Workshop Pelucuran Hasil Rapid Care Analysis: Berbagi Peran Pekerjaan Perawatan tak Berbayar
KTAS Provinsi NTT menggelar Workshop Peluncuran Hasil Rapid Care Analysis ( RCA) Unpaid Care Work ( UCW), pekerjaan perawatan tak berbayar
POS-KUPANG.COM - KONSORSIUM Timor Adil dan Setara ( KTAS) Provinsi NTT menggelar Workshop Peluncuran Hasil Rapid Care Analysis ( RCA) Unpaid Care Work ( UCW), pekerjaan perawatan tak berbayar.
Kegiatan yang digelar di Kupang selama Selasa-Rabu (29-30 Juni 2021) itu diikuti 46 kepala desa, BPD dan forum perempuan dari 12 desa di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan ( TTS) dan Timor Tengah Utara ( TTU).
Riset RCA dilaksanakan sejak Maret 2021. Hasil RCA menjadi evidence advocacy bagi upaya pemberdayaan perempuan dan penghargaan atas kerja-kerja perempuan terkait kerja keperawatan atau kerja-kerja tak berbayar.
Sebagaimana diketahui, pekerjaan rumah tangga merupakan peran yang menuntut perempuan mencurahkan waktu, pikiran dan energi yang besar. Akibatnya, perempuan menjadi tidak bebas dalam melakukan peran ekonomi dan sosial.
Baca juga: Workshop Moderasi Beragama Orang Muda Lintas Agama: Jangan Memperebutkan Tuhan
Dalam konteks wilayah yang masih menganut sistem patriarkat, seperti di NTT, urusan rumah tangga menjadi urusan mutlak bagi perempuan.
Urusan rumah tangga juga meliputi kerja-kerja perawatan keluarga dan komunitas seperti mengasuh anak, merawa lansia, orang sakit dan orang difabel, menyediakan makanan untuk keluarga, mencuci baju dan membersihkan rumah dan yang lainnya.
Pekerjaan-pekerjaan perawatan ini dinilai sebagai pekerjaan non produktif karena tidak menghasilkan uang.
"Norma sosial dalam budaya patriarkat senantiasa memandang pekerjaan domestik atau kerja perawatan yang tidak dibayar sebagai kewajiban perempuan.
Baca juga: Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Undana Gelar Workshop Kurikulum
Dan pekerjaan domestik telah menciptakan beban ganda bagi perempuan dan sejumlah ketidakadilan berbasis gender," kata Koordinator KTAS NTT Ansi Rihi Dara, SH.
Bagaimana para pengambil kebijakan mengakui dan menaruh perhatian atas masalah perawatan akan membawa implikasi penting bagi pencapaian kesetaraan gender, yakni memperluas kapabilitas dan pilihan perempuan dan laki-laki, ataukah hanya membatasi perempuan pada peran tradisional terkait dengan feminitas dan keibuan.
Selama ini OXFAM Indonesia dalam proyek I WIL atau Indonesia Women in Leadership yang didukung oleh Pemerintah Australia telah berupaya mengkampanyekan tentang pekerjaan perawatan tak berbayar atau UCW pada wilayah dampingan di NTT.
Sejalan dengan upaya tersebut, Oxfam Indonesia melalui KTAS NTT melakukan sebuah riset RCA untuk mengetahui konteks kerja tak berbayar.
Workshop menghadirkan penanggap dari DP3A Provinsi NTT yang membahas soal mengapa kita harus peduli, pentingnya memperhitungkan UCW untuk perlindungan perempuan di ruang domestik dan public; dari BPMD Provinsi NTT tentang peluang kebijakan pada level desa yang mengatasi hambatan UCW dan mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan.
Akademisi Undana, Dr David BW Pandie, MS membahas tinjauan sosial budaya terhadap UCW dalam rangka mengatasi hambatan dalam pemberdayaan ekonomi perempuan di NTT. Bertindak sebagai moderator, Gatreda Djukana,SH, MH.
Hasil penelitian RCA untuk UCW pada 3 kabupaten menyebutkan bahwa meskipun perempuan memiliki alokasi waktu bekerja yang lebih lama, tapi mereka tidak mempermasalakan karena menganggap bahwa pekerjaan itu adalah tugas mereka.
