kebanggaan tersendiri.
Melalui karya film, kata Gafur, sineas Elmo dan Aldino sebenarnya telah mengharumkan nama tanah Lembata dengan cara mereka sendiri.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Lembata Terus Dilakukan
Gafur sendiri turut mendampingi Elmo Alessio menggarap proposal film Lewohala untuk mengikuti Fasilitasi Bidang Kebudayaan tahun 2021 oleh Dirjen Kebudayan Kemendikbud Ristek "Dia (Elmo) masukan proposal ke situ.
Proposalnya jadi salah satu yang terbaik dari ratusan orang yang memasukan proposal di Fasilitasi Bidang Kebudayaan" kata Gafur kepada Pos Kupang, Senin, 12 Juli 2021.
Selanjutnya, Elmo akan mendapat dana hibah langsung dari kementerian untuk menggarap film tersebut.
"Sebagai penggiat budaya tugas saya adalah menyebarkan informasi tentang event-event kementerian ke para pelaku budaya dan seniman," tambah salah satu Founder Sekola Gembira tersebut.
Di Lembata, dia menambahkan, ada tiga pelaku budaya dan komunitas seni yang coba memasukan proposal yakni Bapak Yos Waleng, Komunitas Sanggar Seni Alegra dan Sineas Elmo Alessio. Namun, hanya proposal Elmo yang diterima.
Baca juga: Ini Jadi Alasan di Lembata-NTT, Pedagang dan Pembeli di Pasar Wajib Tunjukan Kartu Vaksin Covid-19
Gafur berujar kampung adat Lewohala yang ada di Kecamatan Ile Ape Timur adalah salah satu warisan budaya tak benda yang sudah diakui negara melalui kementerian.
Jadi prestasi Elmo Alessio ini jadi semacam angin segar untuk memperkenalkan salah satu warisan budaya di Kabupaten Lembata kepada siapa saja yang akan menonton film tersebut.
"Daerah-daerah yang tergolong 3T jadi daerah prioritas, pelaku budayanya diprioritaskan sehingga ke depan yang sudah difasilitasi tidak dapat lagi. Harapannya Elmo jadi pintu masuk yang lain," imbuhnya.
Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) merupakan kegiatan pendukungan berupa fasilitasi dana hibah kepada suatu kelompok kebudayaan atau perseorangan.
Gafur mengungkapkan ada tiga kategori FBK yakni pertama; dokumentasi karya/pengetahuan maestro, penciptaan karya kreatif inovatif dan pendayagunaan ruang publik.
Baca juga: Dilaporkan Bupati Lembata Usai Aksi 20 Mei 2021 ,Hamid Nasrudin Anas Diperiksa Polisi
Film Keru Baki Tayang Secara Global Agustus 2021
Sementara itu, Film Keru Baki karya Sineas Aldino Purwanto Bediona akan ditampilkan secara global dalam Kalimantan Indigenous International Film Festival (KIIFF) pada 8 Agustus 2021.
Setelah penayangan, akan ada sesi diskusi secara virtual bersama Aldino sebagai sutradara. Aldino merupakan sineas asli Lembata pertama yang karya filmnya lolos Festival Film bertaraf Internasional.
Elmo dan Aldino bukan orang baru dalam dunia perfilman di Lembata. Masing-masing mereka punya karya film sebelumnya yang turut menghiasi panggung perfilman di NTT.
Elmo punya rumah produksi film bernama 13 Frame yang kemarin sempat merilis film Bajo. Sedangkan Aldino juga punya studio film sendiri yang bernama Inama Studio.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah yang Dilaporkan Bupati Lembata Diperiksa, Bung Anas: Kooperatif
Keduanya juga sering bekerja sama dalam menggarap film dan video pendek.
Saat ini, di tengah kesibukan masing-masing, Elmo dan Aldino ada dalam satu rumah produksi bernama Ruang Seni Pertunjukan Lembata guna menggarap film Bajo 2 yang rencananya akan dirilis tahun ini juga.
Dengan potensi anak muda yang ada, keduanya optimistis bisa membangun satu ekosistem film yang baik di bumi Lembata yang saat ini dinamakan Masyarakay Sinema Lembata.
Beberapa anak muda Lembata yang saat ini sering terlibat bersama Elmo dan Aldino dalam rumah produksi Ruang Seni Pertunjukan Lembata di antaranya adalah seniman teater Yoman Making, videografer Yoris Wutun, Ama Lamak.
Ada juga Ian Kerong, Acan Sarabiti, penulis Agen Doang, seniman Ani Woyo, dan Lia Dasion serta anak muda Lembata lainnya.(*)