Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Undana Gelar Workshop Kurikulum

Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Undana Gelar Workshop Kurikulum

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM ,Michaella Uzurasi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang menggelar kegiatan workshop kurikulum, Senin, 28 Juni 2021.

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi, Dr. Petrus Ana Andung, S.Sos, M.Si dalam kesempatan tersebut mengatakan, kegiatan ini sebetulnya merupakan ajang Prodi Ilmu Komunikasi membuka diri terhadap berbagai macam masukan atau pun feed back dari semua stakeholders terkait dengan eksistensi Prodi Ilmu Komunikasi secara keseluruhan.

"Terutama masukan yang kami butuhkan terkait dengan revisi penyempurnaan kurikulum, khususnya dalam kaitan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka," kata Petrus.

Lanjut Petrus, walaupun wokshop ini hanya digelar selama dua hari kami pihaknya sangat berharap tetap berjalan dengan baik terutama masukan yang sangat berarti dari seluruh stakeholder yang hadir baik secara online maupun offline.

"Kegiatan ini sebenarnya merupakan kegiatan yang kesekian dari seluruh rangkaian yang pernah kami lakukan sebelumnya, kami sudah melakukan berbagai macam kegiatan mulai dari research study, mini research ataupun terkait dengan masukan terhadap Prodi Ilmu Komunikasi namun hari ini juga merupakan kesempatan dimana kami ingin mendapatkan feed back lebih lanjut terhadap apa yang telah kami rancangkan di Prodi Ilmu Komunikasi," jelas Petrus.

Dekan FISIP Undana yang diwakili Wakil Dekan Drs. Yakob Wadu M.Si, sebelum membuka kegiatan menyampaikan apresiasi kepada Prodi Ilmu Komunikasi sebagai Prodi pertama yang sudah selesai merevisi kurikulum dibanding empat prodi lain di FISIP Undana.

"Pertama - tama saya sampaikan bahwa yang akan membuka acara ini Pak Dekan. Tetapi karena bersamaan dengan wisuda hari ini maka Pak Dekan meminta tolong saya untuk mewakili membuka kegiatan hari ini," kata Yakob.

Dia melanjutkan, revisi kurikulum sudah akan dilaksanakan sebelumnya untuk kurikulum era industri 4.o tetapi bersamaan dengan itu muncul lagi kebijakan dari pemerintah ditambah dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sehingga baru terealisasi sekarang. 

"Justru teman - teman komunikasi yang cepat untuk merespon perubahan - perubahan tersebut," katanya.

Menurut dia, perubahan kurikulum bisa dilakukan karena dua hal. Pertama, karena ilmu pengetahuan terus berkembang dan kita meresponnya melalui perubahan - perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum bisa terjadi karena kebijakan. 

"Saya kira dua hal ini memang harus kita akomodasi untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, yang berkualitas, yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja," ujar Yakob.

"Kalau lulusan kita bisa dipercaya oleh pasar kerja berarti itu kita diberikan kepercayaan selain itu juga sekaligus replikasi terhadap sustainabilitas dari Prodi Kita," lanjutnya.

Disamping itu, ujar Yakob, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kurikulum harus dilengkapi dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

"Kurikulum di FISIP ini belum semua dilengkapi tapi tahun ini kita akan berusaha untuk mewajibkan semua yang bertugas untuk melakukan revisi kurikulum atau apapun itu. Karena masalahnya dengan kelas paralel seperti sekarang ini seeing terjadi perbedaan antara satu mata kuliah yang diajarkan pada kelas paralel, masing - masing dosen dengan RPS nya sendiri - sendiri," kata Yakob.

"Kita ingin bahwa semua dosen yang mengajar kelas paralel pun harus menggunakan RPS yang sama sehingga tidak bervariasi," tambahnya.

"Ini hal yang perlu kita perhatikan. Memang saya tahu bahwa pekerjaan ini tidak mudah tapi kita harus berusaha untuk menyelesaikan itu," pungkasnya.(cr4)