Puluhan Tahun Merugi, PDAM Ngada Akhirnya Peroleh Untung Dua Tahun Berturut-turut, Ini KIatnya
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Ngada, selama puluhan tahun lalu selalu merugi. Namun sudah dua tahun berturut-turut yakn
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Ferry Ndoen
Puluhan Tahun Merugi, PDAM Ngada Akhirnya Peroleh Untung Dua Tahun Berturut-turut
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Ngada, selama puluhan tahun lalu selalu merugi. Namun sudah dua tahun berturut-turut yakni tahun 2019 dan 2020, PDAM Ngada akhirnya mengalami keuntungan.
Direktur PDAM Ngada, Paskalis Losa mengatakan hal itu kepada Pos Kupang saat ditemui di ruang kerjannya, Senin 12 Juli 2021.
Paskalis mengaku, PDAM mengalami keuntungan karena dalam pengelolaannya, pihaknya mengurangi tingkat kebocoran air. Selain itu, setiap bulan, pihaknya selalu berusaha untuk melakukan pergantian meteran air.
"Kami selalu melakukan rehap dimana titik-titik terjadi kebocoran, sehingga air yang kita jual semakin banyak kepada masyarakat. Karena air yang dijual kepada masyarakat semakin banyak, maka penerimaan bulanan melampaui pengeluaran. Kalau demikian, maka logikannya perusahaan untung," ungkapnya.
Baca juga: Di Kota Kupang Calon Siswa Tak Terakomodir Sistem Zonasi, Orang Tua Temui Kadis Pendidikan NTT
Paskalis mengatakan bahwa, memang sejak dirinya bergabung menjadi pimpinan di perusahaan tersebut pada tahun 2014 yang lalu, PDAM Ngada masih mengalami kerugian hingga tahun 2018.
Namun memasuki tahun 2019, PDAM Ngada sudah memgalami keuntungan sebesar Rp. 125 juta. Setahun kemudian, PDAM Ngada tetap mengalami keuntungan Rp. 119 juta, walaupun ditengah pandemi covid-19.
"Karena lebih banyak dari para pelanggan yang tidak datang bayar karena takut corona, karena ada pengumuman dari Satgas. Tapi kami masih tetap Untung senilai Rp. 119 juta," ungkapnya.
Paskalis mengatakan, karena keuntungan tersebut direkam oleh pihak pajak Pratama Ende, maka pihaknya harus membayar pajak. Sebagai wajib pajak maka baru dua Minggu yang lalu, pihaknya sudah membayar pajak sebesar Rp. 41 juta.
"Tujuan kami bahwa apapun yang terjadi kedepan, siapapu yang nanti akan mengantikan estafet ini, maka mereka tidak mengalami beban lagi karena semua item pengeluaran sudah kami ekseusi memang," ungkapnya.
Paskalis mengatakan bahwa, kedepan pihaknya tetap berupaya agar perusahaan daerah tersebut tetap akan mengalami keuntungan seperti pada tahun 2019 dan 2021. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan peningkatan debit air di Lokosambi dengan anggaran dari APBN sebesar Rp. 5,7 miliar.
"Dan nilai yang ada tidak saja optimalisasi peningkatan debit untuk dilayani kepada masyarakat, tetapi juga perluasan jaringan dan tambahan sambungan rumah. Jadi kita melakukan perluasan jaringan dengan sedikit melakukan perluasan SR," ujarnya.
Paskalis optimis, jika semua strategi tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka target untuk mendapatkan keuntungan pada tahun 2021 dapat tercapai.
Paskalis mengaku, selain mengalami keuntungan, jumlah pelanggan PDAM juga mengalami peningkatan yang signifikan. Jika sebelumnya ia bergabung, jumlah pelanggan hanya sebanyak 6500 pelanggan, maka saat ini, jumlah pelanggan mengalami peningkatan sebanyak 10.595 pelanggan.
"Dulu saat saya masuk, unit pelayananan kita baru lima, maka pada saat ini sudah delapan. Jadi kita tetap berusaha untuk selalu mendekatkan pelayanan kepada masyarakat," ungkapnya. (mm)
